Michigan : Para pekerja suaka margasatwa terpaksa menempuh cara ekstrem: menebarkan racun berupa pestisida ke aliran air dekat Danau Michigan. Aksi itu demi menghentikan perkembangbiakan invasif 'ikan vampir' yang menghisap darah ikan lainnya.
Ikan penghisap darah, sea lamprey (Petromyzon marinus) bisa memiliki panjang 2-3 kaki memiliki bentuk mirip belut, tapi berperilaku seganas lintah.
Mulutnya yang bulat, mirip cakram, dan gigi-gigi tajam, akan ditancapkan pada ikan lain, menghisap darah dan cairan tubuh lainnya, membunuh atau setidaknya melemahkan mangsanya.
Badan Perikanan dan Suaka Margasatwa AS (U.S. Fish and Wildlife Service) akan menggunakan pestisida khusus sejak Selasa sampai Minggu pekan depan di aliran Mitchell Creek yang mengalir ke Danau Michigan.
"Larva sea lamprey di sungai itu berada dalam tahap paling rentan," kata ahli biologi perikanan, Alex Gonzalez seperti dimuat Daily Mail, Senin (3/6/2013). "Jika mereka berkembang dewasa, sulit bagi kami untuk mengendalikannya."
Cara ini diyakini akan 95-99 persen efektif membunuh mahluk parasit itu sebelum sempat menyedot darah korban-korbannya.
Gonzalez mengatakan, program pengendalian lamprey telah membantu mengendalikan populasi besar parasit itu selama 50 tahun dan menjaga populasi ikan lainnya. Biasanya dilakukan setiap 3 sampai 5 tahun.
Sementara, Heather Hettinger, ahli perikanan dari Michigan Department of Natural Resources mengatakan, lamprisida atau pestisida untuk lamprey tak membahayakan manusia atau lingkungan. Sebab, bahan kimia di dalamnya terurai dengan cepat.
Namun, manusia diminta membatasi paparan dengan air danau yang diobati itu.
Berasal dari Atlantik
Dan meski habitat aslinya berada di Lautan Atlantik, ia masih bisa bertahan hidup di air tawar, bahkan bermigrasi
ke Great Lakes -- kumpulan danau air tawar yang terletak di timur laut Amerika Utara, melalui kanal pelayaran.
Pada akhir 1940-an. si penghisap darah menghancurkan stok ikan trout, ikan putih (whitefish), salmon, dan spesies lain di danau.
"Perang melawan lamprey telah menghabiskan dana sebesar US$ 400 juta atau Rp 3,9 triliun selama lima dekade."
Populasi lamprey sempat menurun sebanyak 90 persen, sejak para ilmuwan menyempurnakan cara untuk membunuhnya tanpa membahayakan spesies lain di akhir 1950-an.
No comments:
Post a Comment