Greenomics : Cegah Banjir Lagi, Gubernur Aceh Harus Stop Operasi Pertambangan di Aceh, Yang Kerja Pun Orang Luar (Bukan Pribumi Aceh)
- Juga, Di Aceh Belum Ada Pabrik Pengolahan Bijih Besi, Jadi Aceh Otomatis Rugi Besar, Karena Bahan Baku Bijih Besi Di Ambil Dari Aceh Dan Di Olah Di Tempat Lain, Bahan Baku Itu Sangat Murah Di Bandingkan Hasil Jadinya Ungkap Elfian ( Greenomics )
Jakarta - Banjir bandang yang melanda berbagai kawasan di Aceh, harus menjadi momentum bagi Gubernur Aceh menghentikan operasi pertambangan dan perkebunan sawit tanpa izin.
Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia, Elfian Effendi menyatakan hal itu menanggapi banjir bandang yang mengantam Singkil, Nagan Raya, Aceh Tengah, Pidie dan Pidie Jaya.
“Saya kira ini saat tepat bagi gubernur meninjau seluruh pertambangan dan perkebunan sawit tanpa izin,” kata Elfian, Kamis (16/5/2013) di Jakarta.
Ia mengatakan, saat ini terdapat operasi pertambangan tanpa izin di kawasan hutan seluas lebih dari 700 ribu hektar, serta perkebunan sawit yang berada dalam kawasan hutan yang belum mengantongi izin pelepasan kawasan hutan oleh menteri kehutanan.
Elfian mengimbau agar gubenrur ikut bermalam di tempat pengungsian terutama di Nagan Raya dan Singkil yang dilaporkan banjir bandang kali ini merupakan yang terparah sejak satu dekade terakhir.
Secara terpisah Forum Seniman Hijau yang dimotori sejumlah seniman Indonesia menyerukan agar dilakukan penyelamatan hutan Aceh.
“Kami pro perbaikan lingkungan. Kami kontra kerusakan lingkungan. Kami pasti perangi para perusak lingkungan,” demikian antara lain bunyi pernyataan sikap Forum Seniman Hijau.
Sumber: Tribunnews.com
- Juga, Di Aceh Belum Ada Pabrik Pengolahan Bijih Besi, Jadi Aceh Otomatis Rugi Besar, Karena Bahan Baku Bijih Besi Di Ambil Dari Aceh Dan Di Olah Di Tempat Lain, Bahan Baku Itu Sangat Murah Di Bandingkan Hasil Jadinya Ungkap Elfian ( Greenomics )
Jakarta - Banjir bandang yang melanda berbagai kawasan di Aceh, harus menjadi momentum bagi Gubernur Aceh menghentikan operasi pertambangan dan perkebunan sawit tanpa izin.
Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia, Elfian Effendi menyatakan hal itu menanggapi banjir bandang yang mengantam Singkil, Nagan Raya, Aceh Tengah, Pidie dan Pidie Jaya.
“Saya kira ini saat tepat bagi gubernur meninjau seluruh pertambangan dan perkebunan sawit tanpa izin,” kata Elfian, Kamis (16/5/2013) di Jakarta.
Ia mengatakan, saat ini terdapat operasi pertambangan tanpa izin di kawasan hutan seluas lebih dari 700 ribu hektar, serta perkebunan sawit yang berada dalam kawasan hutan yang belum mengantongi izin pelepasan kawasan hutan oleh menteri kehutanan.
Elfian mengimbau agar gubenrur ikut bermalam di tempat pengungsian terutama di Nagan Raya dan Singkil yang dilaporkan banjir bandang kali ini merupakan yang terparah sejak satu dekade terakhir.
Secara terpisah Forum Seniman Hijau yang dimotori sejumlah seniman Indonesia menyerukan agar dilakukan penyelamatan hutan Aceh.
“Kami pro perbaikan lingkungan. Kami kontra kerusakan lingkungan. Kami pasti perangi para perusak lingkungan,” demikian antara lain bunyi pernyataan sikap Forum Seniman Hijau.
Sumber: Tribunnews.com
No comments:
Post a Comment