Thursday, June 6, 2013

Hanya Di Aceh, Polwan Bisa Nyaman Berjilbab dan Tanpa Ada Diskriminasi

“Bahkan dengan beljilbab saya lebih leluasa berkerja, dalam artian tidak direpotkan dengan rambut,” ujarnya Polwan asal kota Lhoksemawe Elfutri

Banda Aceh – Sebagian besar Polisi Wanita (Polwan) beragama Islam di pulau jawa sedang dirundung dilema disaat aturan instansi kepolisian tempat mereka berkerja tidak mengizinkan mereka berjilbab. Atas dasar apa mereka tidak diizinkan berjilbab belum menemukan jawaban. Lalu apa komentar polwan di Aceh yang sudah 10 tahun lebih memakai jilbab?

Paur Subintibluh Dit Binmas Polda Aceh, Elfutri kepada The Globe Journal mengungkapkan kenyamanannya berjilbab. Ia merasa tidak ada hambatan sedikit pun dalam menjalankan semua aktivitasnya sebagai Polwan yang tugasnya mengayomi masyarakat di Aceh.

Kenyamanan lain yang dirasakan Elfutri dengan berjilbab, salah satunya bisa lebih dekat dengan masyarakat saat sosialisasi dan juga terhindari dari debu-debu di lapangan.

“Apa lagi ketika ada kegiatan ke pesantren, jadi kita lebih mudah bergaul dengan orang-orang di sana, karena pakaian kita sopan,” tandasnya lagi.

Elfutri juga mengaku salami ini kalau berkerja di ruangan, ia malah terbiasa dengan memakai rok. “Tidak ada larangan kalau di kantor,” ucapnya sambil tersenyum.

Perizinan membolehkan menggunakan jilbab bagi polwan di Aceh kata Elfutri sudah diberlakukan sejak tahun 2002, pasca refemdum. Seingat dia, referendum sekitar tahun 1998 dan 1999. Namun menurutnya bukan karena referendum Polwan di Aceh berjilbab, akan tetapi karena Aceh menganut Syariat Islam.

Seandainya saja Elfutri ditugaskan ke luar Aceh, ia berjanji tetap akan mempertahankan jilbabnya. “Saya sudah nyaman dengan berjilbab, saya tidak akan buka,” tutupnya.


No comments:

Post a Comment