TARI Saman Meuseukat adalah dua tari yang disatukan yaitu Tari Saman dan Meuseukat (Rateb Meuseukat). Tari Saman dibawakan laki-laki dan pada mulanya terdapat di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. Sedangkan Meuseukat dimainkan perempuan, tari ini banyak di daerah Aceh Barat, Selatan dan Aceh Besar. Unsur-unsur lainnya kedua tari itu pada dasarnya sama.
Berdasarkan penjelasan dalam buku “Aceh Utara: Dari Kerajaan Samudera Pasai ke Era Industrialisasi”, Tari Saman dan Meuseukat merupakan adat acehl yang mulanya khusus diadakan dalam rangka hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid), dengan berdoa dan berzikir untuk nabi (Meurateb).
Meuseukat diambil dari nama Maskawaihi seorang ulama atau guru agama pada masa Hamzah Fansuri.
Saman dan Meuseukat dilakukan dalam posisi duduk oleh jumlah penari yang tidak terlalu terbatas pada mulanya, tetapi sekarang biasanya antara 10-13 orang.
Gerakan-gerakan badan yang dinamis dilakukan bersama dengan vokal oleh semua peserta. Tari Saman dan Meuseukat sekarang ini dikenal dengan nama Tari Tangan Seribu, karena banyak menggerakkan tangan yang serentak dan cepat.
Dalam Rampou Aceh, kedua tari itu disatukan sebagai Saman Meuseukat dan diangkat salah satu cuplikan dengan syair sebagai berikut:
Ie meupuseng diba le aruh
Geulumbang tujoh, saboh lam raya
Sarela ahe, ahe o ahe sarela ahe
Ahe he ahe, ie geu nyan nyan e..
Ie meupuseng
(gerak dan syair dilakukan dua kali)
Berdasarkan penjelasan dalam buku “Aceh Utara: Dari Kerajaan Samudera Pasai ke Era Industrialisasi”, Tari Saman dan Meuseukat merupakan adat acehl yang mulanya khusus diadakan dalam rangka hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid), dengan berdoa dan berzikir untuk nabi (Meurateb).
Meuseukat diambil dari nama Maskawaihi seorang ulama atau guru agama pada masa Hamzah Fansuri.
Saman dan Meuseukat dilakukan dalam posisi duduk oleh jumlah penari yang tidak terlalu terbatas pada mulanya, tetapi sekarang biasanya antara 10-13 orang.
Gerakan-gerakan badan yang dinamis dilakukan bersama dengan vokal oleh semua peserta. Tari Saman dan Meuseukat sekarang ini dikenal dengan nama Tari Tangan Seribu, karena banyak menggerakkan tangan yang serentak dan cepat.
Dalam Rampou Aceh, kedua tari itu disatukan sebagai Saman Meuseukat dan diangkat salah satu cuplikan dengan syair sebagai berikut:
Ie meupuseng diba le aruh
Geulumbang tujoh, saboh lam raya
Sarela ahe, ahe o ahe sarela ahe
Ahe he ahe, ie geu nyan nyan e..
Ie meupuseng
(gerak dan syair dilakukan dua kali)
No comments:
Post a Comment