Hutan Alam Jantho (Aceh Besar), Surga Dunia Hijau Yang Masih Tersisa di Aceh
- Kisah Pecinta Lingkungan Yang Mengajak Masyarakat Sekitar Hutan Jantho Untuk Menjaga Hutan Jantho Dari Ulah Illegal Logging dan Perusak Ekosistem Hutan Hijau Di Aceh Ini.
Jantho - Berjalan di bawah sejuknya hutan hujan Jantho, di tepi aliran sungai yang masih alami, suasana bathin pun terasa tenang. Suara derik jangrik samar-samar terdengar, diselingi oleh tarian kupu-kupu dan capung yang beterbangan riang.
Siang itu, saya dan Rhett Butler pendiri Mongabay.com berkesempatan untuk mengunjungi hutan lindung Jantho.
Ditemani oleh pak Agus, pak Kusen dan pak Eko, tiga orang lokal dari kampung Jantho Baru, perjalanan siang ini begitu menyenangkan. Langit cerah tidak menampakkan tanda-tanda mendung. Pemandangan savana di punggungan bukit tiba-tiba tersapu dengan tajuk tinggi khas hutan tropis.
“Ini in-take, sumber air yang alirannya disalurkan ke rumah-rumah penduduk. Air dari Krueng (sungai) Kalo ini sudah dibuktikan bersih dari bakteri e-coli. Jadi kami berani untuk mengalirkan air sungai dari sumber ini,” demikian Eko Wisnu yang juga bekerja sebagai Field Officer Ranger FFI, saat kami beristirahat di sebuah sungai berair bening bak permata saat ditimpa sinar matahari. Di samping Krueng Kalo, terdapat sungai-sungai lain yang bersumber dari wilayah ini yaitu Krueng Cut, Krueng Brok dan Krueng Brok Khep.
Eko dan masyarakat empat desa di Jantho, yaitu Bueng, Awek, Datacut dan Desa Jalin, selalu berjaga bagi hutan ini. Hutan adalah rumah bagi kehidupan, sumber jasa lingkungan dan perlindungan mahluk yang hidup.
Namun bukan berarti hutan lindung Jantho (28.000 ha) dan Cagar Alam Jantho (16.640 ha) lepas dari upaya perusakan. Kawasan hutan yang tergabung dalam Kawasan Ekosistem Seulawah (KES) di kabupaten Aceh Besar ini pernah menjadi pusat lokasi aktivitas illegal logging.
Eko sangat kuatir jika kedepannya rencana akses jalan yang menembus hutan jadi dilaksanakan. ”Harimau sudah beberapa kali turun ke kampung, tampaknya ini tanda jika terjadi gangguan di hutan” jelasnya. Bagi Eko dan kelompoknya, jawaban untuk pelestarian hutan alam Jantho adalah melalui pengembangan eko-wisata yang dapat bermanfaat bagi peningkatan taraf hidup masyarakat tanpa perlu merusak ekosistem hutan.
Perasaan sayang kepada hutan, sungai dan hidupan yang ada di hutan yang dirasakan oleh masyarakat Jantho, tampaknya dapat saya rasakan saat ini. Ketika saya duduk bersantai di atas batu kali, sambil memakan bekal yang kami bawa, sembari mendengarkan suara air yang mengalir damai. Semoga hutan Jantho dapat lestari selamanya.
No comments:
Post a Comment