MERDEKA.COM. Jumat malam pekan kemarin, (31/5), Fransiskus Refra Kei alias Tito Kei tewas ditembak orang tak dikenal saat bermain domino di warung kelontong, di Perumahan Titian Indah, Jalan Titian RT 03/11, Kelurahan Kali Baru, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat. Adik kandung John Kei itu meninggal dengan luka tembak di kepala.
Bukan hanya Tito, pemilik warung bernama Ratim juga turut menjadi korban. Pria 70 tahun itu tewas akibat luka tembak di bagian dada kiri. Sementara ini, polisi menyebut pelaku berjumlah satu orang menutup wajah dengan helm dan jalan kaki.
Hingga kini, pelaku penembakan masih gelap, berikut dengan motif dan aktor yang terlibat. Namun demikian, beberapa peristiwa sebelum penembakan dikait-kaitkan dengan insiden itu. Misalnya kericuhan yang terjadi di Cafe Liquid, Semarang, Jawa Tengah, sehari sebelum penembakan.
Di Cafe itu sempat terjadi kericuhan antara warga Ambon dengan oknum TNI. Peristiwa itu berawal saat perkelahian sekelompok pria yang diduga preman dengan aparat keamanan di cafe di Gedung Thamrin Square lantai dua, di Jalan Thamprin. Perkelahian itu sempat terekam kamera CCTV.
Saat itu, kedua pria yang diketahui berasal dari Indonesia Timur datang ke cafe dan memaksa tidak membayar. Karena tidak diizinkan masuk, keduanya lantas memukuli petugas keamanan cafe. Saat kejadian, rupanya datang empat pria lain untuk membantu kedua pria, salah satunya bernama Rido Hehanusa (31).
Di saat bersamaan, seorang aparat keamanan yang kebetulan berada di lokasi langsung melerai aksi baku hantam tersebut. Mereka juga mengumpat dan mencaci maki. "Kami tidak takut tentara atau polisi. Di Jogja dan Jakarta, mereka kami gorok," ucap salah satu pelaku seperti terekam CCTV cafe.
Saat itu, Rido bersama temannya, Very pindah tempat nongkrong di E Plaza. Sesampai di E Plaza, Rido didatangi orang yang diduga oknum TNI. Kemudian, Rido dibawa pergi menggunakan taksi. Namun Kasubdit Reserse Mobil (Resmob) Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heriyawan di Mapolda membantah."Tidak, itu tidak ada kaitannya," kata dia.
Peristiwa lain adalah bentrok antar preman di Jakarta. Terakhir kelompok Tito Kei sempat bentrok dengan kelompok Hercules Rozario Marshall. Dua kelompok ini sempat berseteru beberapa waktu lalu. Bentrok terakhir pecah di Jalan Raya Kamal, Cengkareng, Jakarta Barat, akhir Agustus 2012.
Bentrok itu menewaskan dua orang ditembak polisi. Keduanya anak buah Hercules. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menegaskan bila bentrokan tersebut antara kelompok Hercules dengan kelompok Jonh Kei. Bentrokan dipicu perebutan lahan sengketa.
"Pengambilalihan penguasaan tanah di Lahan Tanah Sabar Ganda Jl Cengkareng Kamal dari kelompok Hercules oleh kelompok John Kei," ujar Rikwanto kepada wartawan, Kamis (30/8).
Namun apakah peristiwa itu ada kaitanya dengan kematian Tito Kei. Hercules menegaskan tidak memiliki kaitan dengan kematian Tito Refra Kei. Pernyataan tersebut diungkapkan Hercules usai menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, dengan agenda pemanggilan saksi.
"Saya tidak ada urusan dengan itu, saya tidak akan menjawab itu," kata Hercules di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin (3/6).
Lebih lanjut, pria yang didakwa dengan pasal berlapis itu mengaku saat ini tengah fokus menjalani persidangan kasus yang membelitnya. "Saat ini saya hanya mengurus urusan saya saja," ujar dia. Hercules didakwa pasal penghasutan dan pengeroyokan.
Peristiwa lain adalah serangkaian bentrok antar preman di Jakarta yang kerap memicu aksi koboi. Beberapa preman jalanan menenteng senjata masih merajalela di jalanan. Hal itu dikatakan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Edi Saputra Hasibuan kepada merdeka.com, Minggu kemarin.
Edi minta agar Polda Metro Jaya bertindak cepat mengungkap siapa aktor intelektual pembunuh adik John Kei itu. Menurutnya, tak ada alasan bagi Polri untuk lambat mengungkap kasus ini. "Ini sangat meresahkan masyarakat. Jangan biarkan koboi-koboi bebas beraksi di kota ini," tegasnya.
Sumber: Merdeka.com
Bukan hanya Tito, pemilik warung bernama Ratim juga turut menjadi korban. Pria 70 tahun itu tewas akibat luka tembak di bagian dada kiri. Sementara ini, polisi menyebut pelaku berjumlah satu orang menutup wajah dengan helm dan jalan kaki.
Hingga kini, pelaku penembakan masih gelap, berikut dengan motif dan aktor yang terlibat. Namun demikian, beberapa peristiwa sebelum penembakan dikait-kaitkan dengan insiden itu. Misalnya kericuhan yang terjadi di Cafe Liquid, Semarang, Jawa Tengah, sehari sebelum penembakan.
Di Cafe itu sempat terjadi kericuhan antara warga Ambon dengan oknum TNI. Peristiwa itu berawal saat perkelahian sekelompok pria yang diduga preman dengan aparat keamanan di cafe di Gedung Thamrin Square lantai dua, di Jalan Thamprin. Perkelahian itu sempat terekam kamera CCTV.
Saat itu, kedua pria yang diketahui berasal dari Indonesia Timur datang ke cafe dan memaksa tidak membayar. Karena tidak diizinkan masuk, keduanya lantas memukuli petugas keamanan cafe. Saat kejadian, rupanya datang empat pria lain untuk membantu kedua pria, salah satunya bernama Rido Hehanusa (31).
Di saat bersamaan, seorang aparat keamanan yang kebetulan berada di lokasi langsung melerai aksi baku hantam tersebut. Mereka juga mengumpat dan mencaci maki. "Kami tidak takut tentara atau polisi. Di Jogja dan Jakarta, mereka kami gorok," ucap salah satu pelaku seperti terekam CCTV cafe.
Saat itu, Rido bersama temannya, Very pindah tempat nongkrong di E Plaza. Sesampai di E Plaza, Rido didatangi orang yang diduga oknum TNI. Kemudian, Rido dibawa pergi menggunakan taksi. Namun Kasubdit Reserse Mobil (Resmob) Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heriyawan di Mapolda membantah."Tidak, itu tidak ada kaitannya," kata dia.
Peristiwa lain adalah bentrok antar preman di Jakarta. Terakhir kelompok Tito Kei sempat bentrok dengan kelompok Hercules Rozario Marshall. Dua kelompok ini sempat berseteru beberapa waktu lalu. Bentrok terakhir pecah di Jalan Raya Kamal, Cengkareng, Jakarta Barat, akhir Agustus 2012.
Bentrok itu menewaskan dua orang ditembak polisi. Keduanya anak buah Hercules. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menegaskan bila bentrokan tersebut antara kelompok Hercules dengan kelompok Jonh Kei. Bentrokan dipicu perebutan lahan sengketa.
"Pengambilalihan penguasaan tanah di Lahan Tanah Sabar Ganda Jl Cengkareng Kamal dari kelompok Hercules oleh kelompok John Kei," ujar Rikwanto kepada wartawan, Kamis (30/8).
Namun apakah peristiwa itu ada kaitanya dengan kematian Tito Kei. Hercules menegaskan tidak memiliki kaitan dengan kematian Tito Refra Kei. Pernyataan tersebut diungkapkan Hercules usai menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, dengan agenda pemanggilan saksi.
"Saya tidak ada urusan dengan itu, saya tidak akan menjawab itu," kata Hercules di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin (3/6).
Lebih lanjut, pria yang didakwa dengan pasal berlapis itu mengaku saat ini tengah fokus menjalani persidangan kasus yang membelitnya. "Saat ini saya hanya mengurus urusan saya saja," ujar dia. Hercules didakwa pasal penghasutan dan pengeroyokan.
Peristiwa lain adalah serangkaian bentrok antar preman di Jakarta yang kerap memicu aksi koboi. Beberapa preman jalanan menenteng senjata masih merajalela di jalanan. Hal itu dikatakan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Edi Saputra Hasibuan kepada merdeka.com, Minggu kemarin.
Edi minta agar Polda Metro Jaya bertindak cepat mengungkap siapa aktor intelektual pembunuh adik John Kei itu. Menurutnya, tak ada alasan bagi Polri untuk lambat mengungkap kasus ini. "Ini sangat meresahkan masyarakat. Jangan biarkan koboi-koboi bebas beraksi di kota ini," tegasnya.
No comments:
Post a Comment