A. Seng
Pemurnian diperoleh secara elektrolitis dari bahan oksida seng (ZnO). Penemuan mencapai kadar 97,75% Zn. Warnanya abu-abu muda dengan titik cair 419°C dan titik didih 906°C. Daya mekanis tidak kuat.
Seng dipakai sebagai pelindung dari karat, karena lebih tahan terhadap karat daripada besi. Pelapisan dengan seng dilakukan dengan cara galvanis seperti pada tembaga. Seng juga mudah dituang, dan sering dipakai sebagai pencampur bahan lain yang sukar dituang, misalnya tembaga.
Dalam teknik listrik seng banyak dipakai untuk bahan selongsonng elemen kering (kutub negatifnya), batang-batang (elektroda) elemen galvani.
Tahanan jenis 0,12 ohm mm^2/m Dalam perdagangan seng dijual dalam bentuk pelat yang rata atau bergelombang. Juga dalam bentuk kawat dan tuangan dalam bentuk balok.
B. Timah Hitam
Timah hitam terkenal dengan nama timbel. Berat jenis timbel 11,4 dan tahanan jenis 0,94. Logam ini lunak, dapat dicetak dengan cara dicairkan. Titik cair timbel 325°C. Titik didihnya 1560°C, warnanya abu-abu. Timbel tahan terhadap udara, air, air garam, asam belerang.
Dalam teknik listrik, timbel dipakai sebagai pelindung untuk kabel listrik dalam tanah atau pada kabel listrik dasar laut. Karena sifatnya tahan air dan tahan air garam maka kabel yang dibungkus dengan timbel tidak menjadi rusak dipakai di laut. Tetapi kabel menjadi terlalu berat dan mudah terluka/tergores karena sifat lunaknya. Selain itu timbel kurang tahan terhadap getaran. Karena getaran, timbel dapat menjadi rusak dan menyebabkan air masuk ke dalam kabel. Oleh sebab itu pemasangan kabel bersalut timbel hendaknya dijauhkan dari tempat yang banyak getaran , misalnya dekat rel kereta api, jembatan, dan sebagainya. Timbel juga tidak tahan terhadap asam cuka, asam sendawa, dan kapur. Adonan beton yang masih basah juga merusak timbel, maka kabel bersalut timbel yang dipasang pada beton harus diberi perlindungan.
Kecuali sebagai bahan pelindung kabel, kabel juga dipakai untuk pelat-pelat aki, kutub-kutub aki, penghubung sel-sel aki, dan sebagainya. Timbel yang dicampur timah putih dipakai untuk bahan soldir.
Untuk memperoleh kekuatan mekanis yang lebih baik sebagai pembalut kabel, maka timbel dicampur dengan tembaga, antimony, cadmium dan sebagainya.
Timbel mengandung racun, maka setelah bekerja dengan timbel tangan harus dicuci bersih sebelum dipakai untuk memegang makanan.
C. Timah Putih
Timah putih biasa disebut dengan timah. Keadaannya hamper sama dengan timbel. Warnanya putih mengkilat. Titik cairnya lebih rendah dari timbel, yaitu 232°C. Berat jenis 7,3 tahanan jenis 0,15 ohm mm^2/m, keadaan lunak. Timah tidak beracun seperti halnya timbel dan dipakai sebagai pelapis atau bahan campuran.
Sebagai bahan mentah timah diperdagangkan, dituang dalam bentuk balok, sebagai barang setengah jadi, dibuat pelat yang sangat tipis (kurang dari 0,2 mm) dengan nama staniol. Dan yang lebih tipis lagi dengan nama fuli timah. Kadang-kadang timah dicampur dengan timbel. Untuk ini apabila akan digunakan untuk pembungkus makanan, kadar timbel tidak boleh dari 10%.
Dalam teknik listrik, timah banyak dipakai sebagai pelapis tembaga pada hantaran yang bersekat karet dan hantaran tanah. Macam-macam peralatan listrik dilapis dengan timah untuk menahan karet.
Karena sifatnya yang lunak, kalau ditekan oleh ring pada pengerasan mur atau sekrup, timah dapat betul-betul rata sehingga hubungan (kontak) menjadi betul-betul baik, mengurangi tahanan dan meniadakan bunga api (missal pada sepatu kabel, kontak penghubung, rel-rel kotak sekering dan sebagainya.
Pelat-pelat tipis dipakai pada kapasitor. Kegunaan lain dari timah adalah sebagai bahan patri, yaitu dengan mencampurnya dengan timbel.
D. Tembaga
Tembaga adalah bahan tambang yang diketemukan sebagai bijih tembaga yang masih bersenyawa dengan zat asam, asam belerang atau bersenyawa dengan kedua zat tadi. Dalam bijih tembaga juga terkandung batu-batu. Tembaga terdapat di Amerika Utara, Chili, Siberia, Pegunungan Ural, Irian Jaya dan sebagainya.
1. Pembuatan Tembaga
Pembuatan tembaga dilakukan dalam beberapa tahap. Tembaga terikat secara kimia di dalam bijih pada bahan yang disebut batu gang. Untuk mengumpulkan bijih-bijh itu biasanya dulakukan dengan membersihkannya dalam cairan berbuih, di mana di situ ditiupkan udara. Ikatan tembaga dari bijih yang digiling sampai halus dicampur dengan air dan zat-zat kimia sehingga menjadi pulp (bubur) pada suatu bejana silinder. Zat-zat kimia (yang disebut Reagens) berfungsi untuk mempercepat terpisahnya tembaga. Pada bubur tersebut ditiupkan udara atau gas sehingga timbul buih yang banyak. Bagian-bagian logam yang kecil sekali melekat pada gelembung udara atau gas tersebut. Di situ terdapat semacam kincir yang berputar dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga gaya sentrifugal melemparkan buih tersebut dengan mineral keluar tepi bejana sehingga terpisah dari batu gang. Setelah proses tersebut logam dihilangkan airnya. Proses selanjutnya adalah pencarian di dalam suatu dapur mantel dengan jalan membakarnya dengan arang debu. Di sini dapat dipisahkan zat asam dan batu-batu silikon dan besinya dioksidasikan menjadi terak yang mengapung pada copper sulifida.
Pengolahan tembaga selanjutnya adalah dengan membawa isi dapur (yang disebut matte) ke konverter mendatar. Di sini belerang akan terbakar oleh arus udara yang kuat. Kemudian tembaga yang disebut blister sekali lagi dicairkan di dalam sebuah dapur anode. Dalam proses ini (yang disebut polen) terjadi proes pengurangan zat asam.
Dari dapur anode cairan segera dituangkan ke dalam cetakan, menjadi pelat-pelat anode. Pelat anode ini setelah didinginkan diangkat ke rumah tangki (bejana beton yang dilapisi timbel antimor pada bagian dalamnya) untuk diolah dengan cara elektrolisis, di mana batang tembaga tersebut dipergunakan sebagai anoda dan lempengan tembaga tipis murni sebagai katode. Selama terjadinya proses elektrolisis, anoda mengurai perlahan-lahan dan tembaga yang kemurniannya tinggi menempel pada katode. Untuk mendapatkan tembaga yang kemurniannya tinggi maka tembaga tersebut harus menjalani proses cair dalam dapur saringan.
2. Sifat – Sifat Tembaga
Produksi tembaga sebagian besar dipergunakan dalam industri kelistrikan, karena tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi. Kotoran yang terdapat dalam tembaga akan memperkecil/mengurangi daya hantar listriknya.
Selain mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, daya hantar panasnya juga tinggi; dan tahan karat. Oleh karena itu tembaga juga dipakai untuk kelengkapan bahan radiator, ketel, dan alat kelengkapan pemanasan.
Tembaga mempunyai sifat dapat dirol, ditarik, ditekan, ditekan tarik dan dapat ditempa (meleable).
Karena pemakaian meningkat, bahan cadangan untuk mengganti tembaga sudah dipikirkan. Bahan pengganti yang agak mendekati adalah alumunium (Ai). Akan tetapi daya hantar listrik maupun daya hantar panas dari alumunium lebih rendah dibandingkan tembaga.
Titik cair tembaga adalah 1083° Celcius, titik didihnya 2593° Celcius, massa jenis 8,9, kekuatan tarik 160 N/mm^2.
Kegunaan lain dari tembaga ialah sebagai bahan untuk baut penyolder, untuk kawat-kawat jalan traksi listrikl (kereta listrik, trem, dan sebagainya), unsur hantaran listrik di atas tanah, hantaran penangkal petir, untuk lapis tipis dari kolektor, dan lain-lain.
E. Alumunium
Logam ini sangat diperlukan dalam pembuatan kapal terbang, mobil, motor, dan dalam teknik listrik. Alumunium diperoleh dari boksit yang didapat di Suriname, di Amerika utara dan negara-negara lain. Selain boksit, alumunium juga diperoleh dari kriolit yang berasal dari Greenland dan Batu Labrado, yang ditemukan di Norwegia.
1. Pembuatan Alumunium
Biasanya tanah alumunium bersama soda dicairkan di bawah tekanan pada suhu 160° Celcius, di mana terjadi suatu persenyawaan alumunium, dan kemudian sodanya ditarik sehingga berubah menjadi oksida alumunium yang masih mempunyai titik cair tinggi (2200° Celcius). Titik cair turun menjadi sebesar 100° Celcius kalau dicampur kriolit. Proses cair itu terjadi dalam sebuah dapur listrik yang terdiri atas sebuah bak baja plat, di bagian dalam dilapisi dengan arang murni, dan diatasnya terdapat batang-batang arang yang dicelupkan ke dalam campuran tersebut. Arus listrik yang mengalir akan mengangkat kriolit menjadi cair oleh panas yang terjadi karena arus listrik yang mengangkat dalam cairan kriolit tersebut adalah sebagai bahan pelarut untuk oksidasi alumunium. Alumunium (titik cair 650° C) dipisahkan oleh arus listrik itu ke dasar dan diambil. Proses cair itu sebenarnya lama sekali dan perlu arus listrik yang besar (10.000-30.000A). Oleh karena itu pembuatan alumunium hanya dilakukan di negara-negara yang listriknya murah.
F. Logam Mulia
1. Perak
Perak, emas dan platina termasuk logam mulia. Perak terdapat dalam campuran logam-logam lain, misalnya timbel, timah atau seng. Setelah melalui proses pemurnian dapat diperoleh perak murni. Logam ini lunak, ulet dan mengkilat, dapat dicetak dan ditarik. Titik cairnya di bawah titik cair tembaga, yaitu 960°C, berat jenis 10,5 dan tahanan jenis perak 0,016° Ohm mm2 /m. Berarti daya hantar listriknya lebih dari tembaga. Perak merupakan logam yang mempunyai daya hantar terbaik.
Perak termasuk bahan yang sukar beroksidasi, dan warnanya putih. Karena harganya agak mahal maka pemakaiannya dalam teknik listrik untuk hal-hal yang khusus dan penting saja. Misalnya, untuk kumparan pengukur. Pesawat ini membutuhkan ketelitian dan ruangan sempit sehingga membutuhkan penghantar dengan daya hantar yang terbaik dan tidak berkarat.
Jadi perak dibuiat kawat dengan ukuran yang sangat lembut, yang disebut benang perak. Karena titik cairnya di bawah tembaga,maka perak dipergunakan juga sebagai pengamanlebur. Untuk titik-titik kontak banayak digunakan perak. Pemasangannya mudah karena perak mudah cair dan mudah dipatrikan pada logam lain, misalnya besi, tembagadan sebagainya. Perak juga tidak berkarat.
2. Emas
Emas terdapat dalam persenyawaan dengan logam-logam lain. Pemurniannya dikerjakan secara kimia. Emas murni sangat lunak. Kekerasannya dapat dipertinggi dengan mencampurkan perak. Banyaknya perak dalam campuran initi menentukan besarnya karat. Emas murni dinyatakan sebagai 24 karat. Emas 22 karat berarti dalam 24 bagian ada 22 bagian emas, sisanya perak 2 bagian. Warnanya kuning mengkilat. Berat jenis 19,3. Titik cair 1063°C.Dalam perdagangan emas berbentuk balok tuangan dan lembaran seperti kertas, sangat tipis. Karena mahalnya, umumnya emas jarang dipakai dalam teknik listrik.
3. Platina
Platina merupakan bahan yang tidak berkarat, dapat ditempa, regang, tetapi sukar dicairkan dan tahan dari sebagian besar bahan-bahan kimia; merupakan logam terberat dengan berat jenis 21,5. Titik cairnya mencapai 1774°C, sedang tahanan jenisnya 0,42 ohm.mm^2/m. Warnanya putih keabu-abuan. Pemurnian platina dilakukan secara kimia. Platina dapat ditarik menjadi kawat halus dan filamen yang tipis.
Platina dipakai dalam laboratorium, untuk unsur pemanas tungku-tungku listrik bila membutuhkan panas yang tinggi, dapat mencapai diatas 1300° C. Pemakaian platina dalam teknik listrik antara lain untuk peralatan laboratorium yang tahan karat, kisi tabung radio yang khusus dan sebagainya. Hampir kesemuanya itu untuk kepentingan dalam laboratorium yang sangat membutuhkan kecermatan kerja pesawat. Untuk dipakai secara umum platina terlalu mahal dan bahan lain sebagai penggantinya cukup banyak.
Semoga bermanfaat,
Ekonomi | Kebidanan | makalah | Literature | Otomotife | News | Midwife | Mobile | Phone Cell
Sunday, March 1, 2009
Ilmu Bahan Listrik - Dasar
Suatu bahan dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Wujud bahan tertentu juga bisa berubah karena pengaruh suhu. Selain pengelompokkan berdasarkan wujud tersebut dalam teknik listrik bahan-bahan juga dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Bahan Penghantar (konduktor)
2. Bahan Penyekat (isolator/insulator)
3. Bahan Setengah Penghantar (semi konduktor)
4. Bahan Magnetis.
5. Bahan Super Konduktor.
6. Bahan Nuklir.
7. Bahan Khusus (bahan untuk pembuatan kontak-kontak, untuk sekering, dan sebagainya)
1. Bahan Penghantar (konduktor) adalah bahan yang menghantarkan listrik dengan mudah. Bahan ini mempunyai daya hantar listrik (Electrical Conductivity) yang besar dan tahanan listrik (Electrical Resistance) kecil. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Perhatikan fungsi kabel, kumparan/lilitan pada alat listrik yang anda jumpai. Juga pada saluran transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik, bahan penghantar yang sering dijumpai adalah tembaga dan alumunium.
2. Bahan Penyekat (Insulator/isolator) adalah bahan yang befungsi untuk menyekat (misalnya antara 2 penghantar); agar tidak terjadi aliran listrik/kebocoran arus apabila kedua penghantar tersebut bertegangan. Jadi bahan penyekat harus mempunyai tahanan jenis besar dan tegangan tembus yang tinggi. Bahan penyekat yang sering ditemui dalam teknik listrik adalah : plastik, karet, dan sebagainya.
3. Bahan Setengah Penghantar (Semi Konduktor) adalah bahan yang mempunyai daya hantar lebih kecil dibanding bahan konduktor, tetapi lebih besar dibanding bahan isolator. Dalam teknik elektronika banyak dipakai semi konduktor dari bahan germanium (Ge) dan silicon (Si). Dalam keadaan aslinya, Ge dan Si adalah bahan pelikan dan merupakan isolator. Di Pabrik bahan-bahan tersebut diberi kotoran. Jika bahan tersebut dikotori dengan alumunium maka diperoleh bahan semikonduktor type P (bahan yang kekurangan elektron/mempunyai sifat positif). Jika dikotori dengan fosfor maka yang dipeoleh adalah semikonduktor jenis N (bahan yang kelebihan electron, sehingga bersifat negative). Ge mempunyai daya hantar lebih tinggi dibandingkan Si, sedangkan Si lebih tahan panas dibanding Ge.
4. Bahan Magnetik (Magnetic Materials) dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu ferro magnetic, para-magnetic dan dia-magnetic. Bahan ferro-magnetic adalah bahan yang mempunyai permeabilitas tinggi dan mudah sekali dialiri garis-garis gaya magnet. Contoh bahan yang mempunyai permeabilitas tinggi adalah besi, besi pasir, stalloy, dan sebagainya. Selain itu sering dijumpai magnet yang merupakan magnet permanen, misalnya alnico, cobalt, baja arang, dan sebagainya. Baja untuk magnet sering dijumpai pada pelat-pelat motor/generator, pelat-pelat transformator, dan sebagainya. Dalam bidang elektronika, digunakan bahan magnet misalnya pada speaker, alat-alat ukur elektronika, dan sebagainya.
5. Bahan Super Konduktor. Pada tahun 1911, Kamerligh Onnes mengukur perubahan tahanan listrik yang disebabkan oleh perubahan suhu Hg dalam helium cair. Dia menemukan bahwa tahanan listrik tiba-tiba hilang pada suhu 4,153°K. Sampai saat ini telah ditemukan sekitar 24 unsur hantaran super dan lebih banyak lagi paduan dan senyawa yang menunjukkan sifat-sifat hantaran super. Temperatur kritisnya berkisar antara 1 samapai 19° Kelvin. Bahan-bahan lead (timah), tin (timah patri), alumunium, dan mercury, pada sushu mendekati 0°K mempunyai resistivitas nol.
6. Bahan Nuklir. Bahan nuklir sering dipakai sebagai bahan baker reaktor nuklir. Reaktor nuklir adalah pesawat yang mengandung bahan-bahan nuklir yang dapat membelah, yang disusun sedemikian sehingga suatu reaksi berantai dapat berjalan dalam keadaan dan kondisi terkendali. Dengan sendirinya syarat agar suatu bahan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar nuklir adalah bahan yang dapat mengadakan fisi (pembelahan atom). Dalam reaktor nuklir digunakan bahan bakar uranium 235, plutonium-239, uranium-233.
Dalam pemilihan jenis bahan listrik, selain sifat listrik, perlu dipertimbangkan beberapa sifat lain dari bahan, yaitu :
A. Sifat Mekanis, yaitu perubahan bentuk dari suatu benda padat akibat adanya gaya-gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi adanya perubahan itu tergantung kepada besar kecilnya gaya, bentuk benda, dan dari bahan apa benda tersebut dibuat.
Jika tidak ada gaya dari luar yang bekerja, maka ada tiga kemungkinan yang akan terjadi pada suatu benda :
• Bentuk benda akan kembali ke bentuk semula, hal ini karena benda mempunyai sifat kenyal (elastis)
• Bentuk benda sebagian saja akan kembali ke bentuk semula, hal ini hanya sebagian saja yang dapat kembali ke bentuk semula karena besar gaya yang bekerja melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan menjadi berkurang.
• Bentuk benda berubah sama sekali, hal ini dapat terjadi karena besar gaya yang bekerja jauh melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan sama sekali hilang.
B. Sifat Fisis, Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk sendiri), dimana pada suhu yang tetap benda padat mempunyai isi yang tetap pula. Isi akan bertambah atau memuai jika mengalami kenaikkan suhu dan sebaliknya benda akan menyusut jika suhunya menurun. Karena berat benda tetap , maka kepadatan benda akan bertambah, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
• Jika isi (volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan berkurang
• Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akan bertambah
• Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam keadaan panas
C. Sifat Kimia, berkarat adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan yang terbuat dari logam. Hal ini terjadi karena reaksi kimia dari bahan itu sendiri dengan sekitarnya atau bahan itu sendiri dengan bahan cairan. Biasanya reaksi kimia dengan bahan cairan itulah yang disebut berkarat atau korosi. Sedangkan reaksi kimia dengan sekitarnya disebut pemburaman.
Pengujian sifat mekanis bahan perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi spesifikasi bahan. Melalui pengujian tarik akan diperoleh besaran-besaran kekuatan tarik, kekuatan mulur, perpanjangan, reduksi penampang, modulus elastis, resilien, keuletan logam, dan lain-lain. Selain sifat-sifat tersebut dengan tidak secara terlalu teknis, perlu diperhatikan kekerasan (hardness) dan kemampuan menahan goresan (abrasion). Contoh sifat fisis yang sering diperlukan adalah berat jenis, titik lebur, titik didih, titik beku, kalor lebur, dan sebagainya. Juga sifat perubahan volume, wujud, dan panjang terhadap perubahan suhu. Perkaratan adalah contoh sifat bahan akibat reaksi kimia; reaksi antara logam dengan oksigen yang ada di udara. Sifat kimia juga termasuk sifat bahan yang beracun, kemungkinan mengadakan reaksi dengan garam, asam, dan basa.
intisari
Selain bahan penyekat atau isolator di atas, ada bahan lain yang juga banyak digunakan dalam teknik ketenagalistrikan yaitu bahan penghantar atau sering dinamakan dengan istilah konduktor. Suatu bahan listrik yang akan dijadikan penghantar, juga harus mempunyai si fat-sifat dasar penghantar itu sendiri seperti: koefisien suhu tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik dan lain-lain.
Disamping itu juga penghantar kebanyakan menggunakan bentuk padat seperti tembaga, aluminium, baja, seng, timah, dan lain-lain. Untuk keperluan komunikasi sekarang banyak digunakan bahan penghantar untuk media transmisi telekomunikasi yaitu menggunakan serat optik.
Erat kaitannya dengan keperluan pembangkitan energi listrik, yaitu suatu bahan magnetik yang akan dijadikan sebagai medium untuk konversi energi, baik dari energi listrik ke energi mekanik, energi mekanik ke energi listrik, energi listrik menjadi energi panas atau cahaya, maupun dari energi listrik menjadi energi listrik kembali. Bahan magnetik ini tentunya harus memenuhi sifat-sifat kemagnetan, dan parameter-parameter untuk dijadikan sebagai bahan magnet yang baik. Dalam pemilihan bahan magnetik ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik.
Suatu bahan yang sekarang lagi ngetren dan paling banyak sedang dilakukan riset-riset di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu bahan semi konduktor. Berkembangnya dunia elektronika dan komputer saat ini adalah merupakan salah satu peranan dari teknologi semi konduktor. Bahan ini sangat besar peranannya pada saat ini pada berbagai bidang disipilin ilmu terutama di bidang teknik elektro seperti teknologi informasi, komputer, elektronika, telekomunikasi, dan lain -lain. Berkaitan dengan bahan semi konduktor, pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu semi konduktor dan super konduktor.
Semoga bermanfaat,
1. Bahan Penghantar (konduktor)
2. Bahan Penyekat (isolator/insulator)
3. Bahan Setengah Penghantar (semi konduktor)
4. Bahan Magnetis.
5. Bahan Super Konduktor.
6. Bahan Nuklir.
7. Bahan Khusus (bahan untuk pembuatan kontak-kontak, untuk sekering, dan sebagainya)
1. Bahan Penghantar (konduktor) adalah bahan yang menghantarkan listrik dengan mudah. Bahan ini mempunyai daya hantar listrik (Electrical Conductivity) yang besar dan tahanan listrik (Electrical Resistance) kecil. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Perhatikan fungsi kabel, kumparan/lilitan pada alat listrik yang anda jumpai. Juga pada saluran transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik, bahan penghantar yang sering dijumpai adalah tembaga dan alumunium.
2. Bahan Penyekat (Insulator/isolator) adalah bahan yang befungsi untuk menyekat (misalnya antara 2 penghantar); agar tidak terjadi aliran listrik/kebocoran arus apabila kedua penghantar tersebut bertegangan. Jadi bahan penyekat harus mempunyai tahanan jenis besar dan tegangan tembus yang tinggi. Bahan penyekat yang sering ditemui dalam teknik listrik adalah : plastik, karet, dan sebagainya.
3. Bahan Setengah Penghantar (Semi Konduktor) adalah bahan yang mempunyai daya hantar lebih kecil dibanding bahan konduktor, tetapi lebih besar dibanding bahan isolator. Dalam teknik elektronika banyak dipakai semi konduktor dari bahan germanium (Ge) dan silicon (Si). Dalam keadaan aslinya, Ge dan Si adalah bahan pelikan dan merupakan isolator. Di Pabrik bahan-bahan tersebut diberi kotoran. Jika bahan tersebut dikotori dengan alumunium maka diperoleh bahan semikonduktor type P (bahan yang kekurangan elektron/mempunyai sifat positif). Jika dikotori dengan fosfor maka yang dipeoleh adalah semikonduktor jenis N (bahan yang kelebihan electron, sehingga bersifat negative). Ge mempunyai daya hantar lebih tinggi dibandingkan Si, sedangkan Si lebih tahan panas dibanding Ge.
4. Bahan Magnetik (Magnetic Materials) dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu ferro magnetic, para-magnetic dan dia-magnetic. Bahan ferro-magnetic adalah bahan yang mempunyai permeabilitas tinggi dan mudah sekali dialiri garis-garis gaya magnet. Contoh bahan yang mempunyai permeabilitas tinggi adalah besi, besi pasir, stalloy, dan sebagainya. Selain itu sering dijumpai magnet yang merupakan magnet permanen, misalnya alnico, cobalt, baja arang, dan sebagainya. Baja untuk magnet sering dijumpai pada pelat-pelat motor/generator, pelat-pelat transformator, dan sebagainya. Dalam bidang elektronika, digunakan bahan magnet misalnya pada speaker, alat-alat ukur elektronika, dan sebagainya.
5. Bahan Super Konduktor. Pada tahun 1911, Kamerligh Onnes mengukur perubahan tahanan listrik yang disebabkan oleh perubahan suhu Hg dalam helium cair. Dia menemukan bahwa tahanan listrik tiba-tiba hilang pada suhu 4,153°K. Sampai saat ini telah ditemukan sekitar 24 unsur hantaran super dan lebih banyak lagi paduan dan senyawa yang menunjukkan sifat-sifat hantaran super. Temperatur kritisnya berkisar antara 1 samapai 19° Kelvin. Bahan-bahan lead (timah), tin (timah patri), alumunium, dan mercury, pada sushu mendekati 0°K mempunyai resistivitas nol.
6. Bahan Nuklir. Bahan nuklir sering dipakai sebagai bahan baker reaktor nuklir. Reaktor nuklir adalah pesawat yang mengandung bahan-bahan nuklir yang dapat membelah, yang disusun sedemikian sehingga suatu reaksi berantai dapat berjalan dalam keadaan dan kondisi terkendali. Dengan sendirinya syarat agar suatu bahan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar nuklir adalah bahan yang dapat mengadakan fisi (pembelahan atom). Dalam reaktor nuklir digunakan bahan bakar uranium 235, plutonium-239, uranium-233.
Dalam pemilihan jenis bahan listrik, selain sifat listrik, perlu dipertimbangkan beberapa sifat lain dari bahan, yaitu :
A. Sifat Mekanis, yaitu perubahan bentuk dari suatu benda padat akibat adanya gaya-gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi adanya perubahan itu tergantung kepada besar kecilnya gaya, bentuk benda, dan dari bahan apa benda tersebut dibuat.
Jika tidak ada gaya dari luar yang bekerja, maka ada tiga kemungkinan yang akan terjadi pada suatu benda :
• Bentuk benda akan kembali ke bentuk semula, hal ini karena benda mempunyai sifat kenyal (elastis)
• Bentuk benda sebagian saja akan kembali ke bentuk semula, hal ini hanya sebagian saja yang dapat kembali ke bentuk semula karena besar gaya yang bekerja melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan menjadi berkurang.
• Bentuk benda berubah sama sekali, hal ini dapat terjadi karena besar gaya yang bekerja jauh melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan sama sekali hilang.
B. Sifat Fisis, Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk sendiri), dimana pada suhu yang tetap benda padat mempunyai isi yang tetap pula. Isi akan bertambah atau memuai jika mengalami kenaikkan suhu dan sebaliknya benda akan menyusut jika suhunya menurun. Karena berat benda tetap , maka kepadatan benda akan bertambah, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
• Jika isi (volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan berkurang
• Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akan bertambah
• Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam keadaan panas
C. Sifat Kimia, berkarat adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan yang terbuat dari logam. Hal ini terjadi karena reaksi kimia dari bahan itu sendiri dengan sekitarnya atau bahan itu sendiri dengan bahan cairan. Biasanya reaksi kimia dengan bahan cairan itulah yang disebut berkarat atau korosi. Sedangkan reaksi kimia dengan sekitarnya disebut pemburaman.
Pengujian sifat mekanis bahan perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi spesifikasi bahan. Melalui pengujian tarik akan diperoleh besaran-besaran kekuatan tarik, kekuatan mulur, perpanjangan, reduksi penampang, modulus elastis, resilien, keuletan logam, dan lain-lain. Selain sifat-sifat tersebut dengan tidak secara terlalu teknis, perlu diperhatikan kekerasan (hardness) dan kemampuan menahan goresan (abrasion). Contoh sifat fisis yang sering diperlukan adalah berat jenis, titik lebur, titik didih, titik beku, kalor lebur, dan sebagainya. Juga sifat perubahan volume, wujud, dan panjang terhadap perubahan suhu. Perkaratan adalah contoh sifat bahan akibat reaksi kimia; reaksi antara logam dengan oksigen yang ada di udara. Sifat kimia juga termasuk sifat bahan yang beracun, kemungkinan mengadakan reaksi dengan garam, asam, dan basa.
intisari
Selain bahan penyekat atau isolator di atas, ada bahan lain yang juga banyak digunakan dalam teknik ketenagalistrikan yaitu bahan penghantar atau sering dinamakan dengan istilah konduktor. Suatu bahan listrik yang akan dijadikan penghantar, juga harus mempunyai si fat-sifat dasar penghantar itu sendiri seperti: koefisien suhu tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik dan lain-lain.
Disamping itu juga penghantar kebanyakan menggunakan bentuk padat seperti tembaga, aluminium, baja, seng, timah, dan lain-lain. Untuk keperluan komunikasi sekarang banyak digunakan bahan penghantar untuk media transmisi telekomunikasi yaitu menggunakan serat optik.
Erat kaitannya dengan keperluan pembangkitan energi listrik, yaitu suatu bahan magnetik yang akan dijadikan sebagai medium untuk konversi energi, baik dari energi listrik ke energi mekanik, energi mekanik ke energi listrik, energi listrik menjadi energi panas atau cahaya, maupun dari energi listrik menjadi energi listrik kembali. Bahan magnetik ini tentunya harus memenuhi sifat-sifat kemagnetan, dan parameter-parameter untuk dijadikan sebagai bahan magnet yang baik. Dalam pemilihan bahan magnetik ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik.
Suatu bahan yang sekarang lagi ngetren dan paling banyak sedang dilakukan riset-riset di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu bahan semi konduktor. Berkembangnya dunia elektronika dan komputer saat ini adalah merupakan salah satu peranan dari teknologi semi konduktor. Bahan ini sangat besar peranannya pada saat ini pada berbagai bidang disipilin ilmu terutama di bidang teknik elektro seperti teknologi informasi, komputer, elektronika, telekomunikasi, dan lain -lain. Berkaitan dengan bahan semi konduktor, pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu semi konduktor dan super konduktor.
Semoga bermanfaat,
Tuesday, February 17, 2009
Gangguan Kesehatan akibat Radiasi Elektromagnetik
Banyak kejadian seseorang mengeluh sakit kepala, pening, sukar tidur, konsentrasi terganggu, atau merasa letih tanpa tahu penyebabnya. Keluhan tersebut biasanya merupakan gejala adanya kelainan di dalam sistem atau organ tubuh, tetapi sering kali dokter pun tidak menemukan penyebab secara pasti. Tentu saja jika terpaksa diberi obat, biasanya bersifat simptomatis atau hanya meredakan gejalanya semata.
“Saya selalu mengalami sukar tidur, Dok. Padahal, saat ini saya tanpa beban pikiran apa pun," keluh seorang pasien. "Mengapa saya sering migrain dan hampir setiap hari selalu merasa letih. Padahal, menurut dokter, hasil pemeriksaan laborat saya baik semua...," keluh pasien yang lain.
Apabila hal ini terjadi, salah satu yang perlu dipertimbangkan adalah adanya riwayat keterpajanan (exposure) terhadap peralatan yang menimbulkan radiasi elektromagnetik. Ada kemungkinan gangguan tersebut adalah electrical sensitivity. Electrical sensitivity adalah gangguan fisiologis dengan tanda dan gejala neurologis maupun kepekaan, berupa berbagai gejala dan keluhan.
Gangguan ini umumnya disebabkan oleh radiasi elektromagnetik yang berasal dari jaringan listrik tegangan tinggi atau ekstra tinggi, peralatan elektronik di rumah, di kantor maupun industri. Termasuk telepon seluler (ponsel) maupun microwave oven, ternyata sangat potensial menimbulkan berbagai keluhan tersebut.
"Electrical sensitivity"
Sebenarnya telah lama timbul kekhawatiran pada masyarakat akan efek negatif radiasi elektromagnetik terhadap kesehatan, terutama dengan semakin berkembangnya pemanfaatan sumber radiasi nonpengion. Sumber radiasi nonpengion buatan manusia antara lain jaringan listrik tegangan tinggi maupun ekstra tinggi, laser, radar, microwave oven, ponsel, dan sebagainya. Jarang disadari bahwa risiko paling tinggi dari sumber radiasi nonpengion justru berasal dari alam, yaitu sinar ultra violet matahari
Potensi gangguan kesehatan yang timbul akibat pajanan medan elektromagnetik dapat terjadi pada berbagai sistem tubuh, antara lain: (1) sistem darah, (2) sistem reproduksi, (3) sistem saraf, (4) sistem kardiovaskular, (5) sistem endokrin, (6) psikologis, dan (7) hipersensitivitas. Sedangkan manifestasi dari hipersensitivitas dikenal pula dengan istilah electrical sensitivity, yang menggambarkan gangguan fisiologis berupa tanda dan gejala neurologis maupun kepekaan terhadap medan elektromagnetik, dengan gejala-gejala yang khas (Riedlinger, 2004).
Gejala-gejala yang menunjukkan adanya electrical sensitivity sebenarnya banyak sekali, tetapi yang khas antara lain berupa sakit kepala (headache), pening (dizziness), keletihan (fatigue). Tanda dan gejala lain yang dapat dijumpai, misalnya, jantung berdebar-debar (cardiac palpitations), gangguan tidur (sleep disturbances), gangguan konsentrasi (difficulty in concentrating), rasa mual dan gangguan pencernaan lain (nausea and digestive problems) yang tidak jelas penyebabnya, telinga berdenging (tinnitus), muka terbakar (facial burning), dan kulit meruam (rashes), kejang otot (muscle spasme), kebingungan (confusion), serta gangguan kejiwaan berupa depresi (depression) (Rea, 1991; Bergdahl, 1995; Grant, 1995).
Peran hormon melatonin
Penyebab timbulnya gejala dan berbagai keluhan tersebut sangat kompleks dan multifaktor karena dapat menyertai berbagai penyakit. Teori terbaru tentang metabolisme hormon melatonin dan pengaruhnya terhadap timbulnya berbagai gejala dan perubahan suasana hati diharapkan dapat menjelaskan mengapa pajanan medan elektromagnetik dapat menimbulkan berbagai gejala tersebut (Sandyk, 1993).
Hormon melatonin (N-acetyl-5-metoksitriptamin) adalah hormon yang sebagian besar dibuat oleh kelenjar pineal, sebuah kelenjar sebesar kacang tanah yang terletak di antara kedua sisi otak. Hanya sebagian kecil dibuat di usus dan retina mata. Produksi hormon melatonin dapat dipacu oleh gelap dan hening serta dihambat oleh sinar yang terang maupun medan elektromagnetik (Zhdanova, 1995). Melatonin diproduksi dalam jumlah besar sekali pada orang muda, untuk kemudian menurun setelah usia 40 tahun. Penurunan produksi hormon ini menyebabkan berbagai keluhan yang lebih banyak dialami oleh usia tua dibandingkan dengan usia muda.
Beberapa gejala yang dapat timbul berkaitan dengan hormon melatonin, antara lain, sukar tidur (insomnia), gangguan pada irama sirkadian, jet lag, serta berbagai gejala lain. Gejala-gejala tersebut berkaitan dengan perubahan metabolisme hormon melatonin yang diproduksi oleh kelenjar pineal. Gejala-gejala tersebut terutama timbul bila produksi hormon melatonin berkurang (Dollins, 1994).
Produksi hormon melatonin bertambah pada malam hari, terutama pada suasana hening dan gelap sehingga menyebabkan orang mudah tidur. Namun, produksi hormon ini berkurang oleh adanya rangsangan dari luar, misalnya cahaya serta medan elektromagnetik. Cahaya maupun pajanan medan elektromagnetik dapat menurunkan produksi hormon melatonin dan berpotensi menimbulkan berbagai keluhan, termasuk sakit kepala, pening, dan keletihan.
Upaya pencegahan
Electrical sensitivity merupakan salah satu penyakit lingkungan. Bagaimana pun penyakit lingkungan yang diderita oleh manusia bukan semata-mata berasal dari radiasi elektromagnetik semata.
Banyak polutan yang berupa gas buang dari kendaraan bermotor, industri, maupun aktivitas manusia yang lain berisiko menimbulkan gangguan kesehatan. Jadi, sulit memprediksi apakah berbagai keluhan yang timbul itu semata-mata hanya berasal dari radiasi elektromagnetik.
Meskipun demikian, di samping tetap memerhatikan prosedur tetap penggunaan berbagai peralatan yang berisiko menimbulkan radiasi elektromagnetik, ada beberapa hal yang dapat memperkecil risiko gangguan kesehatan, antara lain:
* Dalam menggunakan peralatan elektronik apa pun, misalnya komputer, televisi, dan hair dryer, sebaiknya dengan membuat jarak sejauh mungkin dari sumber pajanan, sedangkan waktu kontak diusahakan seminimal mungkin.
* Meskipun microwave oven hanya memerlukan waktu sangat pendek untuk memanaskan makanan, dalam prosesnya jangan ditunggu apalagi dalam jarak sangat dekat. Alat ini menghasilkan energi foton yang sangat besar dan berisiko mengganggu kesehatan apabila tidak mematuhi prosedur penggunaannya. Khusus bagi ibu hamil pada tiga bulan pertama harus lebih waspada lagi.
* Kecuali microwave oven, telepon seluler juga menghasilkan energi foton yang sangat besar dan potensi radiasinya lebih besar dibandingkan dengan peralatan elektronik maupun jaringan listrik tegangan tinggi dan ekstra tinggi.
Meskipun sangat membantu pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, seyogianya waktu penggunaannya dibatasi. Jangan selalu mengantonginya, terutama pada saku baju kiri, apalagi bila menggunakan alat pacu jantung.
DR ANIES MKK PKK Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Sumber: http://www.kompas.co.id/
Baca juga mengenai:
Masalah Radiasi Tegangan Tinggi dan Pengukuran Medan Listrik dan Medan Magnet di bawah SUTET 500kV
Semoga bermanfaat, HaGe *** http://dunia-listrik.blogspot.com
“Saya selalu mengalami sukar tidur, Dok. Padahal, saat ini saya tanpa beban pikiran apa pun," keluh seorang pasien. "Mengapa saya sering migrain dan hampir setiap hari selalu merasa letih. Padahal, menurut dokter, hasil pemeriksaan laborat saya baik semua...," keluh pasien yang lain.
Apabila hal ini terjadi, salah satu yang perlu dipertimbangkan adalah adanya riwayat keterpajanan (exposure) terhadap peralatan yang menimbulkan radiasi elektromagnetik. Ada kemungkinan gangguan tersebut adalah electrical sensitivity. Electrical sensitivity adalah gangguan fisiologis dengan tanda dan gejala neurologis maupun kepekaan, berupa berbagai gejala dan keluhan.
Gangguan ini umumnya disebabkan oleh radiasi elektromagnetik yang berasal dari jaringan listrik tegangan tinggi atau ekstra tinggi, peralatan elektronik di rumah, di kantor maupun industri. Termasuk telepon seluler (ponsel) maupun microwave oven, ternyata sangat potensial menimbulkan berbagai keluhan tersebut.
"Electrical sensitivity"
Sebenarnya telah lama timbul kekhawatiran pada masyarakat akan efek negatif radiasi elektromagnetik terhadap kesehatan, terutama dengan semakin berkembangnya pemanfaatan sumber radiasi nonpengion. Sumber radiasi nonpengion buatan manusia antara lain jaringan listrik tegangan tinggi maupun ekstra tinggi, laser, radar, microwave oven, ponsel, dan sebagainya. Jarang disadari bahwa risiko paling tinggi dari sumber radiasi nonpengion justru berasal dari alam, yaitu sinar ultra violet matahari
Potensi gangguan kesehatan yang timbul akibat pajanan medan elektromagnetik dapat terjadi pada berbagai sistem tubuh, antara lain: (1) sistem darah, (2) sistem reproduksi, (3) sistem saraf, (4) sistem kardiovaskular, (5) sistem endokrin, (6) psikologis, dan (7) hipersensitivitas. Sedangkan manifestasi dari hipersensitivitas dikenal pula dengan istilah electrical sensitivity, yang menggambarkan gangguan fisiologis berupa tanda dan gejala neurologis maupun kepekaan terhadap medan elektromagnetik, dengan gejala-gejala yang khas (Riedlinger, 2004).
Gejala-gejala yang menunjukkan adanya electrical sensitivity sebenarnya banyak sekali, tetapi yang khas antara lain berupa sakit kepala (headache), pening (dizziness), keletihan (fatigue). Tanda dan gejala lain yang dapat dijumpai, misalnya, jantung berdebar-debar (cardiac palpitations), gangguan tidur (sleep disturbances), gangguan konsentrasi (difficulty in concentrating), rasa mual dan gangguan pencernaan lain (nausea and digestive problems) yang tidak jelas penyebabnya, telinga berdenging (tinnitus), muka terbakar (facial burning), dan kulit meruam (rashes), kejang otot (muscle spasme), kebingungan (confusion), serta gangguan kejiwaan berupa depresi (depression) (Rea, 1991; Bergdahl, 1995; Grant, 1995).
Peran hormon melatonin
Penyebab timbulnya gejala dan berbagai keluhan tersebut sangat kompleks dan multifaktor karena dapat menyertai berbagai penyakit. Teori terbaru tentang metabolisme hormon melatonin dan pengaruhnya terhadap timbulnya berbagai gejala dan perubahan suasana hati diharapkan dapat menjelaskan mengapa pajanan medan elektromagnetik dapat menimbulkan berbagai gejala tersebut (Sandyk, 1993).
Hormon melatonin (N-acetyl-5-metoksitriptamin) adalah hormon yang sebagian besar dibuat oleh kelenjar pineal, sebuah kelenjar sebesar kacang tanah yang terletak di antara kedua sisi otak. Hanya sebagian kecil dibuat di usus dan retina mata. Produksi hormon melatonin dapat dipacu oleh gelap dan hening serta dihambat oleh sinar yang terang maupun medan elektromagnetik (Zhdanova, 1995). Melatonin diproduksi dalam jumlah besar sekali pada orang muda, untuk kemudian menurun setelah usia 40 tahun. Penurunan produksi hormon ini menyebabkan berbagai keluhan yang lebih banyak dialami oleh usia tua dibandingkan dengan usia muda.
Beberapa gejala yang dapat timbul berkaitan dengan hormon melatonin, antara lain, sukar tidur (insomnia), gangguan pada irama sirkadian, jet lag, serta berbagai gejala lain. Gejala-gejala tersebut berkaitan dengan perubahan metabolisme hormon melatonin yang diproduksi oleh kelenjar pineal. Gejala-gejala tersebut terutama timbul bila produksi hormon melatonin berkurang (Dollins, 1994).
Produksi hormon melatonin bertambah pada malam hari, terutama pada suasana hening dan gelap sehingga menyebabkan orang mudah tidur. Namun, produksi hormon ini berkurang oleh adanya rangsangan dari luar, misalnya cahaya serta medan elektromagnetik. Cahaya maupun pajanan medan elektromagnetik dapat menurunkan produksi hormon melatonin dan berpotensi menimbulkan berbagai keluhan, termasuk sakit kepala, pening, dan keletihan.
Upaya pencegahan
Electrical sensitivity merupakan salah satu penyakit lingkungan. Bagaimana pun penyakit lingkungan yang diderita oleh manusia bukan semata-mata berasal dari radiasi elektromagnetik semata.
Banyak polutan yang berupa gas buang dari kendaraan bermotor, industri, maupun aktivitas manusia yang lain berisiko menimbulkan gangguan kesehatan. Jadi, sulit memprediksi apakah berbagai keluhan yang timbul itu semata-mata hanya berasal dari radiasi elektromagnetik.
Meskipun demikian, di samping tetap memerhatikan prosedur tetap penggunaan berbagai peralatan yang berisiko menimbulkan radiasi elektromagnetik, ada beberapa hal yang dapat memperkecil risiko gangguan kesehatan, antara lain:
* Dalam menggunakan peralatan elektronik apa pun, misalnya komputer, televisi, dan hair dryer, sebaiknya dengan membuat jarak sejauh mungkin dari sumber pajanan, sedangkan waktu kontak diusahakan seminimal mungkin.
* Meskipun microwave oven hanya memerlukan waktu sangat pendek untuk memanaskan makanan, dalam prosesnya jangan ditunggu apalagi dalam jarak sangat dekat. Alat ini menghasilkan energi foton yang sangat besar dan berisiko mengganggu kesehatan apabila tidak mematuhi prosedur penggunaannya. Khusus bagi ibu hamil pada tiga bulan pertama harus lebih waspada lagi.
* Kecuali microwave oven, telepon seluler juga menghasilkan energi foton yang sangat besar dan potensi radiasinya lebih besar dibandingkan dengan peralatan elektronik maupun jaringan listrik tegangan tinggi dan ekstra tinggi.
Meskipun sangat membantu pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, seyogianya waktu penggunaannya dibatasi. Jangan selalu mengantonginya, terutama pada saku baju kiri, apalagi bila menggunakan alat pacu jantung.
DR ANIES MKK PKK Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Sumber: http://www.kompas.co.id/
Baca juga mengenai:
Masalah Radiasi Tegangan Tinggi dan Pengukuran Medan Listrik dan Medan Magnet di bawah SUTET 500kV
Semoga bermanfaat, HaGe *** http://dunia-listrik.blogspot.com
Monday, February 2, 2009
Electrical Power Cable Engineering
Kali ini saya akan memberikan link untuk men-download GRATIS tutorial seputar dunia kabel dan kawat penghantar. Materinya dalam bahasa inggris, namun saya rasa itu bukanlah penghalang bagi kita untuk tetap mau belajar dan memperbanyak referensi keteknikan kita, apalagi bagi rekan mahasiswa yang sedang menjalankan tugas akhir/skripsi, lumayankan buat tambahan bahan referensinya.
Nama para pengarang / kontirbutor pembuat artikel:
• Theodore A. Balaska Insulated Power Cable Services, Inc., Bradenton, Florida
• Bruce S. Bernstein Electric Power Research Institute (EPRI), Washington, DC
• Lawrence J. Kelly Kelly Cables, Montvale, New Jersey
• Carl C. Landinger Hendrix Wire and Cable, Longview, Texas
• James D. Medek JMed & Associates, Ltd., Palatine, Illinois
• William A. Thue Consulting Electric Engineer, Washington, DC
Berikut Link tutorial seputar dunia kabel dan kawat penghantar, Link dibawah juga off-line, jadi anda harus meng-copy-nya, kemudian mem-paste di search bar browser anda.
Atau Download disni: "forum dunia listrik/download"
1. Historical Perspective of Electrical Cables - Bruce S. Bernstein and William A. Thue - 841 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158840/HistoricalPerspectiveofElectricalCables.pdf.html
2. Basic Dielectric Theory of Cable - Theodore A. Bakaska and Carl C. Landinger - 748 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158843/BasicDielectricTheoryofCable.pdf.html
3. Conductors - Lawrence J. Kelly and Carl C. Landinger - 844 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158839/Conductors.pdf.html
4. Cable Characteristics: Electrical – Lawrence J. Kelly and William A. Thue - 845 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158842/CableCharacteristic-Electrical.pdf.html
5. Insulating Materials for Cables - Bruce S. Bernstein - 1.489 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158841/InsulatingMaterialsforCables.pdf.html
6. Electrical Properties of Insulating Materials - Bruce S. Bernstein - 921 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158983/ElectricalPropertiesofInsulatingMaterial.pdf.html
7. Shielding of Power Cables – Lawrence J. Kelly and Carl C. Landinger - 492 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158980/ShieldingofPowercables.pdf.html
8. Sheaths, Jackets, and Armors – Lawrence J. Kelly and Gzrl C. Landinger - 633 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158982. /SheathsJacketsandArmors pdf.html
9. Standards and Specifications – Lawrence J. Kelly and Carl C. Landinger – 746 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158981/StandardsandSpecifications.pdf.html
10. Cable Manufacturing – Lawrence J. Kelly and Carl C. Landinger - 887 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158979/CableManufacturing.pdf.html
11. Cable Installation - James D. Medek and William A. Thue - 834 Kb
http://www.ziddu.com/download/3159440/CableInstallation.pdf.html
12. Splicing, Terminating, and Accessories - Theodore A. Balaska andlames D. Medek – 1.022 Kb
http://www.ziddu.com/download/3379064/SplicingTerminattingandaccessories.pdf.html
13. Ampacity of Cables - Lawrence J, Kelly and Carl C. Landinger – 857 Kb
http://www.ziddu.com/download/3378575/AmpacityofCables.pdf.html
14. Sheath Bonding and Grounding – William A. Thue – 765 Kb
http://www.ziddu.com/download/3379066/SheathsBoundingandgrounding.pdf.html
15. Power Cable Testing in the Field - James D. Medek – 1.550 Kb
http://www.ziddu.com/download/3379063/PowerCablesTestinginThefield.pdf.html
16. Treeing - William A. Thue – 522 Kb
http://www.ziddu.com/download/3379067/treeing.pdf.html
17. Lightning Protection of Distribution Cable Systems - William A. Thue – 701 Kb
http://www.ziddu.com/download/3378571/LightningProtectionofDistributionCableSystem.pdf.html
18. Cable Performance - William A. Thue – 457 Kb
http://www.ziddu.com/download/3378573/CablePerformance.pdf.html
19. Concentric Neutral Corrosion - William A. Thue – 759 Kb
http://www.ziddu.com/download/3378572/ConcentricNeutralCorrosion.pdf.html
20. Glossary - james D. Medek – 660 Kb
http://www.ziddu.com/download/3378574/Glossary.pdf.html
21. Tables and Data- 678 Kb
http://www.ziddu.com/download/3379065/TablesandDataCables.pdf.html
selamat download, semoga bermanfaat
Nama para pengarang / kontirbutor pembuat artikel:
• Theodore A. Balaska Insulated Power Cable Services, Inc., Bradenton, Florida
• Bruce S. Bernstein Electric Power Research Institute (EPRI), Washington, DC
• Lawrence J. Kelly Kelly Cables, Montvale, New Jersey
• Carl C. Landinger Hendrix Wire and Cable, Longview, Texas
• James D. Medek JMed & Associates, Ltd., Palatine, Illinois
• William A. Thue Consulting Electric Engineer, Washington, DC
Berikut Link tutorial seputar dunia kabel dan kawat penghantar, Link dibawah juga off-line, jadi anda harus meng-copy-nya, kemudian mem-paste di search bar browser anda.
Atau Download disni: "forum dunia listrik/download"
1. Historical Perspective of Electrical Cables - Bruce S. Bernstein and William A. Thue - 841 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158840/HistoricalPerspectiveofElectricalCables.pdf.html
2. Basic Dielectric Theory of Cable - Theodore A. Bakaska and Carl C. Landinger - 748 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158843/BasicDielectricTheoryofCable.pdf.html
3. Conductors - Lawrence J. Kelly and Carl C. Landinger - 844 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158839/Conductors.pdf.html
4. Cable Characteristics: Electrical – Lawrence J. Kelly and William A. Thue - 845 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158842/CableCharacteristic-Electrical.pdf.html
5. Insulating Materials for Cables - Bruce S. Bernstein - 1.489 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158841/InsulatingMaterialsforCables.pdf.html
6. Electrical Properties of Insulating Materials - Bruce S. Bernstein - 921 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158983/ElectricalPropertiesofInsulatingMaterial.pdf.html
7. Shielding of Power Cables – Lawrence J. Kelly and Carl C. Landinger - 492 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158980/ShieldingofPowercables.pdf.html
8. Sheaths, Jackets, and Armors – Lawrence J. Kelly and Gzrl C. Landinger - 633 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158982. /SheathsJacketsandArmors pdf.html
9. Standards and Specifications – Lawrence J. Kelly and Carl C. Landinger – 746 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158981/StandardsandSpecifications.pdf.html
10. Cable Manufacturing – Lawrence J. Kelly and Carl C. Landinger - 887 Kb
http://www.ziddu.com/download/3158979/CableManufacturing.pdf.html
11. Cable Installation - James D. Medek and William A. Thue - 834 Kb
http://www.ziddu.com/download/3159440/CableInstallation.pdf.html
12. Splicing, Terminating, and Accessories - Theodore A. Balaska andlames D. Medek – 1.022 Kb
http://www.ziddu.com/download/3379064/SplicingTerminattingandaccessories.pdf.html
13. Ampacity of Cables - Lawrence J, Kelly and Carl C. Landinger – 857 Kb
http://www.ziddu.com/download/3378575/AmpacityofCables.pdf.html
14. Sheath Bonding and Grounding – William A. Thue – 765 Kb
http://www.ziddu.com/download/3379066/SheathsBoundingandgrounding.pdf.html
15. Power Cable Testing in the Field - James D. Medek – 1.550 Kb
http://www.ziddu.com/download/3379063/PowerCablesTestinginThefield.pdf.html
16. Treeing - William A. Thue – 522 Kb
http://www.ziddu.com/download/3379067/treeing.pdf.html
17. Lightning Protection of Distribution Cable Systems - William A. Thue – 701 Kb
http://www.ziddu.com/download/3378571/LightningProtectionofDistributionCableSystem.pdf.html
18. Cable Performance - William A. Thue – 457 Kb
http://www.ziddu.com/download/3378573/CablePerformance.pdf.html
19. Concentric Neutral Corrosion - William A. Thue – 759 Kb
http://www.ziddu.com/download/3378572/ConcentricNeutralCorrosion.pdf.html
20. Glossary - james D. Medek – 660 Kb
http://www.ziddu.com/download/3378574/Glossary.pdf.html
21. Tables and Data- 678 Kb
http://www.ziddu.com/download/3379065/TablesandDataCables.pdf.html
selamat download, semoga bermanfaat
Download Tutorial Analisa Sistem Daya
Berikut akan saya berikan link untuk men-download GRATIS tutorial tentang analisa sistem daya, judul asli dari buku ini adalah “Power System Analysis”….bahasa inggris ? ya !, buku ini memang dalam bahasa inggris, sekedar referensi bagi kita untuk mengetahui tentang analisa sistem daya lebih dalam lagi.
Buku ini berkapasitas 14 MB dan dalam format pdf, oleh karena itu untuk memudahkan rekan-rekan untuk men-download-nya, saya sudah memecahnya menjadi per-bab. Rekan-rekan dapat menyatukan file-file tersebut menjadi satu kembali dengan software khusus, atau membuat satu folder khusus untuk buku ini.
Agar situs ini tidak terlalu berat karena kebanyakan link, maka link-link dibawah dalam keadaan off-line, artinya Silahkan rekan-rekan “copy” link dibawah, kemudian “paste” ke search bar browser yang digunakan dan “selamat men-download”…semua serba gratis..tis…tis….tis..
Atau download disini: "forum dunia listrik/download"
POWER SYSTEM ANALYSIS
Introduction – 442 Kb
http://www.ziddu.com/download/3375093/Introduction.pdf.html
Appendix A - Matrix Methods.pdf – 239 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374553/AppendixA.MatrixMethods.pdf.html
Appendix B - Calculation of Line and Cable Constants.pdf – 399 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374555/AppendixB.CalculationofLineandCableConstants.pdf.html
Appendix C - Transformers and Reactors.pdf – 536 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374554/AppendixC.TransformersandReactors.pdf.html
Appendix D - Sparsity and Optimal Ordering.pdf – 330 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374556/AppendixD.SparsityandOptimalOrdering.pdf.html
Appendix E - Fourier Analysis.pdf – 385 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374552/AppendixE.FourierAnalysis.pdf.html
Appendix F - Appendix F. Limitation of Harmonics.pdf – 353 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374640/AppendixF.LimitationofHarmonics.pdf.html
Appendix G - Appendix G. Estimating Line Harmonics.pdf – 411 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374637/AppendixG.EstimatingLineHarmonics.pdf.html
Chapter 1 - Short-Circuit Currents and symmetrical components.pdf – 565 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374636/ter1.Short-CircuitCurrentsandsymmetricalcomponents.pdf.html
Chapter 2 - Unsymmetrical Fault Calculations.pdf – 508 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374639/chapter2.UnsymmetricalFaultCalculations.pdf.html
Chapter 3 - Matrix Methods for Network Solutions.pdf – 538 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374638/chapter3.MatrixMethodsforNetworkSolutions.pdf.html
Chapter 4 - Current Interruption in AC Networks.pdf – 482 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374863/chapter4.CurrentInterruptioninACNetworks.pdf.html
Chapter 5 - Application and Ratings of Circuit Breakers and fuses.pdf – 512 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374865/er5.ApplicationandRatingsofCircuitBreakersandfuses.pdf.html
Chapter 6 - Short-Circuit of Synchronous and Induction Machines.pdf – 536 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374861/er6.Short-CircuitofSynchronousandInductionMachines.pdf.html
Chapter 7 - Short-Circuit Calculations According to ANSI Standards.pdf – 654 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374864/.Short-CircuitCalculationsAccordingtoANSIStandards.pdf.html
Chapter 8 - Short-Circuit Calculations According to IEC Standards.pdf – 514 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374862/8.Short-CircuitCalculationsAccordingtoIECStandards.pdf.html
Chapter 9 - Calculations of Short-Circuit Currents in DC systems.pdf – 464 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374919/er9.CalculationsofShort-CircuitCurrentsinDCsystems.pdf.html
Chapter 10 - Load Flow Over Power Transmission Lines.pdf – 484 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374921/chapter10.LoadFlowOverPowerTransmissionLines.pdf.html
Chapter 11 - Load Flow Methods Part I.pdf – 486 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374920/chapter11.LoadFlowMethodsPartI.pdf.html
Chapter 12 - Load Flow Methods Part II.pdf - 559 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374917/chapter12.LoadFlowMethodsPartII.pdf.html
Chapter 13 - Reactive Power Flow and Control.pdf – 652 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374918/chapter13.ReactivePowerFlowandControl.pdf.html
Chapter 14 - Three-Phase and Distribution System Load Flow.pdf – 454 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374999/chapter14.Three-PhaseandDistributionSystemLoadFlow.pdf.html
Chapter 15 - Optimization Techniques.pdf – 445 Kb
http://www.ziddu.com/download/3375000/chapter15.OptimizationTechniques.pdf.html
Chapter 16 - Optimal Power Flow.pdf – 471 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374998/chapter16.OptimalPowerFlow.pdf.html
Chapter 17 - Harmonics Generation.pdf – 590 Kb
http://www.ziddu.com/download/3375001/chapter17.HarmonicsGeneration.pdf.html
Chapter 18 - Effects of Harmonics.pdf – 424 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374997/chapter18.EffectsofHarmonics.pdf.html
Chapter 19 - Harmonic Analysis.pdf – 566 Kb
http://www.ziddu.com/download/3375094/chapter19.HarmonicAnalysis.pdf.html
Chapter 20 - Harmonic Mitigation and Filters.pdf- 596 Kb
http://www.ziddu.com/download/3375095/chapter20.HarmonicMitigationandFilters.pdf.html
Semoga bermanfaat dan selamat men-download
Buku ini berkapasitas 14 MB dan dalam format pdf, oleh karena itu untuk memudahkan rekan-rekan untuk men-download-nya, saya sudah memecahnya menjadi per-bab. Rekan-rekan dapat menyatukan file-file tersebut menjadi satu kembali dengan software khusus, atau membuat satu folder khusus untuk buku ini.
Agar situs ini tidak terlalu berat karena kebanyakan link, maka link-link dibawah dalam keadaan off-line, artinya Silahkan rekan-rekan “copy” link dibawah, kemudian “paste” ke search bar browser yang digunakan dan “selamat men-download”…semua serba gratis..tis…tis….tis..
Atau download disini: "forum dunia listrik/download"
POWER SYSTEM ANALYSIS
Introduction – 442 Kb
http://www.ziddu.com/download/3375093/Introduction.pdf.html
Appendix A - Matrix Methods.pdf – 239 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374553/AppendixA.MatrixMethods.pdf.html
Appendix B - Calculation of Line and Cable Constants.pdf – 399 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374555/AppendixB.CalculationofLineandCableConstants.pdf.html
Appendix C - Transformers and Reactors.pdf – 536 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374554/AppendixC.TransformersandReactors.pdf.html
Appendix D - Sparsity and Optimal Ordering.pdf – 330 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374556/AppendixD.SparsityandOptimalOrdering.pdf.html
Appendix E - Fourier Analysis.pdf – 385 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374552/AppendixE.FourierAnalysis.pdf.html
Appendix F - Appendix F. Limitation of Harmonics.pdf – 353 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374640/AppendixF.LimitationofHarmonics.pdf.html
Appendix G - Appendix G. Estimating Line Harmonics.pdf – 411 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374637/AppendixG.EstimatingLineHarmonics.pdf.html
Chapter 1 - Short-Circuit Currents and symmetrical components.pdf – 565 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374636/ter1.Short-CircuitCurrentsandsymmetricalcomponents.pdf.html
Chapter 2 - Unsymmetrical Fault Calculations.pdf – 508 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374639/chapter2.UnsymmetricalFaultCalculations.pdf.html
Chapter 3 - Matrix Methods for Network Solutions.pdf – 538 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374638/chapter3.MatrixMethodsforNetworkSolutions.pdf.html
Chapter 4 - Current Interruption in AC Networks.pdf – 482 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374863/chapter4.CurrentInterruptioninACNetworks.pdf.html
Chapter 5 - Application and Ratings of Circuit Breakers and fuses.pdf – 512 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374865/er5.ApplicationandRatingsofCircuitBreakersandfuses.pdf.html
Chapter 6 - Short-Circuit of Synchronous and Induction Machines.pdf – 536 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374861/er6.Short-CircuitofSynchronousandInductionMachines.pdf.html
Chapter 7 - Short-Circuit Calculations According to ANSI Standards.pdf – 654 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374864/.Short-CircuitCalculationsAccordingtoANSIStandards.pdf.html
Chapter 8 - Short-Circuit Calculations According to IEC Standards.pdf – 514 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374862/8.Short-CircuitCalculationsAccordingtoIECStandards.pdf.html
Chapter 9 - Calculations of Short-Circuit Currents in DC systems.pdf – 464 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374919/er9.CalculationsofShort-CircuitCurrentsinDCsystems.pdf.html
Chapter 10 - Load Flow Over Power Transmission Lines.pdf – 484 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374921/chapter10.LoadFlowOverPowerTransmissionLines.pdf.html
Chapter 11 - Load Flow Methods Part I.pdf – 486 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374920/chapter11.LoadFlowMethodsPartI.pdf.html
Chapter 12 - Load Flow Methods Part II.pdf - 559 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374917/chapter12.LoadFlowMethodsPartII.pdf.html
Chapter 13 - Reactive Power Flow and Control.pdf – 652 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374918/chapter13.ReactivePowerFlowandControl.pdf.html
Chapter 14 - Three-Phase and Distribution System Load Flow.pdf – 454 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374999/chapter14.Three-PhaseandDistributionSystemLoadFlow.pdf.html
Chapter 15 - Optimization Techniques.pdf – 445 Kb
http://www.ziddu.com/download/3375000/chapter15.OptimizationTechniques.pdf.html
Chapter 16 - Optimal Power Flow.pdf – 471 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374998/chapter16.OptimalPowerFlow.pdf.html
Chapter 17 - Harmonics Generation.pdf – 590 Kb
http://www.ziddu.com/download/3375001/chapter17.HarmonicsGeneration.pdf.html
Chapter 18 - Effects of Harmonics.pdf – 424 Kb
http://www.ziddu.com/download/3374997/chapter18.EffectsofHarmonics.pdf.html
Chapter 19 - Harmonic Analysis.pdf – 566 Kb
http://www.ziddu.com/download/3375094/chapter19.HarmonicAnalysis.pdf.html
Chapter 20 - Harmonic Mitigation and Filters.pdf- 596 Kb
http://www.ziddu.com/download/3375095/chapter20.HarmonicMitigationandFilters.pdf.html
Semoga bermanfaat dan selamat men-download
Subscribe to:
Posts (Atom)