Kepala Badan Investasi Aceh : Kebun Kopi Di Aceh Terluas di Dunia
“Ini potensi, lahan yang luas didukung kualitas dan produksi yang melimpah,” kata Iskandar ketika ditemui di Aceh Business Forum yang diselenggarakan di Santika Premiere Dyandra Hotel, Medan
MEDAN - Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh, Iskandar mengungkapkan areal tanaman kopi di Aceh merupakan yang terluas di dunia. Kondisi itu didukung kualitas kopi Aceh yang sangat baik sehingga sangat berpotensi digali lebih menguntungkan.
Iskandar menyebutkan, pusat tanaman kopi terdapat di tiga daerah Aceh, yaitu Bener Meriah seluas 1.250 hektare untuk jenis robusta, dan 48.101 hektare untuk jenis arabica. Selanjutnya Aceh Tengah untuk jenis robusta tersedia 2.315 hektare, dan arabica seluas 48 ribu hektare. Sedangkan Gayolues terdapat 4.588 hektare dengan spesifikasi kopi tersendiri.
Berdasarkan data yang mereka himpun, setiap tahunnya Bener Meriah memroduksi arabica 22.414 ton, robusta 660 ton, di Aceh Tangah robusta sebanyak 874 ton, dan arabica 24.328 ton, sedangkan di Gayolues 1.036 ton.
“Ini kesempatan bagus untuk pengusaha menggalinya, untuk meningkatkan produksi juga masih bisa,” ujarnya.
Apalagi kenyataan di dunia, produksi kopi dunia selalu dicampur arabica. “Biasanya Eropa begitu, apapun nama kopinya, selalu dicampur arabica,” kata Iskandar.
“Ini potensi, lahan yang luas didukung kualitas dan produksi yang melimpah,” kata Iskandar ketika ditemui di Aceh Business Forum yang diselenggarakan di Santika Premiere Dyandra Hotel, Medan
MEDAN - Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh, Iskandar mengungkapkan areal tanaman kopi di Aceh merupakan yang terluas di dunia. Kondisi itu didukung kualitas kopi Aceh yang sangat baik sehingga sangat berpotensi digali lebih menguntungkan.
Iskandar menyebutkan, pusat tanaman kopi terdapat di tiga daerah Aceh, yaitu Bener Meriah seluas 1.250 hektare untuk jenis robusta, dan 48.101 hektare untuk jenis arabica. Selanjutnya Aceh Tengah untuk jenis robusta tersedia 2.315 hektare, dan arabica seluas 48 ribu hektare. Sedangkan Gayolues terdapat 4.588 hektare dengan spesifikasi kopi tersendiri.
Berdasarkan data yang mereka himpun, setiap tahunnya Bener Meriah memroduksi arabica 22.414 ton, robusta 660 ton, di Aceh Tangah robusta sebanyak 874 ton, dan arabica 24.328 ton, sedangkan di Gayolues 1.036 ton.
“Ini kesempatan bagus untuk pengusaha menggalinya, untuk meningkatkan produksi juga masih bisa,” ujarnya.
Apalagi kenyataan di dunia, produksi kopi dunia selalu dicampur arabica. “Biasanya Eropa begitu, apapun nama kopinya, selalu dicampur arabica,” kata Iskandar.
No comments:
Post a Comment