Pengakuan Tersangka Khairul dan Munir “Saya Disuruh Si Bus untuk Membunuh Cekgu”
- Bus (42) berasal dari Gampong Mesjid Bungie, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie.
Foto : Bus (42) Yang Memakai Borgol, Tersangka Donatur Pembunuhan Cek Gu.
Sigli - Polisi masih terus bekerja untuk mengungkap motif Pembunuhan T Muhammad Zainal Abidin alias Cekgu, kader Partai Nasional Aceh (PNA) Pidie. Melalui kedua tersangka, yaitu Munir (33) dan Khairul Ansari (34) diharapkan bisa terkuak berbagai misteri yang ditunggu- tunggu masyarakat.
Bus sampai di Mapolres Pidie, Jumat dini hari 3 Mei 2013. Saat
wartawan berusaha mewawancarai dan mengambil foto, tidak
diizinkan oleh Kapolres Pidie karena sedang ditangani personel
Reskrim Polres Pidie. “Saya tidak bisa intervensi kinerja mereka
karena bisa mengganggu penyidikan,” demikian Kapolres Pidie.
Kapolres Pidie, AKBP Dumadi mengakui, hingga Jumat (3/5)
pihaknya belum berhasil mengungkap motif pembunuhan Cekgu
karena kedua tersangka dalam memberikan keterangan kepada
penyidik terkesan pasang badan atau buang badan. Keterangan
kedua tersangka berbeda-beda sehingga polisi susah mengorek
keterangan yang sebenarnya.
Menurut Kapolres Pidie, penangkapan Bus (42) berdasarkan hasil
keterangan tersangka Munir dan Khairul, bahwa tersangka
menembak Cekgu karena disuruh Bus. “Pak, saya disuruh si Bus
untuk menembak Cekgu,” kata AKBP Dumadi kepada Serambi
mengutip keterangan kedua tersangka.
Seperti diketahui, Bus ditangkap oleh personel Opsnal Satuan
Reskrim Polresta Banda Aceh, Kamis sore 2 Mei 2013 di salah satu
loket angkutan antarprovinsi di Jalan Muhammad Jam, Banda Aceh,
sekira pukul 18.00 WIB.
Menurut Kapolres Pidie, kedua tersangka Khairul dan Munir dalam memberikan keterangan kepada penyidik terkesan pasang badan atau buang badan. Keterangan kedua tersangka berbeda-beda sehingga polisi susah mengorek keterangan yang sebenarnya.
Dumadi mengatakan sah-sah saja jika ada anggapan dari luar
bahwa polisi tertutup menangani masalah ini atau lainnya. Tapi,
katanya, polisi berkomitmen untuk mengungkap kasus tewasnya
kader PNA Pidie dari bawah sampai ke atas. Hanya saja sekarang
polisi butuh waktu dalam mengungkapkan kasus tersebut, apalagi
kemungkinan pelakunya bisa bertambah. “Tunggu saja kami akan
membuka kasus itu sampai ke akar-akarnya. Siapa yang salah akan kita seret ke hukum,” tandasnya.
- Bus (42) berasal dari Gampong Mesjid Bungie, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie.
Foto : Bus (42) Yang Memakai Borgol, Tersangka Donatur Pembunuhan Cek Gu.
Sigli - Polisi masih terus bekerja untuk mengungkap motif Pembunuhan T Muhammad Zainal Abidin alias Cekgu, kader Partai Nasional Aceh (PNA) Pidie. Melalui kedua tersangka, yaitu Munir (33) dan Khairul Ansari (34) diharapkan bisa terkuak berbagai misteri yang ditunggu- tunggu masyarakat.
Bus sampai di Mapolres Pidie, Jumat dini hari 3 Mei 2013. Saat
wartawan berusaha mewawancarai dan mengambil foto, tidak
diizinkan oleh Kapolres Pidie karena sedang ditangani personel
Reskrim Polres Pidie. “Saya tidak bisa intervensi kinerja mereka
karena bisa mengganggu penyidikan,” demikian Kapolres Pidie.
Kapolres Pidie, AKBP Dumadi mengakui, hingga Jumat (3/5)
pihaknya belum berhasil mengungkap motif pembunuhan Cekgu
karena kedua tersangka dalam memberikan keterangan kepada
penyidik terkesan pasang badan atau buang badan. Keterangan
kedua tersangka berbeda-beda sehingga polisi susah mengorek
keterangan yang sebenarnya.
Menurut Kapolres Pidie, penangkapan Bus (42) berdasarkan hasil
keterangan tersangka Munir dan Khairul, bahwa tersangka
menembak Cekgu karena disuruh Bus. “Pak, saya disuruh si Bus
untuk menembak Cekgu,” kata AKBP Dumadi kepada Serambi
mengutip keterangan kedua tersangka.
Seperti diketahui, Bus ditangkap oleh personel Opsnal Satuan
Reskrim Polresta Banda Aceh, Kamis sore 2 Mei 2013 di salah satu
loket angkutan antarprovinsi di Jalan Muhammad Jam, Banda Aceh,
sekira pukul 18.00 WIB.
Menurut Kapolres Pidie, kedua tersangka Khairul dan Munir dalam memberikan keterangan kepada penyidik terkesan pasang badan atau buang badan. Keterangan kedua tersangka berbeda-beda sehingga polisi susah mengorek keterangan yang sebenarnya.
Dumadi mengatakan sah-sah saja jika ada anggapan dari luar
bahwa polisi tertutup menangani masalah ini atau lainnya. Tapi,
katanya, polisi berkomitmen untuk mengungkap kasus tewasnya
kader PNA Pidie dari bawah sampai ke atas. Hanya saja sekarang
polisi butuh waktu dalam mengungkapkan kasus tersebut, apalagi
kemungkinan pelakunya bisa bertambah. “Tunggu saja kami akan
membuka kasus itu sampai ke akar-akarnya. Siapa yang salah akan kita seret ke hukum,” tandasnya.
No comments:
Post a Comment