Rektor UNSYIAH Prof. Syamsul Rizal, M. Eng : 50 Persen Guru di Aceh Tidak Layak Mengajar
“Sekitar 50 persen guru di Aceh tidak layak berdiri di depan kelas. Kemampuan mereka tidak lebih baik dari anak SMP,” ujar sang Rektor.
Banda Aceh- sekitar 50 persen guru yang ada di Aceh dalam kondisi tidak layak berdiri didepan kelas. Kemampuan mereka tidak lebih baik dari anak SMP. Demikian pernyataan Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Syamsul Rizal, M. Eng, Kamis (30/5/2013) dalam seminar yang bertema “Kepedulian Bersama Mendukung Kemajuan Pembangunan Aceh” di hotel Hermes Palace.
Untuk itu dia berpesan kepada mahasiswa yang ikut hadir dalam acara itu, bahwa sarjana bukanlah karena secarik kertas yang bernama ijazah. Paradigma ini harus dirubah. Sarjana haruslah hebat.
Tidak ada alasan untuk bodoh. Sebab ilmu pengetahuan berada di depan jari tangan. “Sarjana harus hebat. Bukan sekedar secarik kertas yang bernama ijazah. Ilmu sekarang ini berada didepan jari tangan,” ujarnya.
Unsyiah sendiri, sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Aceh punya tanggung jawab untuk menjawab tantangan ini. Untuk itu, kedepan dia dan segenap jajarannya akan terus melakukan berbagai penelitian dan kemudian memberikan masukan yang konstruktif bagi Pemerintahan Aceh.
Pengembalian PT sebagai sentra pengetahuan menjadi hal yang penting. Juga kampus sebagai tempat berkembangnya penelitian, pendidikan dan pengajaran untuk mewujudkan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, kampus sebagai lumbung SDM haruslah melahirkan manusia-manusia yang punya daya saing dan kompetensi yang tinggi.
“Sekitar 50 persen guru di Aceh tidak layak berdiri di depan kelas. Kemampuan mereka tidak lebih baik dari anak SMP,” ujar sang Rektor.
Banda Aceh- sekitar 50 persen guru yang ada di Aceh dalam kondisi tidak layak berdiri didepan kelas. Kemampuan mereka tidak lebih baik dari anak SMP. Demikian pernyataan Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Syamsul Rizal, M. Eng, Kamis (30/5/2013) dalam seminar yang bertema “Kepedulian Bersama Mendukung Kemajuan Pembangunan Aceh” di hotel Hermes Palace.
Untuk itu dia berpesan kepada mahasiswa yang ikut hadir dalam acara itu, bahwa sarjana bukanlah karena secarik kertas yang bernama ijazah. Paradigma ini harus dirubah. Sarjana haruslah hebat.
Tidak ada alasan untuk bodoh. Sebab ilmu pengetahuan berada di depan jari tangan. “Sarjana harus hebat. Bukan sekedar secarik kertas yang bernama ijazah. Ilmu sekarang ini berada didepan jari tangan,” ujarnya.
Unsyiah sendiri, sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Aceh punya tanggung jawab untuk menjawab tantangan ini. Untuk itu, kedepan dia dan segenap jajarannya akan terus melakukan berbagai penelitian dan kemudian memberikan masukan yang konstruktif bagi Pemerintahan Aceh.
Pengembalian PT sebagai sentra pengetahuan menjadi hal yang penting. Juga kampus sebagai tempat berkembangnya penelitian, pendidikan dan pengajaran untuk mewujudkan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, kampus sebagai lumbung SDM haruslah melahirkan manusia-manusia yang punya daya saing dan kompetensi yang tinggi.
No comments:
Post a Comment