Wednesday, May 15, 2013

Masuk 100 Masjid Terindah di Indonesia

MASJID AGUNG Baitul Makmur, Meulaboh, merupakan masjid kebanggaan masyarakat Aceh Barat. Peletakan batu pertama proyek Masjid ini dilakukan oleh Menteri Koperasi/Kepala Bulog, H Bustanul Arifin pada tanggal 20 April 1987 didampingi Bupati Aceh Barat saat itu, Malik Ridwan Badai SH.

Masjid yang terletak di pusat Kota Meulaboh ini mempunyai luas perkarangan 5,2 hektare dan luas bangunan 3.500 meter dan bisa menampung sekitar 7.000 jamaah. Dana pembangunan Masjid ini terkumpul dari sumbangan masyarakat, anggaran pemerintah baik kabupaten dan provinsi, serta sumber-sumber lainnya.

Masjid Baitul Makmur dibangun dua lantai yang arsitekturnya dirancang dengan konsep terbuka, transparan, sejuk, dan dikelilingi  pagar. Proses pembangunannya dilakukan secara bertahap sehingga pada masa Bupati Aceh Barat dijabat Drs HT Rosman sudah dapat dibangun bangunan induk namun belum dapat digunakan sebagai sarana ibadah. Pembangunan kembali dilanjutkan pada pemerintahan Bupati Aceh Barat dijabat Drs H Nasruddin MSi.

Shalat Jumat perdana dilaksanakan pada 21 Juli 2000, saat itu bertindak sebagai imam Tgk Nazaruddin dan khatib Prof DR Rusydi Ali Muhammad (saat itu menjabat sebagai Dekan Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh). Setelah itu secara resmi kegiatan shalat lima waktu di Masjid mulai diaktifkan.

Sebelumnya, pada tanggal 17 Juli 2000M, untuk memperkuat memakmurkan masjid disamping memberdayakan pembangunan fisik dibentuk Badan Kemakmuran Masjid (BKM) dengan ketua H Nyak Ali Umar SH (sekda saat itu). Pembangunan masjid terus dilanjutkan dari kepemimpinan lama kepada yang baru oleh Bupati H Ramli MS dengan memperindah menara, membangun pagar, dan pintu gerbang. Saat inipembangunan masjid dilanjutkan oleh Bupati HT Alaidinsyah.

Pemberiaan nama untuk masjid ini sempat muncul beberapa masukan. Bahkan, hasil musyawarah Dewan Majelis Indonesia Kabupaten Aceh Barat mencatat beberapa nama yang pernah direkomendasikan untuk Masjid ini antara lain “Al-Hilal”, Al-Achsan”, Al-Huriyah”, “Darussalam”. Bahkan AA Gym juga pernah menawarkan sebuah nama untuk masjid kebanggaan masyarakat ini bernama “Qalbin Salim”. Namun nama-nama yang pernah muncul itu tidak satu pun melekat sehingga pada tahun 2008 dengan persetujuan Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU) Aceh Barat maka ditetapkan surat keputusan bupati nomor 894/2008 dengan nama masjid Baitul Makmur sebagai masjid Kabupaten Aceh Barat.

Ketua panitia pembangunan Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, Drs Hasan Abdullah mengatakan, pembangunan masjid milik masyarakat dan Pemkab Aceh Barat terus dilakukan secara bertahap sesuai dengan masterplan yang sudah dirancang. Selain itu, kata Hasan, Masjid Agung Baitul Makmur kini masuk 100 masjid terindah di Indonesia. Yaitu dalam bukunya Teddy Djokrosaputro Aryananda dengan penerbit PT Andalan Media pada Agustus 2011 setebal 209 halaman disebutkan ada 100 masjid terindah di Indonesia, untuk Aceh masuk dua masjid, yakni Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dan Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh.

Ia mengaku terpilihnya Masjid Baitul Makmur masuk dalam 100 masjid terindah di Indonesia merupakan kebanggaan masyarakat dan Pemkab dan diharapkan apa yang sudah diraih dapat terus dipertahankan. Selain itu kata Hasan yang juga Asisten II Pemkab Aceh Barat ini, dalam kompleks masjid juga memiliki fasilitas pendidikan dengan adanya Madrasah Tsunawaiyah Nurul Falah, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Diniyah, TK Al-quran, dan TPQ. (rizwan)

Memberikan Saran Positif

KEPALA Kantor Kementrian Agama (Kakankemenag) Aceh Barat, Drs HM Arif Idris MA menyampaikan bahwa Kemenag Aceh Barat ikut memberikan saran-saran positf dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, Aceh Barat. Seperti ikut membantu kegiatan kemakmuran masjid, membantu kegiatan imam shalat Jumat dan khatib. Bahkan untuk setiap khatib Jumat di masjid agung sudah disusun untuk selama setahun dari tanggal 1 Januari hingga 31 Desember termasuk materi-materi yang akan disampaikan kepada jamaah.

Arif menyatakan, tugas Kemenag adalah melaksanakan sebagian tugas di bidang agama yang mencakup masalah pendidikan agama, pendidikan pondok pesantren, pendidikan madrasah, haji, umrah, dan bimbingan masyarakat Islam. Sebagai contoh hubungan kerja dengan instansi pembangunan Masjid Agung Baitul Makmur yang berhubungan dengan kemakmuran masjid. “Berbagai kegiatan keagamaan seperti manasik haji dan lainnya Kemenag selalu melaksanakan di masjid agung,” ujar Arif yang juga menjabat sebagai Wakil BKM Masid Agung Baitul Makmur Meulaboh. (rizwan)

Bantu Sarana dan Insentif

KEPALA Dinas Syariat Islam Aceh Barat, Drs Hasballah menyampaikan, dinas yang dipimpinnya sangat berperan aktif dalam memberikan yang terbaik kepada masjid kabupaten tersebut yang merupakan milik masyarakat dan Pemkab Aceh Barat tersebut. Bahkan kata Hasballah, bantuan diberikan baik sarana dan insentif kepaada personel-personel yang ada di masjid. “Dinas Syariat Islam selalu berkoordinasi,” ujarnya.

Ia menyatakan, berbagai kegiatan keagamaan yang dilaksanakan tingkat kabupaten selalu dilaksanakan di masjid agung seperti maulid, takbiran hari lebaran, tablik akbar, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Bahkan dinasnya juga ikut memberikan pelatihan-pelatihan. (rizwan)

Pusat Kegiatan Hari Besar Islam

IMAM Chik Masjid Agung Baitul Makmur, Drs Tgk Razali Ida menyampaikan, masjid tersebut selain menjadi tempat ibadah bagi umat juga menjadi tempat setiap kegiatan-kegiatan dan peringatan hari-hari besar keagamaan. Sehingga dengan luas areal maka mampu menampung masyarakat dalam jumlah besar. “Berbagai kegiatan hari besar Islam yang dilaksanakan Pemkab Aceh Barat dipusatkan di masjid ini,” ujar Tgk Razali Ida.

Ia mengatakan, kegiatan manasik haji juga digelar di masjid agung tingkat kabupaten serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan dakwah juga dilaksanakan di masjid agung serta pada malam hari setelah shalat Maghrib hingga jelang shalat Isya diisi kegiatan pengajian.

Tgk Razali Ida juga menambahkan, masjid agung juga sering warga menggunakan sebagai tempat melakukan ijab kabul (pernikahan) dan yang menggunakan selain dari Aceh Barat juga dari kabupaten tetatangga. “Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang digelar di Masjid Agung Baitul Makmur dalam bidang keagamaan,” ujarnya. (rizwan)

Editor : bakri

No comments:

Post a Comment