Sunday, January 31, 2010

Belajar Dasar SCADA

Apa manfaat SCADA bagi Anda?SCADA bukanlah teknologi khusus, tapi lebih merupakan sebuah aplikasi. Kepanjangan SCADA adalah Supervisory Control And Data Acquisition, semua aplikasi yang mendapatkan data-data suatu sistem di lapangan dengan tujuan untuk pengontrolan sistem merupakan sebuah Aplikasi SCADA! Seperti telah dibahas pada artikel lainnya di sini.

Ada dua elemen dalam Aplikasi SCADA, yaitu:
1. Proses, sistem, mesin yang akan dipantau dan dikontrol - bisa berupa power plant, sistem pengairan, jaringan komputer, sistem lampu trafik lalu-lintas atau apa saja;
2. Sebuah jaringan peralatan ‘cerdas’ dengan antarmuka ke sistem melalui sensor dan luaran kontrol. Dengan jaringan ini, yang merupakan sistem SCADA, membolehkan Anda melakukan pemantauan dan pengontrolan komponen-
komponen sistem tersebut.

Anda dapat membangun sistem SCADA menggunakan berbagai macam teknologi maupun protokol yang berbeda-beda.

DIMANAKAH SCADA DIGUNAKAN?

Anda dapat menggunakan SCADA untuk mengatur berbagai macam peralatan. Biasanya, SCADA digunakan untuk melakukan proses industri yang kompleks secara otomatis, menggantikan tenaga manusia (bisa karena dianggap berbahaya atau tidak praktis - konsekuensi logis adalah PHK), dan biasanya merupakan proses-proses yang melibatkan faktor-faktor kontrol yang lebih banyak, faktor-faktor kontrol gerakan-cepat yang lebih banyak, dan lain sebagainya, dimana pengontrolan oleh manusia menjadi tidak nyaman lagi.
Sebagai contoh, SCADA digunakan di seluruh dunia misalnya untuk…
• Penghasil, transmisi dan distribusi listrik: SCADA digunakan untuk mendeteksi besarnya arus dan tegangan, pemantauan operasional circuit breaker, dan untuk mematikan/menghidupkan the power grid;
• Penampungan dan distribusi air: SCADA digunakan untuk pemantauan dan pengaturan laju aliran air, tinggi reservoir, tekanan pipa dan berbagai macam faktor lainnya;
• Bangunan, fasilitas dan lingkungan: Manajer fasilitas menggunakan SCADA untuk mengontrol HVAC, unit-unit pendingin, penerangan, dan sistem keamanan.
• Produksi: Sistem SCADA mengatur inventori komponen-komponen, mengatur otomasi alat atau robot, memantau proses dan kontrol kualitas.
• Transportasi KA listrik: menggunakan SCADA bisa dilakukan pemantauan dan pengontrolan distribusi listrik, otomasi sinyal trafik KA, melacak dan menemukan lokasi KA, mengontrol palang KA dan lain sebagainya.
• Lampu lalu-lintas: SCADA memantau lampu lalu-lintas, mengontrol laju trafik, dan mendeteksi sinyals-sinyal yang salah.

Dan, tentunya, masih banyak lagi aplikasi-aplikasi potensial untuk sistem SCADA. SCADA saat ini digunakan hampir di seluruh proyek-proyek industri dan infrastruktur umum.

Intinya SCADA dapat digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kemudahan dalam pemantauan sekaligus juga pengontrolan, dengan berbagai macam media antarmuka dan komunikasi yang tersedia saat ini (misalnya, Komputer, PDA, Touch Screen, TCP/IP, wireless dan lain sebagainya).

NGAPAIN JUGA PAKE SCADA?

Coba sekarang pikirkan tanggung-jawab atau tugas Anda di perusahaan, berkaitan dengan segala macam operasi dan parameter-parameter yang akhirnya mempengaruhi hasil produksi:
• Apakah peralatan Anda membutuhkan Catu Daya, suhu yang terkontrol, kelembaban lingkungan yang stabil dan tidak pernah mati?
• Apakah Anda perlu tahu - secara real time - status dari berbagai macam komponen dan peralatan dalam sebuah sistem kompleks yang besar?
• Apakah Anda perlu tahu bagaimana perubahan masukan mempengaruhi luaran?
• Peralatan apa saja yang perlu Anda kontrol - secara real time - dari jarak jauh?
• Apakah Anda perlu tahu dimanakah terjadinya kesalahan/kerusakan dalam sistem sehingga mempengaruhi proses?

PEMANTAUAN DAN PENGONTROLAN SECARA REAL-TIME MENINGKATKAN EFISIENSI DAN MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN

Tanyakan beberapa poin tersebut sebelumnya, saya yakin Anda akan bisa memperkirakan dimanakah Anda bisa mengaplikasikan SCADA. Bisa jadi Anda akan berkata lagi “Terus ngapain? So What?”. Apa yang sebenarnya ingin Anda ketahui adalah hasil secara nyata yang bagaimanakah yang bisa Anda harapkan dengan mengaplikasikan SCADA?
Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan dengan Sistem SCADA:
• Mengakses pengukuran kuantitatif dari proses-proses yang penting, secara langsung saat itu maupun sepanjang waktu.
• Mendeteksi dan memperbaiki kesalahan secara cepat.
• Mengukur dan memantau trend sepanjang waktu.
• Menemukan dan menghilangkan kemacetan (bottleneck) dan pemborosan (inefisiensi).
• Mengontrol proses-proses yang lebih besar dan kompleks dengan staf-staf terlatih yang lebih sedikit.

Intinya, sebuah sistem SCADA memberikan Anda keleluasaan mengatur maupuan mengkonfigurasi sistem. Anda bisa menempatkan sensor dan kontrol di setiap titik kritis di dalam proses yang Anda tangani (seiring dengan teknologi SCADA yang semakin baik, Anda bisa menempatkan lebih banyak sensor di banyak tempat). Semakin banyak hal yang bisa dipantau, semakin detil operasi yang bisa Anda lihat, dan semuanya bekerja secara real-time. Tidak peduli sekompleks apapun proses yang Anda tangani, Anda bisa melihat operasi proses dalam skala besar maupun kecil, dan Anda setidaknya bisa melakukan penelusuran jika terjadi kesalahan dan sekaligus meningkatkan efisiensi. Dengan SCADA, Anda bisa melakukan banyak hal, dengan ongkos lebih murah dan, tentunya, akan meningkatkan keuntungan!

Contoh Arsitektur SCADA

Bagaimana SCADA bekerja?

Sebuah sistem SCADA memiliki 4 (empat) fungsi , yaitu:
1. Akuisisi Data,
2. Komunikasi data jaringan,
3. Peyajian data, dan
4. Kontrol (proses)

Fungsi-fungsi tersebut didukung sepenuhnya melalui 4 (empat) komponen SCADA, yaitu:
1. Sensor (baik yang analog maupun digital) dan relai kontrol yang langsung berhubungan dengan berbagai macam aktuator pada sistem yang dikontrol;
2. RTUs (Remote Telemetry Units). Merupakan unit-unit “komputer” kecil (mini), maksudnya sebuah unit yang dilengkapi dengan sistem mandiri seperti sebuah komputer, yang ditempatkan pada lokasi dan tempat-tempat tertentu di lapangan. RTU bertindak sebagai pengumpul data lokal yang mendapatkan datanya dari sensor-sensor dan mengirimkan perintah langsung ke peralatan di lapangan;
3. Unit master SCADA (Master Terminal Unit - MTU). Kalo yang ini merupakan komputer yang digunakan sebagai pengolah pusat dari sistem SCADA. Unit master ini menyediakan HMI (Human Machine Iterface) bagi pengguna, dan secara otomatis mengatur sistem sesuai dengan masukan-masukan (dari sensor) yang diterima;
4. Jaringan komunikasi, merupakan medium yang menghubungkan unit master SCADA dengan RTU-RTU di lapangan.

SISTEM SCADA PALING SEDERHANA DI DUNIA!

Sistem SCADA yang paling sederhana yang mungkin bisa dijumpai di dunia adalah sebuah rangkaian tunggal yang memberitahu Anda sebuah kejadian (event). Bayangkan sebuah pabrik yang memproduksi pernak-pernik, setiap kali produk pernak-pernik berhasil dibuat, akan mengaktifkan sebuah saklar yang terhubungkan ke lampu atau alarm untuk memberitahukan bahwa ada satu pernak-pernik yang berhasil dibuat.
Tentunya, SCADA bisa melakukan lebih dari sekedar hal sederhana tersebut. Tetapi prinsipnya sama saja, Sebuah sistem SCADA skala-penuh mampu memantau dan (sekaligus) mengontrol proses yang jauh lebih besar dan kompleks.

AKUISISI DATA

Pada kenyataannya, Anda membutuhkan pemantauan yang jauh lebih banyak dan kompleks dari sekedar sebuah mesin yang menghasilkan sebuah produk (seperti contoh sebelumnya). Anda mungkin membutuhkan pemantauan terhadap ratusan hingga ribuan sensor yang tersebar di seluruh area pabrik. Beberapa sensor digunakan untuk pengukuran terhadap masukan (misalnya, laju air ke reservoir), dan beberapa sensor digunakan untuk pengukuran terhadap luaran (tekanan, massa jenis, densitas dan lain sebagainya).

Beberapa sensor bisa melakukan pengukuran kejadian secara sederhana yang bisa dideteksi menggunakan saklar ON/OFF, masukan seperti ini disebut sebagai masukan diskrit atau masukan digital. Misalnya untuk mengetahui apakah sebuah alat sudah bekerja (ON) atau belum (OFF), konveyornya sudah jalan (ON) atau belum (OFF), mesinnya sudah mengaduk (ON) atau belum (OFF), dan lain sebagainya. Beberapa sensor yang lain bisa melakukan pengukuran secara kompleks, dimana angka atau nilai tertentu itu sangat penting, masukan seperti ini disebut masukan analog, bisa digunakan untuk mendeteksi perubahan secara kontinu pada, misalnya, tegangan, arus, densitas cairan, suhu, dan lain sebagainya.

Untuk kebanyakan nilai-nilai analog, ada batasan tertentu yang didefinisikan sebelumnya, baik batas atas maupun batas bawah. Misalnya, Anda ingin mempertahankan suhu antara 30 dan 35 derajat Celcius, jika suhu ada di bawah atau diatas batasan tersebut, maka akan memicu alarm (baik lampu dan/atau bunyi-nya). Terdapat empat alarm batas untuk sensor analog: Major Under, Minor Under, Minor Over, dan Major Over Alarm.

KOMUNIKASI DATA

Dari contoh sederhana pabrik pernak-pernik, yang dimaksud ‘jaringan’ pada kasus tersebut adalah sekedar kabel yang menghubungkan saklar dengan panel lampu. Kenyataannya, seringkali Anda ingin memantau berbagai macam parameter yang berasal dari berbagai macam sensor di lapangan (pabrik), dengan demikian Anda membutuhkan sebuah jaringan komunikasi untuk melakukannya.
Pada awalnya, SCADA melakukan komunikasi data melalui radio, modem atau jalur kabel serial khusus. Saat ini data-data SCADA dapat disalurkan melalui jaringan Ethernet atau TCP/IP. Untuk alasan keamanan, jaringan komputer untuk SCADA adalah jaringan komputer lokal (LAN - Local Area Network) tanpa harus mengekspos data-data penting di Internet.

Komunikasi SCADA diatur melalui suatu protokol, jika jaman dahulu digunakan protokol khusus yang sesuai dengan produsen SCADA-nya, sekarang sudah ada beberapa standar protokol yang ditetapkan, sehingga tidak perlu khawatir masalah kecocokan komuninkasi lagi.

Karena kebanyakan sensor dan relai kontrol hanyalah peralatan listrik yang sederhana, alat-alat tersebut tidak bisa menghasilkan atau menerjemahkan protokol komunikasi. Dengan demikian dibutuhkan RTU yang menjembatani antara sensor dan jaringan SCADA. RTU mengubah masukan-masukan sensor ke format protokol yang bersangkutan dan mengirimkan ke master SCADA, selain itu RTU juga menerima perintah dalam format protokol dan memberikan sinyal listrik yang sesuai ke relai kontrol yang bersangkutan.

Gambar Contoh Jaringan pada Sistem SCADA

PENYAJIAN DATA

Untuk kasus pabrik pernak-pernik kita, satu-satunya tampilan adalah sebuah lampu yang akan menyala saat saklar diaktifkan. Ya, tentu saja kenyataannya bisa puluhan hingga ratusan lampu, bayangkan siapa yang akan Anda minta untuk mengawasi lampu-lampu tersebut, emangnya lampu hiasan? Bukan khan?
Sistem SCADA melakukan pelaporan status berbagai macam sensor (baik analog maupun digital) melalui sebuah komputer khusus yang sudah dibuatkan HMI-nya (Human Machine INterface) atau HCI-nya (Human Computer Interface). Akses ke kontrol panel ini bisa dilakukan secara lokal maupun melalui website. Bahkan saat ini sudah tersedia panel-panel kontrol yang TouchScreen. Perhatikan contoh-contoh gambar dan penjelasan pada STUDI KASUS.

Gambar Contoh akses SCADA melalui website KONTROL

Sayangnya, dalam contoh pabrik pernak-pernik kita tidak ada elemen kontrol. Baiklah, kita tambahkan sebuah kontrol. Misalnya, sekarang operator juga memiliki tombol pada panel kontrol. Saat dia klik pada tombol tersebut, maka saklar di pabrik juga akan ON.
Okey, jika kemudian Anda tambahkan semua kontrol pabrik ke dalam sistem SCADA melalui HMI-nya, maka Anda mendapatkan sebuah kontrol melalui komputer secara penuh, bahkan menggunakan SCADA yang canggih (hampir semua produk perangkat lunak SCADA saat ini sudah canggih-canggih) bisa dilakukan otomasi kontrol atau otomasi proses, tanpa melibatkan campur tangan manusia. Tentu saja, Anda masih bisa secara manual mengontrolnya dari stasion master.

Tentunya, dengan bantuan SCADA, proses bisa lebih efisien, efektif dan meningkatkan profit perusahaan.

Bagaimana mengevaluasi Sistem dan Perangkat Keras SCADA?

Okey, sekarang persoalannya adalah petunjuk bagaimana memilih dan memilah sistem SCADA yang baik. Apalagi sistem SCADA akan Anda gunakan hingga 10 sampai 15 tahun yang akan datang, tentunya Anda harus mencari produk-produk yang terkenal reputasinya. Namun hal ini akan berdampak pada investasi yang harus dilakukan, sebuah produk dengan reputasi handal dan terkenal tentu harganya jauh lebih mahal dibandingkan produk-produk SCADA baru yang saat ini mulai banyak bermunculan.
Ada beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan, antara lain:
• Anda bisa menghabiskan masa depan pabrik dengan ongkos berlebih yang tidak perlu;
• Kadangkala setelah menghabiskan dana yang sangat besar, akhirnya Anda hanya mendapatkan sebuah sistem yang kurang atau bahkan tidak memenuhi apa yang diinginkan;
• Atau barangkali saat ini sistem betul-betul memenuhi kebutuhan, tetapi tidak untuk pengembangan masa depan.

Catatan singkat mengenai Sensor dan Jaringan

Sensor dan relai kontrol merupakan komponen yang penting. Tentu saja, ada beberapa sensor yang lebih baik daripada lainnya, namun tersedianya datasheet untuk sebuah sensor akan membantu Anda mengenali lebih detil dari sensor yang bersangkutan, sehingga Anda bisa memilih mana yang terbaik.
Sebuah jaringan (LAN/WAN) berbasis TCP/IP merupakan jaringan yang mudah digunakan, dan jika pabrik Anda belum semuanya memiliki jaringan, transisi ke jaringan LAN bisa jadi merupakan tujuan jangka panjang perusahaan. Namun Anda tidak perlu langsung menerapkan jaringan LAN semuanya untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan SCADA. Sistem SCADA yang baik akan mendukung jaringan lama Anda dan jaringan LAN, sehingga Anda bisa melakukan transisi secara bertahap.

Berikut saya sampaikan beberapa petunjuk (dari pengalaman dan beberapa rujukan dari online maupun offline) dalam membangun sistem SCADA terutama masalah pemilihan RTU dan MTU.

Apa yang perlu Anda perhatikan dalam memilih SCADA RTU

SCADA RTU Anda harus mampu berkomunikasi dengan segala macam peralatan yang di pabrik dan bisa bertahan terhadap berbagai macam kondisi industri (panas, dingin, tekanan dan lain sebagainya). Berikut ceklis untuk pemilihan RTU yang berkualitas:
• Kapasitas yang cukup untuk mendukung berbagai macam peralatan di pabrik (dalam cakupan SCADA yang diinginkan), tetapi tidak lebih dari yang dibutuhkan. Jangan sampai Anda membeli RTU dengan kapasitas yang berlebih sedemikian hingga akhirnya tidak akan pernah digunakan, ini adalah pemborosan.
• Konstruksi yang tahan banting dan kemampuan bertahan terhadap suhu dan kelembaban yang ekstrim. Sudah jelas khan? Kalo tidak tahan banting dan tidak bisa bertahan buat apa pasang RTU tersebut? Bisa jadi hasil pengukuran menjadi tidak akurat dan alat jebol.
• Catu daya yang aman dan berlimpah. Sistem SCADA seringkali harus bekerja penuh 24 jam setiap hari. Seharusnya digunakan RTU yang mendukung penggunaan daya dari baterei, idealnya, ada dua sumber catu daya (listrik dan baterei).
• Port komunikasi yang cukup. Koneksi jaringan sama pentingnya seperti catu daya. Port serial kedua atau modem internal bisa menjaga agar RTU tetap online walaupun jaringan saat itu sedang rusak atau gagal. Selain itu, RTU dengan port komunikasi beragam dapat mendukung strategi migrasi LAN.
• Memori nonvolatile (NVRAM) untuk menyimpan firmware. NVRAM dapat menyimpan data walaupun catu daya dimatikan. Firmware baru (hasil modifikasi dan lain sebagainya) dapat diunduh ke penyimpan NVRAM melalui jaringan, sehingga kemampuan RTU akan selalu up-to-date (terbaharui) tanpa harus mengunjungi lokasi RTU yang bersangkutan.
• Kontrol cerdas. Sistem SCADA yang canggih saat ini bisa melakukan kontrol dengan sendirinya sesuai dengan program atau pengaturan yang dimasukkan, terutama tanggapan terhadap berbagai macam masukan sensor-sensor. Ini jelas tidak perlu untuk semua aplikasi, namun menawarkan kemudahan operasional.
• Jam waktu-nyata (real-time clock). untuk pencetakan tanggal/waktu pada laporan secara tepat dan akurat;
• Pewaktu watchdog yang memastikan RTU bisa start-ulang setelah terjadinya kegagalan daya (power failure).

Tipikal arsitetur RTU

Apa yang perlu Anda perhatikan dalam memilih SCADA MTU

SCADA master atau MTU harus mampu menampilkan berbagai informasi dalam bentuk yang familiar bagi pengguna atau operator-nya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan SCADA MTU:
• Fleksibel, tanggapan terhadap sensor bisa diprogram. Cari sistem yang menyediakan perangkat yang mudah untuk memprogram soft alarm (laporan kejadian yang kompleks yang merupakan kombinasi antara masukan sensor dan pernyataan tanggal/jam) dan soft control (tanggapan terhadap sensor yang bisa diprogram).
• Bekerja penuh 24/7, peringatan melalui SMS (pager) dan pemberitahuan email secara otomatis. Anda tidak perlu mempekerjakan orang untuk mengamati papan pemantauan 24 jam sehari. Jika peralatan membutuhkan campur tangan manusia, maka secara otomatis sistem akan mengirimkan peringatan melalui SMS atau email ke penanggung-jawab yang bersangkutan.
• Tampilan informasi secara detil. Tentunya Anda ingin sebuah sistem yang menampilkan dalam bahasa harian Anda (Inggris, Indonesia, dll) yang jelas dan sederhana, dengan penjelasan yang lengkap terhadap aktivitas yang sedang terjadi dan bagaimana Anda seharusnya menangani atau menanggapinya.
• Tapis untuk alarm mengganggu (tidak perlu). Alarm-alarm yang mengganggu akan membuat para staff menjadi tidak peka lagi terhadap pelaporan alarm, dan mereka mulai percaya bahwa semua alarm merupakan alarm menganggu. Akhirnya mereka akan berhenti menanggapi semua alarm termasuk alarm yang kritis (alarm yang benar-benar harus mendapatkan perhatian). Gunakan SCADA yang dapat menapis dan memilah-milah alarm-alarm mana yang mengganggu dan yang kritis.
• Kemampuan pengembangan kedepan. Sebuah sistem SCADA merupakan investasi jangka panjang (10 hingga 15 tahun). Sehingga Anda perlu memastikan kemampuan SCADA untuk pengembangan dalam jangka waktu 15 tahun kedepan.
• Pencadangan yang beragam. Sistem SCADA yang baik mendukung berbagai macam pencadangan master, di beberapa lokasi. Jika master SCADA utama gagal, master yang kedua dalam jaringan akan mengambil alih secara otomatis, tanpa adanya interupsi fungsi pemantauan dan pengontrolan.
• Mendukung berbagai macam tipe protokol dan peralatan. Jika jaman dulu SCADA hanya dbuat untuk protokol-protokol tertentu yang tertutup. Solusi vendor tunggal bukan merupakn ide yang bagus - seringkali vendor tidak lagi menyediakan dukungan untuk produk-produk mereka. Dukungan terhadap berbagai macam protokol yang terbuka akan mengamankan sistem SCADA Anda dari keusangan yang tak-terencana.

Tipikal arsitektur MTU
@Sumber dari afgianto (maaf jika ada kesalahan penulisan)

Untuk mengetahui daftar istilah lainnya yang ada di SCADA, dapat anda baca di sini.

Sunday, January 24, 2010

Jenis-jenis Plug dan Socket Listrik

Setelah pada artikel sebelumnya di sini yang membahas mengenai peralatan listrik rumah tinggal, maka artikel kali ini akan membahas lebih detail lagi mengenai satu peralatan instalasi listrik yang digunakan, yaitu plug dan socket. Plug dan socket listrik (dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan colokan dan stop-kontak) 2 pin awalnya diciptakan oleh Harvey Hubbell dan dipatenkan pada tahun 1904. Karya Hubbell ini pun menjadi rujukan pembuatan plug dan socket setelahnya dan menjelang tahun 1915 penggunaannya semakin meluas, walaupun pada tahun-tahun 1920an peralatan rumah serta komersial masih menggunakan socket lampu jenis screw-base Edison.

Kemudian plug 3 pin diciptakan oleh Albert Büttner pada tahun 1926 dan mendapatkan hak paten dari badan paten jerman (DE 370538), karyanya tersebut dikenal dengan nama "schuko". Namun ada juga pencipta plug 3 pin ini, yaitu Philip F. Labre, semasa beliau masih menuntut ilmu di Sekolah Kejuruan Milwaukee (MSOE) dan mendapatkan hak paten dari amerika serikat pada 5 Juni 1928. Siapa pun penenmunya, penemuan plug atau colokan 3 pin ini merupakan sesuatu yang sangat luar biasa, karena memperhatikan aspek keselamatan manusia, sehingga plug atau colokan listrik jenis ini menjadi standar dihampir semua negara sampai saat ini.

Jenis-Jenis Plug dan Socket

Jenis-jenis plug dan socket diklasifikasikan berdasarkan tegangan dan frekuensi yang digunakan pada suatu negara, sehingga dapat dikatakan hanya ada dua jenis yang berdasarkan klasifikasi ini, yaitu:
• Untuk tegangan 110-220 volt pada frekuensi 60 hz
• Untuk tegangan 220-240 volt pada frekuensi 50 hz

ada juga beberapa negara yang menggunakan plug dan socket untuk keduanya, lihat peta penggunaan tegangan dan frekuensi listrik di dunia dibawah ini. (klik gambar untuk melihat peta lebih besar lagi)


Sedangkan berdasarkan pengamannya plug dan socket diklasifikasikan menjadi:
• Tanpa pembumian, ungrounded. Biasanya untuk plug yang 2 pin, dan menurut standar IEC merupakan class-II
• Dengan pembumian, Grounded. Biasanya untuk plug yang 3 pin, dan menurut standar IEC merupakan class-I
• Dengan pembumian dan sekering, Grounded and fuse. Biasanya untuk plug yang 3 pin.



Berdasarkan klasifikasi-klasifikasi diatas, maka plug dan socket setiap negara dapat berbeda-beda, dan secara umum jenis dan standar dari plug dan socket adalah:

1. Jenis A


• 2 pin dengan standar NEMA 1–15 (North American 15 A/125 V ungrounded)
plug jenis A juga dapat digunakan pada socket jenis B.

• JISC 8303, Class II (Japanese 15 A/100 V ungrounded) merupakan standar plug dan socket di jepang yang mirip dengan plug dan socket jenis A, dan juga harus lulus uji dari MITI (Ministry of International Trade and Industry) dan JIS (Japanese Industrial Standards).


2. Jenis B


• 3 pin dengan standar NEMA 5–15 (North American 15 A/125 V grounded), merupakan plug dan socket standar di amerika utara (Canada, Amerika Serikat dan Mexico), juga digunakan di Amerika tengah, Karibia, Colombia, Ecuador, Venezuela dan sebagian Brazil, Jepang, Taiwan dan Saudi Arabia

• 3 pin dengan standar NEMA 5–20 (North American 20 A/125 V grounded), digunakan untuk instalasi rumah tanggal mulai tahun 1992, dengan slot socket model T.

• JIS C 8303, Class I (Japanese 15 A/100 V grounded)

3. Jenis C

• CEE 7/16 (Europlug 2.5 A/250 V ungrounded), Plug ini biasa digunakan dalam aplikasi-aplikasi class II (ungrounded). Plug ini adalah salah satu plug internasional yang paling banyak digunakan karena cocok dengan soket apapun yang bisa menerima kontak 4.0 – 4.8 mm dengan jarak pisah 19 mm. Plug ini bisa digunakan di semua negara-negara Eropa kecuali Inggris dan Irlandia (karena Inggris/Irlandia punya standar tersendiri). Tapi penggunaan plug ini secara umum memang terbatas untuk penggunaan aplikasi-aplikasi Class II yang memerlukan arus di bawah 2,5 A dan unpolarized.


• CEE 7/17 (German/French 16 A/250 V ungrounded), ukurannya hampir sama dengan tipe E dan F, pada plug nya dilapisi dengan karet atau plastik. Digunakan juga di korea selatan untuk peralatan listrik yang tidak dibumikan dan di italia di kategorikan dengan Italian standard CEI 23-5


• BS 4573 (UK shaver), digunakan di Inggris untuk kegunaan alat-alat cukur atau shaver yang ada di kamar mandi. Jarak antar pin 5,08 mm dengan panjang pin 15,88 mm dan telah digunakan di inggris sejak tahun 1960an.

• Soviet plug (6 A/250 V ungrounded), hampir sama dengan French type E dan CEE7/17

4. Jenis D


• BS 546 (United Kingdom, 5 A/250 V grounded), equivalent to IA6A3 (India), rated at 6A / 250V

• BS 546 (United Kingdom, 15 A/250 V grounded), equivalent to IA16A3 (India) & SABS 164 (South Africa), rated at 16A / 250V

5. Jenis E


CEE 7/5 (French type E)

6. Jenis F


• CEE 7/4 (German "Schuko" 16 A/250 V grounded)
• Gost 7396 (Russian 10 A/250 V grounded)

7. Jenis E/F Hybrid


CEE 7/7 (French/German 16 A/250 V grounded)

8. Jenis G


BS 1363 (British 13 A/230-240 V 50 Hz grounded and fused), equivalent to IS 401 & 411 (Ireland), MS 589 (Malaysia) and SS 145 (Singapore), SASO 2203 (Saudi Arabia)

9. Jenis H


• SI 32 (Israeli 16 A/250 V grounded)
• Thai 3 pin plug TIS166-2549 (2006)

10. Jenis I


• AS/NZS 3112 (Australasian 10 A/240 V)

• CPCS-CCC (Chinese 10 A/250 V)


• IRAM 2073 (Argentinian 10 A/250 V)

11. Jenis J


SEV 1011 (Swiss 10 A/250 V)

12. Jenis K


Section 107-2-D1 (Danish 13 A/250 V earthed)

13. Jenis L

• CEI 23-16/VII (Italian 10 A/250 V and 16 A/250 V)
• CEI 23-16/VII (Italian 10 A/250 V)
• CEI 23-16/VII (Italian 16 A/250 V)

14. Jenis M
BS 546 (South African 15 A/250 V)

15. Belum Mendapatkan kategori
IEC 60906-1 (Brazilian 10 A and 20A /250 V)

Kesimpulan:
Ada 14 pola standar plug dan socket yang digunakan di seluruh dunia, baik untuk aplikasi-aplikasi Class I (grounded) maupun Class II (ungrounded), dengan rating arus berkisar 2,5 – 16 A. Standar-standar tersebut adalah standar-standar Amerika Serikat, Amerika Utara, Argentina, Australia, Daratan Eropa, Europlug, Cina, Denmark, India/Afrika Selatan, Israel, Itali, Jepang, Swiss, dan Inggris/Irlandia.
Peta dibawah akan menjelaskan mengenai Negara-negara didunia dan jenis plug & socket yang digunakan



semoga bermanfaat,

sumber gambar: wikipedia

Saturday, January 23, 2010

Mencegah Penyakit Mobil Saat Musim Hujan Tiba


Bukan hanya membasahi mobil atau bisa menyebabkan banjir, hujan juga berpotensi menyebabkan masalah pada kendaraan Anda. Untuk itulah Anda perlu melakukan serangkaian langkah pencegahan usai hujan turun

Seperti tubuh manusia, mobil yang kotor rentang dihinggapi berbagai ‘penyakit’. Mulai dari ‘penyakit kulit’ seperti bercak jamur di permukaan cat, sampai batuk-batuk akibat kelembaban yang menyerang komponen pengapian di ruang mesin. Risiko ini semakin besar di musim hujan seperti sekarang.

Mencegahnya, Anda perlu sering-sering mencuci mobil. Namun ini adalah kondisi ideal yang belum tentu bisa selalu dijalankan, akibat keterbatasan waktu. Ada baiknya Anda mengikuti beberapa tips pencegahan ini, agar mobil Anda terhindar dari masalah seperti bau kabin tak sedan atau bodi berkarat.
Bilas dengan air
Kotoran jalanan akan menempel di bodi mobil ketika berkendara di musim penghujan seperti sekarang. Tak ada salahnya untuk membilas bodi setelah berkendara saat hujan turun. Apalagi bila hujan hanya turun sesaat yang membuat mobil langsung kotor dan kering kembali.

“Untuk mencegah agar bodi tidak menjadi baret, jangan menggunakan lap atau spons pencuci. Anda hanya perlu membilas bodi dengan menyemprotkan air menggunakan slang sambil diusap dengan tangan. Tangan Anda yang lebih sensitif akan membuat debu atau pasir yang menempel lebih cepat teringkir ketimbang menggunakan lap atau spons,” ungkap Hanny Pasla, detailer dari salon mobil Hyperblack di bilangan Antasari, Jakarta Selatan.

Cuci bodi
Bila waktunya memungkinkan, Anda dapat mencuci mobil dengan lebih teliti. Namun hal ini tidak perlu dilakukan setiap kali hujan turun, cukup 3 sampai 5 hari sekali. Selebihnya, hanya perlu membilasnya dengan air atau didiamkan hingga Anda memiliki waktu senggang untuk mencuci mobil.

Saat mencuci mobil pun ada beberapa bagian yang perlu mendapat perhatian. Misalnya untuk bagian depan mobil, di bagian kisi-kisi kondensor AC. Lekukannya membuat kotoran lebih mudah hinggap, apalagi bila Anda beru melewati genangan air.

Dan sebaiknya, mencuci mobil tidak dilakukan saat sore hari menjelang malam. Pasalnya, mobil akan sulit kering sempurna dan kelembaban ini berisiko menimbulkan korosi akibat pengeringan yang kurang sempurna.
Cuci kolong
Mencuci bagian bawah mobil merupakan suatu keharusan. Dengan cara ini, kotoran pasir di balik sepatbor dapat dibersihkan. Di celah inilah korosi dapat dengan mudah timbul karena kelembaban lebih mudah tersimpan di antara tumpukan kotoran.

Lapisan cat atau antikarat yang terkelupas juga membuat bagian ini rentan terserang korosi. Bagian kolong juga mudah tergores akibat terkena lontaran batu kerikil saat mobil melaju.

Selain itu, banyak komponen di kolong mobil yang bisa terdeteksi lebih dini bila mengalami kerusakan, seperti tabung knalpot, sasis, sokbreker hingga batang arm. Apalagi di bagian-bagian ini kerap tersangkut benda-benda asing seperti plastik atau rumput.

Keringkan mesin
Perubahan suhu dalam waktu seingkat, membuat kabel kelistrikan menjadi mudah getas. Untuk itu, tak ada salahnya untuk menjaga agar mesin tetap kering dan usia kabel kelistrikan di mesin dapat bertahan lama.

Belum lagi dengan sil karet pada sambungan kabel kelistrikan. Hubungan pendek dapat mudah terjadi bila sil telah rusak atau sudah mulai getas.
Waxing
Untuk melindungi cat kendaraan, waxing juga perlu dilakukan. Apalagi dalam musim penghujan, proses ini perlu dilakukan setiap 5 sampai 8 kali pencucian. Pasalnya, wax yang baik tak bisa bertahan dalam beberapa kali proses pencucian mobil. Ciri lain mobil perlu di-waxing, ketika tetesan air sudah tidak seperti berada di daun talas.

Bersihkan karpet
Sepatu yang basah dapat membuat karpet dalam mobil menjadi basah pula. Apalagi bila mobil Anda belum dilengkapi dengan karpet tambahan yang berbahan karet. Untuk mencegah terjadinya kelembaban dan bau tak sedap, tak ada salahnya untuk segera mengeringkan karpet dalam mobil.

Friday, January 15, 2010

Daftar Istilah SCADA

Berikut adalah daftar istilah pada SCADA beserta definisinya:

ANOFT (Analog Output Fault)-> Po, Pr dan N level terganggu.

App (Appear) -> Alarm muncul.

AR (Auto Reclose) -> CB penghantar keluar sesaat dan kemudian masuk lagi.

ARO (Auto Reclose Switch Out) -> Peralatan auto/reclose untuk penghantar dimatikan ( auto reclose tidak bekarja) hanya GI. 500 kV.

BBT (Bus Bar Trip) -> Peralatan proteksi BusBar.
BF (Bay Fault) -> Monitor tegangan DC 110 V masing-masing Bay ( bila alarm semua peralatan GI untuk Bay tsb. tidak bisa dioperasikan.

BI (Bus Isolator Switch Close / Open) -> Signal status BI (pemisah rel).

BRF (Breaker Fault) -> Monitor gangguan CB ( bila alarm muncul CB tidak bisa Remote O/C).

CB (Circuit Breaker Close / Open) -> Signal status CB (PMT).

CD (Control Disable Switch) ->
· Bila muncul CD semua fasilitas remote di lokasi tsb tidak bisa.
· Ini terjadi bila kunci CD pada panel RTU diposisikan Disable (dilaksanakan pada saat pemeliharaan RTU).

COM (Communication Alarm) -> Alarm timbul apabila terjadi gangguan peralatan komunikasi ( PLC, Radio, Optik ).

CPA (Cable Pressure Alarm) -> Alarm tekanan minyak atau gas untuk kabel tanah.

CPT (Cable Pressure Trip) -> Alarm tekanan minyak atau gas untuk kabel tanah.

CSO (Check Synchronizing override On/Off) -> Signal balik perintah dari operator.

· Close : permintaan agar relay check sinchro dihubung singkat

· Open : permintaan agar relay check sinchro bekerja secara real .

CSP (Check Synchronizing In Progress) -> Pemberitahuan bahwa peralatan Synchro bekerja (untuk close order).

DCBC (Dummy Breaker Close / Open) -> Signal balik status dari Dummy Breaker ( test remote control di masing2 RTU.

Disp (Disappear) -> Alarm hilang.

DT (Diameter Trip) -> Dipasang dimasing-masing diameter. Hanya GI. 500 kV.

EPF (EPC Fault ( RTU Alarm)) -> Yang dapat dimonitor di Master station hanya temperatur alarm.

ES (Earth Switch Close / Open) -> Indikasi dari pemisah tanah Close/Open.

FDC (Fault Data Captured)

Frequ (Frequency) -> Nilai frekuensi

GRE (Generator Ready) -> Signal dari generator bahwa generator siap start (RC start)

GTF (Generator Transformer Fault) -> Gangguan trafo generator.

GTT (Generator Transformer Trip) -> Trafo generator trip.

GUR (Generator Unit Run) -> Indikasi balik perintah master generator Start

GUS (Generator Unit Stop) -> Indikasi balik perintah master generator Stop

I -> Arus

INIT -> Initialization, Bila alarm ini sering muncul maka RTU harus di reload program.

L1 (Lower limit #1) -> Limit bawah pertama (contoh: frek = 49,8 Hz)

L2 (Lower limit #2) -> Limit bawah kedua (contoh: frek = 49,5 Hz)

LFA (Load Frequency Control Available On/Off) -> Signal kondisi peralatan LFC Unit.
· On : LFC siap dioperasikan
· Off : LFC gangguan

LFC (Load Frequency Control On/Off) -> Signal kondisi peralatan LFC Unit.
· On : LFC beroperasi
· Off : LFC tidak dioperasikan

LFF (Load Frequency Unit Fault) -> Alarm bahwa LFC tidak dapat difungsikan (Load cordinator alarm).

LFR (Load Frequency Control Request On/Off) -> Signal balik perintah dari operator.
· On : permintaan agar LFC dioperasikan
· Off : permintaan agar LFC dimatikan.

LI (Line Isolator Switch Close / Open) -> Signal status dari Line Isolator.

LK1FT/LK2FT (Link 1 Fault/Link 2 Fault) -> Konfigurasi jaringan untuk RTU bersangkutan di master berwarna merah (gangguan link).

LR (Local Remote Switch CB) -> Signal posisi Switchh masing-masing CB, atau dipasang common seluruh CB untuk mengetahui posisi Lokal/Remote

LRG (Local Remote Switch for Generator) -> Signal posisi Lokal/Remot untuk Generator yang dapat di Strat/Stop dari Master station.

LRT (Local Remote Switch for Tap Changer) -> Signal posisi Lokal/Remot Tap yang dapat di naik/turun kan dari Master station.

LT (Line Trip) -> Gangguan peralatan proteksi masing-masing penghantar. Hanya GI. 500 kV.

MC (Message class) -> Kelas event (ditentukan di control center)

MPS (Main Substation Power Supply) -> Gangguan Supply 110 VDC.

N (Load frequency control N_level)

OSC (Off Supervisory control)

P (Daya Aktif)

P1 (Protection Type 1 Trip) -> Signal karena bekerjanya Relay Main Protection.

P2 (Protection Type 2 Trip) -> Signal karena bekerjanya Relay Back-up Protection.

P3 (Protection Type 3 Trip) ->

POAQ (Real power setting)

POOP (Real power set point)

PRAQ (Maksimum power variation setting)

PROP (Maksimum power variation set point)

PSF (Protection Signaling Fault) -> Signal gangguan proteksi Feeder (penghantar)

PSO (Power Set Switch On / Off) -> Signal dari Unit bahwa LFC siap dioperasikan.

PUM (Plant Under Maintenance) -> Signal bahwa sedang dilakukan pemeliharaan PMT ( common seluruh PMT) di lokasi tersebut. Apakah msh diperlukan, karena alarm tsb. Untuk pola scada baru sdh tdk ada.

Q (Daya Reaktif)

RACK (Circuit Breaker Rack In / Out) -> Signal status PMT/CB dorong.

RC_FT (Remote Control Fault) -> Kalau alarm muncul remote control di lokasi tsb selalu gagal

RCPFT (Remote Control Polarity Fault) ->
· Di Master muncul alarm RC
· Remote control di lokasi tersebut terganggu

RF (Reactor Fault) -> Reactor alarm

RT (Reactor Trip)

RTF (Remote Terminal Unit Fault) -> Yang dapat dimonitor di Master station hanya temperatur alarm.

SHTXC (Kapasitor)

SNF (Substation Non Urgent Fault) -> Seluruh alarm digabung menjadi satu, bila salah satu peralatan terganggu di JCC timbul SUF. Hanaya GI. 500 kV.

SPS (Supervisory Power Supply) -> Gangguan Supply 48 VDC.

SUF (Substation Urgent Fault) -> Seluruh alarm digabung menjadi satu, bila salah satu peralatan terganggu di JCC timbul SUF. Hanya untuk GI. 500 KV.

TAF (Transformer AVC Fault) -> Gangguan pengaturan Tegangan (AVC Cubicle) hanya GI. 500 kV.

TC (Tap changer raise/lower)

TC_FT (Tap Changer Fault) -> Posisi Tap invalid atau tidak dapat dimonitor.

TCA (Tap Changer Alarm)

TCC (Tap Changer Common Auto / Remote) -> Signal balik perintah dari operator
· Auto : Tap trafo interbus beroperasi secara auto mengikuti perubahan tegangan.
· Remote : perubahan Tap secara remote dari master.

TCC (Tap changer auto/manual)

TCH (Tap Changer High Limit) -> Posisi Tap Maximum

TCL (Tap Changer Low Limit) -> Posisi Tap Minimum

TCT (Tap Changer Trip)

TEA (Transformer Temperature Alarm) -> Alarm di Trafo Interbus

TEAFT (Temperatur Alarm Fault) -> Pemberitahuan suhu ruang RTU tinggi

TET (Transformer Temperature Trip)

TEWFT (Temperatur Warning Fault) -> Pemberitahuan suhu ruang RTU tinggi

TK_FT (Telecounting fault) -> KWH meter (u/SCADA jarang dipergunakan).

TM_FT (Telemetering fault) -> Tampilan pengukuran di master O(nol) atau Invalid. Muncul alarm TM

TPF (Telephone or Teleprinter Fault) -> Alarm peralatan komunikasi hanya GI 500 kV.

TPI (Tap Position Indication (Digital)) -> Posisi real tap trafo interbus

TPI (Tap position indication)

TRA (Transformer Alarm) -> Alarm trasformator tapi tidak mengakibatkan trafo trip

TRO (Trip Relay Operated) -> Disambung ke masing PMT diameter.

TRT (Transformer Trip) -> Alarm trasformator dan dapat mengakibatkan trafo trip.

TS_FT (Telesignaling Fault) ->
· Telesignal Invalid.
· Muncul alarm TS

TSCFT (Telesignaling Counter Fault) -> Telesignal invalid.

TTR (Teleprotection Trip Received) -> Teleproteksi bekerja menerima signal trip dari station lawan.

TTT (Teleprotection Trip Transmited) -> Teleproteksi mengirim signal trip ke station lawan

U1 (Upper limit #1) -> Limit atas pertama (contoh: frek = 50,2 Hz)

U2 (Upper limit #2) -> Limit atas kedua (contoh: frek = 50,5 Hz)

UT (Unit Trip)

V (Tegangan)

VS (Voltage Status ( BB )) -> Mengetahui status tegangan Busbar ( dead/live )

VTF (Voltage Transformer Fault) -> Gangguan travo tegangan masing diameter. Hanya GI. 500 kV.

Semoga bermanfaat, HaGe.

Thursday, January 14, 2010

Panduan Memilih Oli Mesin

Salah satu fungsi utama oli mesin adalah untuk mengurangi keausan yang disebabkan adanya gesekan atau friksi antar dua komponen mesin yang bergerak atau bergesekan satu sama lain. Makin kecil koefisien gesek suatu oli mesin, maka pelumasan semakin baik dan keausan semakin kecil.

Kekentalan suatu oli mesin merupakan sifat fisik oli yang cukup penting. Namun terkadang masih banyak Otomania salah mengartikan kekentalan/SAE suatu oli mesin . Bahkan tidak jarang mitosnya lebih menonjol ketimbang faktanya!

Kekentalan oli ini dari hasil uji yg dilakukan di Laboratorium Lemigas terhadap berbagai merek yg beredar di pasaran. Semoga hal ini menjadi pencerahan bagi Kita semua dan tidak keliru lagi memaknai kode SAE suatu oli mesin.
Hal-hal yang perlu dipahami tentang kekentalan atau SAE oli mesin.

1. Kekentalan atau SAE suatu oli mesin bukanlah ukuran mutu suatu oli. SAE hanyalah sebagai pembeda suatu oli mesin berdasarkan tingkat sifat kekentalannya .

2. SAE rendah (encer) tidak identik dengan mutu yg lebih baik dibandingkan yg kental.

3. Makna sesungguhnya dari kode SAE bukanlah sekedar encer atau kental, tetapi lebih berkaitan pada kemampuan oli tersebut beradaptasi pada suhu rendah dan tinggi.

4. Contohnya: Kode SAE 20W50 makna dibalik kode ini sebenarnya, suatu oli yg memiliki kemampuan (telah lulus uji) pada suhu (minus) -10 C dan bisa dialirkan di dalam mesin sampai suhu -20 C dan memiliki minimum keketalan tertentu pada suhu tinggi 150 C (HTHS).

5. Untuk SAE 10W40 , lulus uji sampai – 30 . Semakin kecil angka SAE dengan huruf W semakin dingin suhu ujinya dan sebagainya.

6. Untuk di Indonesia sejatinya menurut lembaga API berapapun kode SAE bisa dipakai tanpa mesti khawatir bermasalah dimesin. Dan lebih utama adalah SAE 20W50,10W40. Namun untuk ”performa/kinerja” mesin-mesin moderen, oli yang lebih encer menjadi layak dipertimbangkan.

7. Pada umumnya oli kental + additif friksi dan anti aus yg bagus, lebih memiliki sifat perlindungan yang lebih baik pada mesin dibandingkan yg encer. Kalau cuma kental saja tapi additifnya jelek tidak berpengaruh. Oli encer lebih mendukung pada performa dan irit bensin, namun kekurangannya relatif kurang baik pada perlindungan mesin. Dan cenderung memperpendek usia mesin.

8. Keketalan/SAE bukanlah satu-satunya hal yg mendukung kinerja dan perawatan mesin. Kandungan additif pada oli lebih menentukan baik tidaknya perawatan mesin.

Dari hasil pengujian alat SRV (Swingung, Reibung, Verschelis), suatu alat uji yang digunakan untuk menguji kemampuan oli mesin dalam melindungi komponen mesin dan uji gaya friksi (gesek) dan mengacu pada sifat pelumasan batas (pelumasan pada saat kritis, misalnya saat starter sampai kondisi optimal mesin), di Puslitbangtek Lemigas, Divisi Aplikasi, menunjukkan bahwa gaya friksi (gesekan) dan aus nya mesin lebih ditentukan faktor keberadaan additif dibandingkan faktor kekentalan oli mesin itu sendiri.