Showing posts with label alat bengkel. Show all posts
Showing posts with label alat bengkel. Show all posts

Wednesday, February 6, 2013

Tips Memilih Sokbreker Mobil

Sebelum memutuskan untuk mengganti sokbreker, tentu Anda perlu mengetahui kondisinya terlebih dahulu. Bila kinerja sokbreker dirasa mulai melemah atau usia telah mencapai 3 – 5 tahun/lebih dari 60.000 km. 

Ciri yang dapat langsung dirasakan, ketika ayunan mobil terasa berlebih saat melewati lubang jalan atau gundukan. Hal ini menandakan kinerja sokbreker telah mulai melemah. Lainnya adalah rembesnya cairan oli pada sil di sokbreker, sehingga tekanan pun menurun drastis. paling parah bila sokbreker telah mengeluarkan bunyi ‘bletak’ Iatau tumbukan antar komponen di dalam sokbreker itu sendiri. 
Pasalnya, sokbreker memiliki fungsi untuk meredam gerakaan berlebih dari per di kendaraan. Bila mobil mengayun berlebih saat menabrak lubang, tentu sangat mempengaruhi pengedalian dan kestabilan mobil. Belum lagi, keasusan ban pun menjadi tidak merata lantaran permukan ban tidak menerima beban secara merata.

Selain memperhatikan unsur safety dan kenyamanan, factor biaya produksi pun menjadi salah satu acuan untuk memperoleh harga  jual kendaraan yang kompetitif. Tak pelak, ini bersinggungan dengan penerapan teknologi didalamnya.

Umumnya, jenis sokbreker terbagi menjadi dua; tipe oli dan gas. Kedua jenis ini memiliki karakter yang berbeda. Dimana jenis oli memiliki kecenderungan berkarakter nyaman ketimbang jenis gas. Tipe gas pun tidak serta merta berisikan gas 100%. Peran oli sebagai pelumas pun tetap dibutuhkan.

Untuk mengetahui sokbreker jenis oli atau gas, Anda dapat menekannya. Jika sokbreker jenis oli, maka batang sokbreker tidak akan kembali terangkat ke posisi semula. Pun begitu sebaliknya.

Selain itu, beberapa produk aftermarket kerap menawarkan sokbreker tipe double action. Padahal, tipe ini cukup mempengaruhi kinerja sokbreker ke sisi negatif. Dimana peran sokbreker lebih kepada menjaga kecepatan saat kembali ke posisi semula atau rebound.

Double atau single action hanya merupakan perbandingan persentase antara saat compress dan rebound. Bila single action memiliki perbandingan 40 compress dan 60 rebound, maka double action sebaliknya. Dimana semakin tinggi angka persentase, maka sokbreker memiliki tahanan yang semakin kuat. Jadi saat rebound, selain per yang memiliki karakter memantulkan, sokbreker pun kian menambah kecepatan ketika pergerakan ke atas atau kembali ke posisi semula.

Sedangkan desain sokbreker juga terbagi menjadi dua model; mono tube atau twin tube.  Mayoritas produsen mobil yang mengedepankan kenyamanan dan durability yang tinggi, tentu twin tube menjadi pilihannya. Dengan karakter tidak linear, membuat kenyamanan berkendara saat diisi oleh sedikit penumpang atau bermuatan penuh akan terjaga. Sebab, semakin sokbreker ditekan, maka tingkat kekerasannya akan semakin tinggi.

Berbeda dengan model mono tube. Dimana tekanan akan tetap sama ketika sokbreker di tekan habis sekalipun. Plus, kekuatan berkat model dua tabung ketimbang single tabung dalam menahan bobot kendaraan. 

Nah, bila telah memahami karakter dari produk sokbreker aftermarket, anda pun dapat menyesuaikan dengan kebutuhan. Apalagi bila Anda memilih sokbreker yang telah dilengkapi pengaturan tingkat kekerasan. Fleksibilitas pun kian menjanjikan untuk mengetahui frekuensi yang tepat di sistem suspensi mobil Anda.

Monday, February 4, 2013

Cara Mudah Deteksi Penyebab Mobil 'Brebet'

Jika mendapati tenaga mobil bermasalah jangan langsung pergi ke bengkel. Mungkin saja masalah yang dihadapi sebenarnya bisa dikerjakan sendiri. Penyebab mesin brebet secara garis besar ada dua, yakni yang berhubungan dengan api dan bahan bakar. 

Untuk pengapian, komponennya ada koil, kabel busi dan busi. Sementara untuk bahan bakar, ada injektor/karburator, fuel rail, fuel pressure, filter dan pompa. Jadi kalau ada masalah di komponen-komponen itu, ya bisa menyebabkan mesin brebet. 
Gejala brebet biasanya terjadi pada semua tingkat kecepatan. Sebab pasokan api atau bahan bakar yang dikirim dari sumbernya tidak bisa sampai ke tujuan dengan sempurna. Contoh, ketika terjadi perpindahan gigi, mesin brebet. Kondisi pengapian yang sudah tidak bagus, tak mampu untuk membakar jumlah bahan bakar yang masuk. Akibatnya justru over supply bahan bakar. 

Salah satu cara mudah mengetahui adanya kebocoran pengapian ketika malam hari. Simpan mobil di kegelapan, kemudian nyalakan mesin. Pantau sekitar perangkat pengapian, kalau ada kebocoran biasanya akan terlihat. 

Lain lagi untuk mengetahui adanya masalah dalam sistem bahan bakar. Salah satu metodenya dengan menginjak secara tiba-tiba pedal gas sampai menyentuh dek. Jika ada brebet, sebaiknya diperiksa komponen-komponen yang ada. Sebab kalau diinjak secara mendadak, mesin akan minta bahan bakar dalam jumlah banyak. Kalau ada yang masalah, jelas jumlah tersebut tak tercukupi yang akhirnya bikin brebet. 

Analogi sederhananya, anggap saja seperti kran air, slang dan penyemprot tanaman. Kran air diibaratkan fuel pump atau koil. Kemudian slang sebagai kabel busi atau fuel rail. Penyemprot tanaman sebagai busi atau injektor. Jika kran dibuka penuh tapi ada kebocoran di slang, maka air yang keluar di penyemprot tanaman juga tak bisa maksimal. Selain itu, komponen pemberi dan penerima perintah mesin juga bisa menyebabkan mesin brebet. Seperti ECU, air flow, crank sensor, atau juga camshaft sensor.

Monday, January 28, 2013

Mitos-Mitos yang Salah Tentang Ban Mobil (Bag.2)

Banyak orang belum mengerti seluk-beluk memperlakukan ban, tapi banyak juga yang sok tahu. Maka dari itu beredarlah segudang mitos tentang ban. Celakanya, bila mitos yang salah dipercaya publik, ini akan membuat ribuan nyawa terancam.
Berikut sejumlah mitos mengenai ‘si karet bundar’ bagian kedua:

6. Makin lebar alur airnya, berarti cengkeraman ban makin baik
Tidak benar. Semakin lebar alur airnya berarti semakin sedikit karet yang menempel ke jalan. Ini akan sangat merugikan di saat kondisi jalan kering. Dan sebagian besar waktu kita berjalan dengan mobil adalah saat kering.

7. Makin mahal ban makin bagus performanya
Di banyak kasus, ya. Ban mahal di ukuran dan kelas yang sama, bukannya tanpa alasan. Ini adalah kompensasi dari riset mahal yang dilakukan oleh produsennya. Berdasarkan tes ban yang dilakukan beberapa lembaga independen di Amerika, ban berharga mahal cenderung memberi cengkeraman baik, memiliki kebisingan lebih rendah, daya tahan lebih lama, serta hambatan gelinding lebih rendah.
8. Makin tipis ban makin mudah rusak
Belum tentu. Bila dalam pemakaian normal di jalan halus, ban profil tipis justru bisa lebih panjang umur pakainya. Ini karena cengkeraman yang tinggi sehingga tapak ban jarang bergeser terhadap aspal. Tapi memang, bila sering menghantam jalan rusak, profil ban tipis akan mempercepat rusaknya ban, atau bahkan pelek.

9. Spooring mempengaruhi keausan ban
Ya. Bahkan ini adalah salah satu faktor terberat yang mempengaruhi keausan ban. Spooring  yang tidak benar akan membuat ban habis secara cepat dan tidak merata. Untuk itu sangat dianjurkan Anda melakukan spooring  setiap 10.000 km atau ketika ada gejala lain yang dirasakan seperti setir membuang ke satu arah dan ban berdecit ketika membelok patah.

10. Ban kotor lebih mudah kempis
Ya. Ketika kering, debu atau lumpur mungkin hanya berada di luar ban. Tapi begitu hujan, air akan mempermudah kotoran tadi menyelusup ke sela-sela ban dan pelek. Ini dapat menyebabkan ban kempis secara perlahan.

Mitos-Mitos yang Salah Tentang Ban Mobil (1)


Ban benar-benar berpengaruh terhadap nyawa kita. Dari ribuan komponen yang ada di kendaraan, hanya ban yang menghubungkan sebuah mobil ke aspal. Tak peduli seberapa cepat dan canggih mobil Anda, pada akhirnya banlah yang menentukan keselematan Anda di jalan.
Berikut sejumlah mitos salah  mengenai ‘si karet bundar’:

1. Ban baru harus ditempatkan di depan ketimbang di belakang
Tidak benar. Atas dasar asumsi roda depan berfungsi sebagai pengatur arah kendaraan dan beberapa kendaraan digunakan sebagai penggerak, membuat roda depan perlu mendapat ban terbaik. Tak heran bila banyak mekanik menyarankan untuk menempatkan ban baru di poros depan, ketimbang di belakang.

Traksi optimal di bagian depan lantaran menggunakan ban baru membuat mobil cenderung mudah mengalaami gejala oversteer  atau sering disebut ngepot.  Hal ini disebabkan ban belakang memiliki daya cengkeram yang lebih buruk ketimbang roda depan.

Bila kondisinya dibalik, tentu Anda akan berpikir bahwa gejala understeer  akan mudah terjadi. Namun gejala ini akan sulit terjadi lantaran pengemudi dapat langsung mendeteksi sejak awal. Dan antisipasi gejala understeer lebih mudah dilakukan ketimbang oversteer.  Atas dasar itulah, kedua ban baru perlu ditaruh di bagian belakang ketimbang roda depan.

2. Tekanan angin ban perlu dikurangi saat hujan
Berasumsi akan memperoleh daya cengkeram optimal, tak sedikit orang berpikir untuk mengurangi tekanan angin ban dari kondisi ideal saat hujan. Padahal, tindakan ini justru membuat telapak ban menjadi tidak menapak sempurna ke permukaan jalan.

Dengan bagian tengah yang melengkung akibat berkurangnya tekanan, membuat ban kesulitan untuk membuang air ke samping. Akibatnya gejala aquaplaning  pun menjadi mudah terjadi ketika mobil menerjang genangan air. Apalagi hujan membuat suhu ban menjadi dingin. Kondisi ini membuat tekanan angin bisa turun hingga 1 psi.

Idealnya, tentu tekanan angin ban perlu dijaga agar tetap berada dalam batas rekomendasi pabrik. Dengan begitu daya cengkeramnya akan tetap optimal di beragam kondisi cuaca dan jalan.

3. Ban bisa meledak tiba-tiba setiap saat
Tidak benar. Apalagi dalam kondisi normal. Dengan teknologi tanpa ban dalam alias tubeless,  ban tidak bisa meledak. Jika sampai meledak, berarti ada kerusakan terlebih dahulu. Misalnya ban telah memiliki tambalan sehingga kawat baja di dalam ban menjadi rusak atau kerikil yang menyelinap di antara pattern  ban dalam jangka waktu yang lama.


4. Kemampuan ban saat hujan tergantung model alurnya
Tidak sepenuhnya benar. Saat ban menggelinding, memang alur air yang akan berpengaruh pada efektivitas ban membuang air ke samping. Tapi di saat pengereman mendadak sampai ban mengunci, alur tidak memiliki pengaruh. Di sini justru kompon ban yang ambil peranan. Maka dari itu, sebaik apapun alurnya, bila komponnya keras ban dapat membahayakan di jalan licin.

5. Makin keras tekanan ban makin mudah pecah
Salah. Konstruksi ban dibuat sedemikian rupa sehingga tahan hingga tekanan 40 psi. Justru sebaliknya, tekanan terlalu rendah yang dapat membuat ban menjadi lebih rentan pecah, karena keadaan itu membuat kerja dinding ban semakin fleksibel dan memungkinkan kawat pada sidewall  putus dan menyebabkan ban pecah.

Friday, January 25, 2013

Tips Pilih Bengkel Perbaikan Bodi dan Cat

Ketika mobil Anda memerlukan reparasi bodi dan cat, bengkel mana yang mesti dipilih? Apakah bengkel resmi ATPM atau justru pilih bengkel perorangan berkualitas yang memiliki harga lebih rendah. Bagaimana pula cara mendeteksi bengkel bodi dan cat yang baik?

Cara paling akurat melihat kualitas kerja sebuah bengkel bodi dan cat perorangan adalah dengan menjadi pelanggan dan menilik sendiri hasilnya. Tapi cara itu berisiko dan memiliki potensi merugikan. Apakah harus mobil kesayangan Anda berwarna belang karena uji coba ini? Berikut ada beberapa tips sebelum memasukkan mobil Anda ke sebuah bengkel perbaikan bodi. 

1. Lihatlah fasilitas yang dimiliki bengkel, mulai dari oven, gedung kantor sampai tempat parkir. Oven saat ini merupakan perlengkapan wajib untuk kualitas pengecatan terbaik.

2. Kebersihan bengkel menjadi salah satu faktor penentu kualitas pengecatan. Bengkel cat yang baik akan memiliki tempat pengecatan dan pemolesan yang terpisah agak jauh. Ini untuk menghindari debu poles merusak cat.

3. Tipe mobil yang dikerjakan juga bisa diperhatikan. Semakin banyak mobil keluaran terbaru atau mewah di dalamnya, berarti bengkel tersebut cukup dipercaya oleh pihak asuransi atau kalangan antusias otomotif.

4. Tanyakan jaminan dari bengkel bersangkutan. Bila berani menjamin sampai 6 bulan, berarti kualitasnya cukup tinggi.

5. Terakhir, cari referensi dari rekan Anda yang terpercaya. Sebuah bengkel cat berkualitas akan dengan mudah menyebar informasinya dari mulut ke mulut. 

Saturday, January 19, 2013

Cermati Bunyi-bunyi di Mobil Pasca Banjir

Bagi pengguna mobil yang kemarin sukses menerjang banjir ringan harus bersiap memperbaiki mobilnya. Biasanya akan muncul bunyi-bunyi, kalau dibiarkan mengakibatkan kerusakan lebih parah.

Biasanya, munculnya bunyi-bunyi dari kaki 2-3 hari setelah mobil menerjang banjir. Utamanya dalam waktu cukup lama dan sering. Kalau cuma sesekali dan tidak terlalu lama kerendam, tidak ada yang rusak.


Rem
Komponen vital ini wajib diperiksa, khususnya rem cakram. Kotoran biasanya masuk antara kampas dengan cakram. Untuk mencegah cakram tergores, harus dibersihkan bersama dengan kampas. Periksa juga karet sil pada piston kaliper. Kalau sil aus, akibatnya sangat berbahaya, rem blong.

Untuk rem tromol, air bisa saja menyusup sepatu rem dan teromol. Bahkan bisa merintangan kerja per sepatu rem. Untuk ini, periksa seluruh komponen rem dengan cermat. 
Komponen rem dibersihkan selain dengan meniupkan udara dari kompresor, juga bisa menggunakan "brake part claner". Bila menggunakan cairan yang disebutkan terakhir (disemprotkan), bisa dilakukan tanpa melepas komponen rem dari tempat (namun roda tetap harus dicopot).
Kaki-kaki
Ball joint dan tie-rod juga wajib diperhatikan. Air yang tertinggal di dalam komponen ini bisa menimbulkan karat. Apalagi jika karet pelindungnya sudah getas. Jika dilakukan dengan cepat, tidak perlu mengganti suku cadang tersebut, cukup diolesi dengan gemuk. Karet pelindung as roda juga patut diperiksa karena sangat rentan kemasukan air. Apalagi yang sudah berumur dan mulai mengeras atau lecet-lecet.

Bushing
Komponen ini juga bisa rusak karena sering dan lama direndam banjir. Setiap terjadi gesekan dengan besi yang menyangganya, air masuk dan terjebak di dalamnya dan menimbulkan karat. Jika sudah begitu, bukan saja permukaan besi yang rusak, bushing dari karet tersebut akan aus dan menyebabkannya jadi longga. Bunyi-bunyian yang ditimbulkan semakin keras. Olesi bushing tersebut dengan gemuk atau bila perlu diganti