BULOG : Aceh Mangkuk Nasinya Indonesia, Karena Penanaman Padi Paling Produktif Sumbernya Dari Aceh
* Aceh sebagai mangkuk nasi Indonesia. BULOG membeli beras dengan jumlah Murah dari Aceh. Sebagai tambahan, pihak perantara ( Pemodal Luar Aceh ) mengumpulkan produk beras dan mengirimnya ke Medan untuk diolah lebih jauh sebelum kemudian dijual dengan harga lebih tinggi, Jadi Masyarakat Petani Aceh Masih Hidup Dalam Keterbatasan Karena Tidak Ada Kilang Padi Berstandar Internasional DI Aceh.
Banda Aceh - Aceh adalah wilayah dengan populasi rendah jika dibandingkan dengan ukuran geografinya. Sehubungan dengan ini, kegiatan-kegiatan pertaniannya, terutama pembudayaan beras, mencakupi area yang luas.
Pemerintah Indonesia Harus menyediakan kilang padi berstandar Internasional, Jika Tidak Aceh Tidak Berkembang Produktivitas Ekonomi pada Sektor beras, Karena murah di tampung ke Luar Aceh.
Oleh karenanya, Aceh diakui sebagai salah satu provinsi penanaman beras paling produktif di Indonesia. Areanya terbentang dari sekitaran Banda Aceh hingga Aceh timur termasuk dari wilayah pesisiran hingga kecamatan di pedalaman.
Walaupun begitu, harus diperhatikan bahwa sektor beras pada awalnya tidak dikelola oleh produsen-produsen besar, sebaliknya dikomando oleh produsen-produsen kecil dan menengah seperti pabrik bisnis keluarga yang dipupuk dengan usaha sendiri.
Sebagaimana yang tersebut dalam data-data yang telah diterbitkan, hampir 80% lapangan pertanian hanya diairi oleh kondisi iklim normal, dan hanya 20% lainnya yang dialiri dengan sungai-sungai layak berbasis sistem irigasi.
Mereka harus menemukan solusi praktis yang akan memudahkan kehidupan orang-orang kampung tanpa merampas kehidupan mereka di tanah kelahiran atau menjadikan mereka terlunta-lunta di sekitaran kota sebagai orang-orang tanpa akar, Jadi pemerintah Indonesia Harus menyediakan kilang padi berstandar Internasional, Jika Tidak Aceh Tidak Berkembang Produktivitas Ekonomi pada Sektor beras, Karena murah di tampung ke Luar Aceh.
Ketika Aceh mungkin akan segera menghadapi pencapaian tinggi dari proses produksi pertanian, pihak-pihak terkait perlu menyibukkan diri untuk menemukan pemecahan-pemecahan dan memberikan arahan yang benar bagi perubahan sosial.
Tanpa diragukan ini menjadi sebuah aspek unik masyarakat Aceh dalam menangani persoalan-persoalannya dan tentu akan menjadi model bagi masyarakat-masyarakat dari wilayah sekitar dengan persoalan yang sama atau di dunia secara global
Oleh Mehmet Ozay, Pendiri Pusat Kebudayaan Aceh dan Turki (PuKAT)
No comments:
Post a Comment