* Gubernur Minta Dihubungkan ke Pelabuhan
BANDA ACEH - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan merancang ulang pembangunan jalur kereta api Aceh. Dana yang disediakan untuk penyusunan rencana tersebut mencapai Rp 10 miliar pada tahun ini.
Informasi tersebut diperoleh Serambi dari Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika (Dishubkomintel) Aceh, Said Rasul, dan Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Proyek Kereta Api Aceh pada Dishubkomintel Aceh, Faisal.
“Proyek merancang kembali kelanjutan pembangunan jalur Kereta Api Aceh itu telah ditender dan rekanan yang melaksanakan pekerjaan sedang melakukan survei awal untuk mencari jalur yang paling aman dan strategis,” kata Faisal, Rabu (19/6).
Tahun ini ia sebutkan, Pemerintah Pusat mengalokasikan anggaran sebsar Rp 10 miliar. Dana itu antara lain akan digunakan untuk untuk pemeliharaan jalur kereta api yang sudah selesai dikerjakan sepanjang 11,3 kilometer dan yang masih terputus-putus sepanjang 8 kilometer.
“Anggaran itu juga digunakan untuk pembuatan master plan ruas jalur baru. Master plan itu nanti akan memaparkan tahapan pembangunan dan besaran anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembangunannya secara detail,” ujar Faisal.
Namun dia memperkirakan, dengan alokasi dana yang hanya sekitar Rp 10 miliar per tahun, pembangunan dikhawatirkan akan memakan waktu sampai puluhan tahun. Sebab berdasarkan hasil studi Pemerintah Prancis tahun 2005 lalu di Aceh, perkiraan anggaran pembangunan jalur kereta api hingga sampai ke perbatasan Sumatera Utara mencapai Rp 10 triliun.
Sementara itu, Kadishubkomintel Aceh, Said Rasul, meminta perusahaan yang ditunjuk untuk membuat master plan kelanjutan pembangunan jalur kereta api agar membaca isi rancangan qanun (raqan) Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRWA) Aceh yang kini sedang dalam pembahasan Pansus DPRA dan Tim Pemerintah Aceh. “Tujuannya agar jalur kereta api itu nanti tidak berseberangan arah dengan isi dari RTRW Aceh,” katanya.
Gubernur kata Said Rasul, menginginkan agar jalur kereta api Aceh itu nanti bisa menghubungan jalur sentra produksi dengan pelabuhan laut yang telah diprogramkan menjadi pelabuhan ekspor impor.
Dengan demikian akan memudahkan proses pengangkutan komoditas Aceh. “Jadi jika master plan kelanjutan pembangunan jalur kereta api yang sedang dibuat tahun ini difokuskan untuk pengangkutan barang, maka perlu dihindari melalui jalur pemukiman padat penduduk padat,” demikian Said Rasul.
No comments:
Post a Comment