Wilayah perairan barat Pulau Sumatera, selatan Selat Sunda hingga Laut Jawa, termasuk daerah yang memiliki sumber-sumber gempa besar (megathrust) dengan kekuatan getaran di atas 8 skala Richter, kata peneliti Irwan Meilano.
"Maka dari itu perlu disiapkan bentuk penanggulangan dampak gempa yang memadai dan juga studi-studi gempa," kata Irwan yang juga Guru Besar Madya Institut Teknologi Bandung pada diskusi bertema Ancaman Gempa Megathrust di Kedutaan Besar Australia, Jakarta, Senin.
Gempa megathrust, kata Irwan, pada umumnya berkekuatan di atas 8 SR dengan kisaran mencapai 9 SR dan berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Meilano mengatakan bahwa lokasi rawan gempa besar di Sumatera hingga selatan Jawa memang selama ini banyak dipelajari oleh para peneliti gempa. Wilayah sumber gempa besar ini terbentuk ketika terdapat subduksi lempeng Indoaustralia dengan lempeng Eurasia.
Untuk mengantispasi dampak dari terjadinya gempa, kata dia, Pemerintah perlu benar-benar memperhatikan kesadaran warga akan peringatan dini gempa dan tsunami (early warning), pengadaan konstruksi bangunan untuk terdampak gempa seminimal mungkin, dan juga berbagai riset tentang gempa.
Ia mengemukakan bahwa studi gempa yang dapat menghasilkan informasi tentang potensi kekuatan dan daerah terjadinya gempa harus terus digiatkan lagi untuk melihat maksimum kekuatan gempa.
"Hal ini juga harus menjadi hasil penelitian yang dikomunikasikan antara ahli gempa dengan ahli-ahli teknik bangunan," ucapnya menambahkan.
Sementara itu, Profesor Sri Widiyantoro dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia mengatakan bahwa pembangunan bangunan di sekitar kawasan sumber gempa juga perlu mempelajari dari negara-negara berpengalaman di bidang yang sama, seperti Jepang.
Contohnya, dalam pembangunan jembatan antarpulau yang dapat mempelajari pembangunan jembatan antarpulau Honshu-Shikoku.
Pembangunan jembatan antarpulau di Jepang itu membutuhkan waktu bertahun-tahun dengan penelitian yang mendalam. Namun, lanjut dia, menghasilkan konstruksi yang baik.
Indonesia pernah beberapa kali dilanda gempa besar atau disebut gempa megathrust dengan kekuatan di atas 8 SR. Salah satu bencana itu adalah ketika terjadi gempa besar dan tsunami yang melanda Aceh dan negara Asia Tenggara lainnya serta mengakibatkan sekitar 200.000 korban jiwa.
Sementara itu, Profesor Phil Cummins dari Universitas Nasional Australia mengatakan bahwa Indonesia sebagai wilayah rawan gempa memerlukan kesiapan khusus untuk mengantisipasi dampak gempa besar dan tsunami yang tidak dapat diprediksi kedatangannya.
"Konstruksi bangunan yang kuat dan dapat menahan gempa serta peringatan dini merupakan salah satu uapaya yang harus terus digiatkan," kata Cummins.(ar)( sumber:http://id.berita.yahoo.com)
No comments:
Post a Comment