Monday, July 4, 2011

AsKep PENYAKIT JANTUNG KORONER

Askep Jantung Koroner. Setelah kemarin kita belajar dan memposting tentang AsKep Angina Pektoris maka pada saat ini akan mencoba memposting berkaitan dengan asuhahan keperawatan jantung lainnya yaitu mengenai AsKep Penyakit Jantung Koroner. Jantung koroner adalah termasuk bagian dari penyakit jantung yang termasuk terbanyak dari berbagai macam penyakit jantung yang diderita oleh manusia. Dan prevalensinya lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada wanita.

Langsung saja Kawan-kawan semuanya menuju ke tema yaitu asuhan keperawatan pasien dengan jantung koroner.
Pengertian.
Pengertian jantung koroner adalah merupakan penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirkomflex. Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan.

Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (miocard infarct). Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes, 1993.

Resiko dan Angka Kejadian.
Penyakit arteri koronaria merupakan masalah kesehatan yang paling lazim dan merupakan penyebab utama kematian di USA. Walaupun data epidemiologi menunjukan perubahan resiko dan angka kematian penyakit ini tinggi namun hal ini tetap merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan upaya pencegahan dan penanganan. Penyakit jantung iskemik banyak di alami oleh individu yang berusia 40-70 tahun dengan angka kematian 20 %. (Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes, 1993).

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Jantung Koroner

Faktor resiko penyakit jantung koroner dapat di golongkan secara logis sebagai berikut:
Sifat pribadi Aterogenik. Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes melitus. Faktor ini bersama-sama berperan besar dalam menentuak kecepatan artero- genensis (Kaplan & Stamler, 1991).
Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak di tentukan semaunya. Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet yang terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisik, penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalah gunaan alkohol.(Kaplan & Stamler, 1991).
Faktor resiko kecil dan lainnya. Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung koroner, maka ada kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak diketahui bernar-benar ada. Berbagai faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral, kerentanan hospes, umur dan jenis kelamin (Kaplan & Stamler, 1991).

Patofisiologi Jantung Koroner.
Penyakit jantung koroner dan miocardial infark merupakan respons iskemik dari miokardium yang di sebabkan oleh penyempitan arteri koronaria secara permanen atau tidak permanen. Oksigen di perlukan oleh sel-sel miokardial, untuk metabolisme aerob di mana Adenosine Triphospate di bebaskan untuk energi jantung pada saat istirahat membutuhakn 70 % oksigen. Banyaknya oksigen yang di perlukan untuk kerja jantung di sebut sebagai Myocardial Oxygen Cunsumption (MVO2), yang dinyatakan oleh percepatan jantung, kontraksi miocardial dan tekanan pada dinding jantung.

Jantung yang normal dapat dengan mudah menyesuaikan terhadap peningkatan tuntutan tekanan oksigen dangan menambah percepatan dan kontraksi untuk menekan volume darah ke sekat-sekat jantung. Pada jantung yang mengalami obstruksi aliran darah miocardial, suplai darah tidak dapat mencukupi terhadap tuntutan yang terjadi. Keadaan adanya obstruksi letal maupun sebagian dapat menyebabkan anoksia dan suatu kondisi menyerupai glikolisis aerobic berupaya memenuhi kebutuhan oksigen.

Penimbunan asam laktat merupakan akibat dari glikolisis aerobik yang dapat sebagai predisposisi terjadinya disritmia dan kegagalan jantung. Hipokromia dan asidosis laktat mengganggu fungsi ventrikel. Kekuatan kontraksi menurun, gerakan dinding segmen iskemik menjadi hipokinetik.

Kegagalan ventrikel kiri menyebabkan penurunan stroke volume, pengurangan cardiac out put, peningkatan ventrikel kiri pada saat tekanan akhir diastole dan tekanan desakan pada arteri pulmonalis serta tanda-tanda kegagalan jantung.

Kelanjutan dan iskemia tergantung pada obstruksi pada arteri koronaria (permanen atau sementara), lokasi serta ukurannya. Tiga menifestasi dari iskemia miocardial adalah angina pektoris, penyempitan arteri koronarius sementara, preinfarksi angina, dan infakr miokard atau obstruksi permanen pada arteri koronari. (Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes, 1993).

Mekanisme Hipertensi Meningkatkan Resiko.

Bila kebanyakan pembacaan tekanan diastole tetap pada atau di atas 90 mmHg setelah 6-12 bulan tanpa terapi obat maka orang itu di anggap hipertensi dan resiko tambahan bagi penyakit jantung koroner.

Secara sederhana di katakan peningkatan tekanan darah mempercepat arterosklerosis dan arteriosklerosis sehingga ruptur dan oklusi vaskuler terjadi sekitar 20 tahun lebih cepat daripada orang dengan normotensi. Sebagian mekanisme terlibat dalam proses peningkatan tekanan darah yang mengkibatkan perubahan struktur di dalam pembuluh darah, tetapi tekanan dalam beberpa cara terlibat langsung. Akibatnya, lebih tinggi tekanan darah, lebih besar jumlah kerusakan vaskular.

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Penyakit Jantung Koroner
1. Pengkajian
a. Aktivitas dan istirahat.
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).

b. Sirkulasi.
  • Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes melitus.
  • Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia.
  • Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
  • Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi.
  • Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
  • Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
  • Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung.
  • Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
c. Eliminasi.
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
d. Nutrisi.
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan berat badan.
e. Hygiene perseorangan.
Dispnea atau nyeri dada atau
dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.
f. Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
g. Kenyamanan
  • Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan nitrogliserin.
  • Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang dan wajah.
  • Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami.
  • Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
h. Respirasi.
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
i. Interaksi sosial.
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
j. Pengetahuan.
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi, perokok.
k. Studi diagnostik'
  • ECG menunjukan: adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dri iskemi, gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis.
  • Enzym dan isoenzym pada jantung : CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam.
  • Elektrolit : ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.
  • Whole blood cell : leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.
  • Analisa gas darah : Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis ata akut.
  • Kolesterol atau trigliserid: mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadinya arteriosklerosis.
  • Chest X ray : mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma ventrikiler.
  • Echocardiogram: Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas masing-masing ruang pada jantung.
  • Exercise stress test : Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress/ aktivitas.

2. Diagnosa keperawatan dan rencana tindakan.
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan adanya penurunan rasa nyeri dada, menunjukan adanya penurunan tekanan dan cara berelaksasi.
Rencana :
  1. Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri.
  2. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, kesadaran).
  3. Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada.
  4. Ciptakan suasana lingkungan yangtenang dan nyaman.
  5. Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik relaksasi.
  6. Kolaborasi dalam : Pemberian oksigen dan obat-obatan (beta blocker, anti angina, analgesic)
  7. Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan dengan narkosa.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan perawatan klien menunnjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.
>Rencana :
  1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas.
  2. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.
  3. Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada saat buang air besar.
  4. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.
  5. Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisik bahwa aktivitas melebihi batas.
c. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark.
Tujuan : Tidak terjadi penurunan cardiac output selama di lakukan tindakan keperawatan.
Rencana :
  1. Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan pada posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan).
  2. Kaji kualitas nadi.
  3. Catat perkembangan dari adanya S3 dan S4.
  4. Auskultasi suara nafas.
  5. Dampingi pasien pada saat melakukan aktivitas.
  6. Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi kafeine.
  7. Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti disritmia.
d. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemia.
Tujuan : Selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan perfusi jaringan.
Rencana :
  1. Kaji adanya perubahan kesadaran.
  2. Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit yang dingin dan penurunan kualitas nadi perifer.
  3. Kaji adanya tanda Homans (pain in calf on dorsoflextion), erythema, edema.
  4. Kaji respirasi (irama, kedalam dan usaha pernafasan).
  5. Kaji fungsi gastrointestinal (bising usus, abdominal distensi, constipasi).
  6. Monitor intake dan out put.
  7. Kolaborasi dalam: Pemeriksaan ABG, BUN, Serum ceratinin dan elektrolit.
e. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan dengan penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma protein.
Tujuan : Tidak terjadi kelebihan cairan di dalam tubuh klien selama dalam perawatan.
Rencana :
  1. Auskultasi suar nafas (kaji adanya crackless).
  2. Kaji adanya jugular vein distension, peningkatan terjadinya edema.
  3. Ukur intake dan output (balance cairan).
  4. Kaji berat badan setiap hari.
  5. Najurkan pada pasien untuk mengkonsumsi total cairan maksimal 2000 cc/24 jam.
  6. Sajikan makan dengan diet rendah garam.
  7. Kolaborasi dalam pemberian deuritika.

Makalah Perkembangan Administrasi Negara di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak Woodrow Wilson “menggegerkan” publik Amerika Serikat melalui tulisannya yang berjudul The Study of Administration (1887) pada jurnal Political Science Quarterly, administrasi negara mulai berkembang sampai ke antero dunia, termasuk ke Indonesia. Sejak dekade 1990an, administrasi negara telah berkembang pesat dibandingkan zamannya Wilson. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan ilmu administrasi negara begitu masif terjadi di negara asalnya Amerika Serikat dan negara-negara Anglo-Saxon lainnya seperti Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Sedangkan di negara-negara berkembang, dinamika administrasi negara tidak begitu intens karena masih kuatnya kontrol politik, birokrasi dan budaya.
konsep dan paradigma administrasi negara yang berkembang di Indonesia diimpor dari luar. Teori tentang kebijakan publik, teori manajemen publik dan teori governance adalah teori yang lahir di Barat, yang kemudian diadopsi oleh kalangan akademisi dan praktisi administrasi negara di Indonesia. Sampai saat ini, penulis belum menemukan satu pun tulisan atau pun buku tentang teori administrasi negara yang ”asli” Indonesia. Kebanyakan, buku-buku tentang teori administrasi negara yang ditulis oleh orang Indonesia dan beredar di Indonesia merupakan buku-buku yang mencuplik teori-teori administrasi negara dari luar dengan sedikit modifikasi (threatment) dan tambahan di sana-sini dengan kasus Indonesia. Fenomena ini jika dibiarkan berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan hilangnya kemandirian dan identitas administrasi negara Indonesia.
Keilmuwan administrasi negara di Indonesia berlangsung dalam kondisi yang dinamis sudah terasa sejak terjadinya reformasi politik di Indonesia yang ditandai dengan lengsernya Orde Baru tahun 1998 hingga saat ini., dialektika keilmuwan administrasi terjadi begitu hangat. Masing-masing jurusan/departemen/program studi yang menawarkan pendidikan administrasi negara di perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia memiliki cakrawala keilmuwan yang berbeda satu sama lain. Labih jauh, hal ini menimbulkan perspentif yang berbeda dalam memandang dan menjalankan pendidikan administrasi negara. Dalam konteks kekinian, perkembangan dan dinamika yang sangat menarik untuk disoroti adalah dialektika dan perdebatan tentang administrasi ”negara” dan administrasi ”publik”. Sekilas, persoalan ini terkesan sederhana karena hanya menyangkut masalah nama (label). Namun, lebih dari itu, perkembangan dan dinamika ini memiliki akar filosofis dan historis yang panjang serta layak untuk dianalisis karena berkaitan dengan identitas administrasi negara Indonesia itu sendiri.
 

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Administrasi
Administrasi adalah sebuah istilah yang bersifat generik, yang mencakup semua bidang kehidupan. Karena itu, banyak sekali definisi mengenai administrasi. Sekalipun demikian, ada tiga unsur pokok dari administrasi. Tiga unsur ini pula yang merupakan pembeda apakah sesuatu kegiatan merupakan kegiatan administrasi atau tidak.
Dari definisi administrasi yang ada, kita dapat mengelompokkan administrasi dalam pengertian proses, tata usaha dan pemerintahan atau administrasi negara. Sebagai ilmu, administrasi mempunyai berbagai cabang, yang salah satu di antaranya adalah administrasi negara.
Administrasi negara juga mempunyai banyak sekali definisi, yang secara umum dapat dibagi dalam dua kategori. Pertama, definisi yang melihat administrasi negara hanya dalam lingkungan lembaga eksekutif saja. Dan kedua, definisi yang melihat cakupan administrasi negara meliputi semua cabang pemerintahan dan hal-hal yang berkaitan dengan publik.
Terdapat hubungan interaktif antara administrasi negara dengan lingkungan sosialnya. Di antara berbagai unsur lingkungan sosial, unsur budaya merupakan unsur yang paling banyak mempengaruhi penampilan (performance) administrasi negara.
2.      Sejarah Pertumbuhan Administrasi Negara
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa terdapat tali sejarah yang merakit perkembangan administrasi negara. Apa yang dicapai dan diberikan oleh administrasi negara sekarang, tidak lepas dari upaya-upaya yang tidak kenal lelah yang telah dilakukan oleh para peletak dasar dan pembentuk administrasi yang dahulu. Administrasi modern penuh dengan usaha untuk lebih menekan jabatan publik agar mempersembahkan segala kegiatannya untuk mewujudkan kemakmuran dan melayani kepentingan umum. Karena itu, administrasi negara tidak dipandang sebagai administrasi "of the public", tetapi sebaliknya adalah administrasi “for the public".
Ide ini sebenarnya bukanlah baru. Orientasi semacam ini telah dicanangkan dengan jelas dalam ajaran Confusius dan dalam "Pidato Pemakaman" Pericles, bahkan dalam kehidupan bangsa Mesir kuno. Bukti - bukti sejarah dengan jelas membuktikan upaya-upaya yang sistematis, yang dikobarkan oleh tokoh-tokoh seperti Cicero dan Casiodorus. Selama abad ke-16 - 18 tonggak kemapanan administrasi negara Jerman dan Austria telah dipancangkan oleh kaum Kameralis yang memandang administrasi sebagai teknologi. Administrasi negara juga memperoleh perhatian penting di Amerika, terutama setelah negara ini merdeka.
Apa yang dikemukakan oleh Cicero dalam De Officiis misalnya, dapat ditemukan dalam kode etik publik dari kerajaan-kerajaan lama. Hal yang umum muncul di antara mereka adalah adanya harapan agar administrasi negara melakukan kegiatan demi kepentingan umum dan selalu mengembangkan kemakmuran rakyat. Dengan kata lain, administrasi negara tidak seharusnya mengeruk kantong kantornya (korupsi) demi kepentingan dirinya sendiri.
Wajah administasi suatu negara merupakan produk dari sistem politik, posisi perkembangan ekonomi dan sosial dari negara yang bersangkutan, di samping sebaliknya dalam banyak hal administrasi negara juga menentukan penampilan sistem politik, perkembangan ekonomi dan kualitas sosial negara itu. Oleh karena itu seharusnya diskusi tentang sejarah administrasi negara Republik Indonesia ini dilakukan di tengah-tengah dan bersamaan dengan pembahasan tentang sejarah pemerintahan dan politik. Tetapi penulis berpendapat bahwa jika cara itu ditempuh, maka pembaca akan dituntut untuk menyerap terlalu banyak tema informasi sekaligus sehingga menyulitkan penyerapan dan pemahamannya. Atas dasar itu "sejarah" administrasi RI disajikan dalam bab tersendiri di sini. Namun harus dicatat, bahwa karena konsep-konsep perubahan, penyempurnaan, modernisasi atau reformasi administrasi dipraktikkan oleh hampir semua pemerintahan, maka uraian tentang konsep-konsep ini tidak dapat dipandang sebagai perkembangan praktik yang linear dari administrasi negara RI melainkan lebih banyak menunjuk pada perkembangan popularitas konsep itu di kalangan para pejabat dan ilmuwan administrasi. Menurut bacaan penulis, istilah yang digunakan oleh pejabat dan ilmuwan kita secara berturut-turut adalah: rasionalisasi administrasi, administrasi pembangunan, penyempurnaan administrasi, reformasi administrasi, dan pembaharuan atau modernisasi administrasi. Model, konsep atau istilah ini sudah mulai dikenal pada fase pendahulunya dan biasanya masih pula dipakai pada fase sesudahnya. Dengan kata lain, penggunaan atau penerapan suatu model tidak berarti hilangnya model yang lain, atau tidak berlebihan jika dikatakan bahwa apa yang dimaksudkan "model" di bawah ini sebenarnya hanyalah "mode" penggunaan istilah --dengan nama yang berbeda memiliki esensi yang sama.

4.      Perkembangan Administrasi Negara di Indonesia dilihat dari Aspek Iptek
Aspek kognitif dan komunikasi manusia, karena penggunaanya tetap manusia dan perangkat indonesia saat ini sedang membangun dan kemajuan iptek dari negara lain juga sedang mempengarhui secara deras perkembangan iptek di indonesia. pegawai administrasi, bahkan seorang insinyur sipil yang menggunakan program mempunyai kesempatan luas pada industri yang berbasiskan iptek, sektor jasa dan pertanian. selanjutnya bila dilihat dari segi neraca perdagangan kedua negara, dalam semua hal yang berkaitan dengan kebijakan dan administrasi. dan dijadikan salah satu aspek utama dalam pembangunan pertanian di india.

5.      Perkembangan Ilmu Administrasi Negara Di Indonesia
Perkembangan Ilmu Administrasi Negara di Indonesia
Ilmu Administrasi pada Waktu Pemerintahan Hindia Belanda dan Pengaruh Administrasi Militer
1.      Penggunaan istilah administrasi di bidang pemerintahan pada pemerintahan Hindia Belanda.
2.      Pembagian wilayah administrasi.
3.      Lembaga-lembaga pemerintah Hindia Belanda.
4.      Susunan organisasi pemerintah Hindia Belanda.
5.      Daerah-daerah Otonom.
6.      Istilah administrasi di bidang hukum dan di bidang perekonomian.
7.      Pengaruh Administrasi Militair pada waktu Perang Dunia II.
Perkembangan Administrasi sesudah Kemerdekaan Praktik-praktik administrasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda, baik di bidang Pemerintahan, Hukum dan Perekonomian. Namun praktik-praktik administrasi tersebut, dimonopoli oleh orang-orang Belanda. Sehingga ilmu Administrasi kenyataannya menjadi milik bangsa penjajah. Orang-orang Indonesia hanya sekedar sebagai pelaksana saja. Mereka pada umumnya hanya memiliki pangkat sebagai Mandor/Krani, Juru Tulis (Klerk), sehingga mereka hanya mengenal arti administrasi dalam arti sempit. Pengaruh keberhasilan Administrasi Militer pada Perang Dunia II, menyebabkan bangsa-bangsa di dunia banyak mempelajari ilmu administrasi. Menyadari atas kekurangannya di bidang administrasi, pemerintah Indonesia mendatangkan Misi Ahli dari Amerika Serikat untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Akhirnya Misi Ahli memberikan rekomendasinya, yaitu: Perlunya “Pendidikan dan Latihan Administrasi di Indonesia” (Training for Administration in Indonesia).
Pengelompokan Ilmu Administrasi Pengelompokan Ilmu Administrasi terdiri atas
(a)     pengelompokan yang bersifat administrasi umum,
(b)     pengelompokan di bidang pembangunan,
(c)     yang bersifat sektoral, dan
(d)    pengelompokan atas dasar Pelayanan administratif (administrative services).
Pengelompokan yang terakhir yaitu pelayanan administratif dilakukan oleh satuan kerja yang disebut dengan Kantor (Perkantoran) atau Manajemen Kantor (Perkantoran). Administrasi Perkantoran bertugas membantu pelaksanaan tugas pokok/tujuan Organisasi/Badan Usaha. Administrasi Kantor/Perkantoran biasanya disebut “Sekretariat” atau “Tata Usaha” yang bertugas melakukan pelayanan administratif, berupa urusan: Kerumahtanggaan, Ketatausahaan, Kepegawaian, Keuangan, dan sebagainya yang bersifat pelayanan intern (internal services). Perkembangan Administrasi Sebagai Ilmu Pengalaman dan Penelitian Hennry Fayol dalam Mengembangkan lmu Administrasi
1.              Upaya yang dilakukan oleh Henry Fayol dalam usaha menyelamatkan industri pertambangan yang mengalami kemunduran.
2.              Alasan diperlukan latihan dan teori Administrasi, serta upaya yang dilakukan oleh Henry Fayol untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
3.              Alasan diperlukan pengajaran Administrasi yang bersitat umum, menurut Henry Fayol.
4.              Alasan Henry Fayol menganjurkan latihan Administrasi bagi jabatan pimpinan.
5.              Upaya yang dianjurkan oleh Henry Fayol untuk mengembangkan teori administrasi. Hasil Penelitian Henry Fayol 1.

6.      Sistem Administrasi Negara Indonesia
Sistem Administrasi Negara Indonesia
1.      Sistem administrasi negara Indonesia haruslah diterjemahkan sebagai bagian integral dari sistem nasional.
2.      Landasan, tujuan, dan asas sistem administrasi negara adalah sama dengan landasan, tujuan, dan asas sistem nasional, yang tertera dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-Garis Besar Haluan Negara.
3.      Penyempurnaan dan perbaikan terhadap sistem administrasi negara diarahkan untuk memperkuat kapasitas administrasi. Kegiatan ini merupakan satu proses rasionalisasi terhadap sistem administrasi, agar dapat memenuhi fungsinya sebagai instrumen pembangunan dan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
4.      Selama Orde Baru telah dilakukan usaha-usaha yang konsisten untuk memperbaiki sistem administrasi negara.

 

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori dan konsep administrasi negara telah berkembang dengan pesat. Dari segi keilmuwan, wacana keilmuwan administrasi negara di beberapa negara maju dan di Indonesia mengalami dinamika yang sangat intens. Namun, kita masih banyak mencaplok teori-teori dari luar untuk membentuk teori. Salah satu teori administrasi negara yang menjadi mainstream adalah teori kebijakan publik. Teori kebijakan publik mengajarkan cara merumuskan kebijakan publik yang baik dan benar. Dalam merumuskan kebijakan publik, peran analisis kebijakan sangat vital dalam memilih alternatif kebijakan yang memiliki manfaat yang paing tinggi. Sebagai upaya membentuk kemandirian dan identitas administrasi negara di Indonesia sudah saatnya akademisi administrasi negara menggali nilai-nilai lokal yang berkembang di Indonesia guna merancang teori yang mencerminkan identitas kita sebagai bangsa.

 
DAFTAR PUSTAKA

·         Cleland, David I., dan King, William R. (1975). Systems Analysis and Project Management. New York: Mc Graw-Hill Inc.
·         Caiden, Gerald E. Administrative Reform. Allen Lane The Peguin Press.
·         Purwanto, Erwan Agus. 2005. “Pelayanan Publik Partisipatif ”. Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik. Editor: Agus Dwiyanto. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
·         http://okiisnaenimaharani.blog.com/2010/06/03/perkembangan-ilmu-administrasi-negara-di-indonesia/

Sunday, July 3, 2011

Husaberg TE 125 ENDURO

Produsen sepeda motor Swedia telah memperkenalkan motor Husaberg TE 125 ENDURO terbaru yang menawarkan beberapa fitur baru pada setiap modelnya. Tahun 2012 Husaberg TE 125 ini didukung oleh dua mesin 125cc stroke dengan bandrol harga £ 5745. Sepeda motor trail terbaru ini hadir dengan tangki transparan, berlapis bingkai kuning, motorcross handguards, dan plastik pelindung sasis.

Tahun 2012 Husaberg TE 125 dirancang untuk menarik pengendara muda ENDURO usia enam belas tahunan. Husaberg TE 125 dilengkapi dengan komponen berkualitas tinggi dan sporty.

Pada tahun 2012 model, pelat atas yang baru, lebih ringan dan lebih kaku untuk memastikan respon terbaik dalam hal kelancaran dan stabilitas garpu depan. Sistem pengereman yang disediakan oleh Brembo seperti biasa, superstruktur dibangun dengan teknologi terbaru, "In-Mold" untuk memastikan ketahanan gesekan yang terbaik, kopling aktuator hidrolik, dan semua model kecuali sepeda motor ENDURO 125 TE memiliki tombol stater listrik untuk mengatur setang dari Heineken.

Berikut adalah daftar harga motor 2012 Husaberg: TE 125 (£ 5745), TE 250 (£ 6445), TE 300 (£ 6645), FE 390 (£ 6895), FE 450 (£ 6995), FE 570 (£ 7095 ).

Honda CBR125R


General information
Model: Honda CBR125R
Year: 2011
Category: Sport
Rating: 64.2 out of 100. Show full rating and compare with other bikes

Engine and transmission
Displacement: 124.70 ccm (7.61 cubic inches)
Engine type: Single cylinder, four-stroke
Power: 13.41 HP (9.8 kW)) @ 10000 RPM
Torque: 10.60 Nm (1.1 kgf-m or 7.8 ft.lbs) @ 8250 RPM
Compression: 11.0:1
Bore x stroke: 58.0 x 47.2 mm (2.3 x 1.9 inches)
Valves per cylinder: 2
Fuel system: Injection. PGM-FI electronic fuel injection
Fuel control: SOHC
Ignition: Fully transistorised with electronic advance
Cooling system: Liquid
Gearbox: 6-speed
Transmission type,
final drive: Chain
Driveline: O-ring sealed chain

Chassis, suspension, brakes and wheels
Front suspension: 31mm telescopic fork, 109mm axle travel
Rear suspension: Monoshock damper, 120 mm axle travel
Front tyre dimensions: 80/90-M17
Rear tyre dimensions: 100/80-M17
Front brakes: Single disc
Front brakes diameter: 276 mm (10.9 inches)
Rear brakes: Single disc
Rear brakes diameter: 220 mm (8.7 inches)
Wheels: U-section 6-spoke cast aluminium

Physical measures and capacities
Dry weight: 127.3 kg (280.6 pounds)
Power/weight ratio: 0.1053 HP/kg
Seat height: 776 mm (30.6 inches) If adjustable, lowest setting.
Overall height: 1,070 mm (42.1 inches)
Overall length: 1,920 mm (75.6 inches)
Overall width: 675 mm (26.6 inches)
Ground clearance: 172 mm (6.8 inches)
Wheelbase: 1,294 mm (50.9 inches)
Fuel capacity: 10.00 litres (2.64 gallons)

Other specifications
Starter: Electric
Color options: Blue/white/red

AsKep Angina Pektoris

Asuhan Keperawatan angina pektoris adalah merupakan bagian dari berbagai macam kasus askep jantung. Dan kali ini sehat kita semua akan mencoba berbagi mengenai askep angina pektoris ini karena banyak juga yang sedang mancari rujukan akan mengenal akan berbagai tanda gejala angina pektoris.

Pengertian Angina Pektoris.
Ada beberapa pengertian dari angina pektoris ini yaitu diantaranya :
  1. Yang dimaksud dengan definisi angina pektoris adalah adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993).
  2. Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996).
  3. Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler).
Penyebab Etiologi Angina Pektoris
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya angina ini adalah sebagai berikut :
  1. Ateriosklerosis
  2. Spasme arteri koroner
  3. Anemia berat
  4. Artritis
  5. Aorta Insufisiensi
Faktor Resiko Angina Pektoris adalah :
1. Dapat Diubah (dimodifikasi)
  • Diet (hiperlipidemia)
  • Rokok
  • Hipertensi
  • Stress
  • Obesitas
  • Kurang aktifitas
  • Diabetes Mellitus
  • Pemakaian kontrasepsi oral
2. Tidak dapat diubah
  • Usia
  • Jenis Kelamin
  • Ras
  • Herediter
  • Kepribadian tipe A
D.FAKTOR PENCETUS SERANGAN
Serangan nyeri dada dapat dipicu karena beberapa hal berikut ini :
  1. Emosi
  2. Stress
  3. Kerja fisik terlalu berat
  4. Hawa terlalu panas dan lembab
  5. Terlalu kenyang
  6. Banyak merokok
Gambaran Klinis Nyeri dada :
  1. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau lengan kiri.
  2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
  3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
  4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
  5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines.
  6. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
  7. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

Perbedaan tipe serangan jenis angina ini :
1. Angina Pektoris Stabil
  1. Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen niokard.
  2. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
  3. Durasi nyeri 3 – 15 menit.
2. Angina Pektoris Tidak Stabil
  1. Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil.
  2. Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
  3. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
  4. Kurang responsif terhadap nitrat.
  5. Lebih sering ditemukan depresisegmen ST.
  6. Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.
3. Angina Prinzmental (Angina Varian).
  1. Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
  2. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
  3. EKG menunjukkan elevaasi segmen ST.
  4. Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.
  5. Dapat terjadi aritmia.

PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS ANGINA PEKTORIS
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung.

Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksid0 yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.

Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.