Ilustrasi (Ist.)
Jakarta - Penetrasi jumlah pengguna internet yang luar biasa di Indonesia, ternyata juga memberikan sisi negatif. Salah satunya adalah aksi hacking yang semakin hari semakin banyak ditemukan.
Berdasarkan data Id-SIRTI, setidaknya ada 45 juta penduduk di Indonesia yang sudah melek internet. Namun angka penyerangan di dunia maya juga meningkat, sejak tahun 2011, tercatat ada 50,6 juta usaha penyerangan dalam bentuk menginfeksi jaringan komputer.
Di tahun 2013, angka tersebut tidak berbeda jauh. Menurut Id-SIRTI, dalam periode Oktober 2012 hingga Mei 2013 setidaknya ada 110 ribu serangan setiap hari.
"Ini menandakan aktivitas internet yang luar biasa di Indonesia," kata Rudi Lumanto, Ketua Id-SIRTI saat diskusi 'Menghadapi Tantangan di Era Cybersecurity' di Pullman Hotel, Rabu (28/5/2013).
Dari seluruh serangan tersebut, Rudi mengklaim bahwa sekitar 60% di antaranya dilakukan oleh peretas dari Indonesia. Kebanyakan di antaranya menggunakan teknik SQL Injection, kemudian diikuti serangan DNS, Web, Windows dan menyebarkan Botnet.
"Itu bukti bahwa pengguna internet di Indonesia ini sudah mulai bisa memanfaatkan tools hacking," jelas Rudi.
Menghadapi fenomena ini, Rubi menyarankan kepada sejumlah pihak terkait untuk lebih peduli. Terutama dari sisi pemerintah dan pendidikan, di mana kedua instansi itu memiliki potensi besar terhadap kemajuan teknologi informasi di Tanah Air.
Berdasarkan data Id-SIRTI, setidaknya ada 45 juta penduduk di Indonesia yang sudah melek internet. Namun angka penyerangan di dunia maya juga meningkat, sejak tahun 2011, tercatat ada 50,6 juta usaha penyerangan dalam bentuk menginfeksi jaringan komputer.
Di tahun 2013, angka tersebut tidak berbeda jauh. Menurut Id-SIRTI, dalam periode Oktober 2012 hingga Mei 2013 setidaknya ada 110 ribu serangan setiap hari.
"Ini menandakan aktivitas internet yang luar biasa di Indonesia," kata Rudi Lumanto, Ketua Id-SIRTI saat diskusi 'Menghadapi Tantangan di Era Cybersecurity' di Pullman Hotel, Rabu (28/5/2013).
Dari seluruh serangan tersebut, Rudi mengklaim bahwa sekitar 60% di antaranya dilakukan oleh peretas dari Indonesia. Kebanyakan di antaranya menggunakan teknik SQL Injection, kemudian diikuti serangan DNS, Web, Windows dan menyebarkan Botnet.
"Itu bukti bahwa pengguna internet di Indonesia ini sudah mulai bisa memanfaatkan tools hacking," jelas Rudi.
Menghadapi fenomena ini, Rubi menyarankan kepada sejumlah pihak terkait untuk lebih peduli. Terutama dari sisi pemerintah dan pendidikan, di mana kedua instansi itu memiliki potensi besar terhadap kemajuan teknologi informasi di Tanah Air.
No comments:
Post a Comment