Sunday, February 3, 2013

Cara Cerdas Mengendarai Mobil Transmisi Matik (Bag.2)

Dengan kondisi jalan penuh kemacetan seperti sekarang, pilihan logis saat berkendara adalah menggunakan transmisi matik. Dengan bantuannya, Anda tak perlu repot menaik-turunkan posisi gigi. Cukup injak pedal gas dan rem, dan Anda bisa fokus ke jalan.

Meski begitu, Anda tidak bisa memperlakukannya seenaknya. Mekanisme dalam transmisi ini membutuhkan perlakuan yang bijaksana agar usia pakainya bisa bertahan lama. Selain itu, kehati-hatian memakai juga terkait kenyamanan dan keselamatan berkendara.


Hindari perilaku berikut saat kendarai mobil dengan transmisi matik:

Jangan langsung pindah dari D ke R
Sekali lagi, karena ingin cepat, Anda langsung memindahkan gigi dari D ke R saat ingin mundur. Padahal transmisi butuh waktu untuk membalikkan arah putaran ke mundur.

Tambah parah jika Anda melakukannya saat mobil masih berjalan. Di dalam, kerusakan bisa terjadi pada planetary gear dan one way clutch. Mekanisme penerus tenaga seperti as kopel atau as roda depan dapat ikut berkurang usia pakainya.

Masukkan dulu ke N, biarkan sejenak, lalu perlahan geser ke R. Biarkan beberapa saat hingga mesin benar-benar terhubung dengan transmisi. Biasa ditandai oleh entakan halus.

Jangan gunakan ponsel
Karena tangan kiri relatif santai bekerja, Anda lantas berasumsi bebas memakai telepon genggam. Ingat, kedua tangan dibutuhkan saat olah kemudi. Jangan membiasakan mengemudi hanya dengan satu tangan. Begitu harus manuver cepat atau di tempat sulit, tangan Anda tidak bisa bergerak cepat.

Selain itu tentu berkaitan dengan aspek keselamatan berkendara. Walau fokus pada tuas transmisi berkurang banyak, tetap saja Anda harus memperhatikan secara seksama kondisi jalan. Dan itu sulit dilakukan jika pikiran terbagi ke smartphone.

Cukup kickdown ketika menyalip
Karena ingin respons cepat, kita sering menurunkan posisi gigi saat menyalip. Tidak salah jika dilakukan sesekali. Menjadi masalah jika Anda lupa mengembalikan ke D. Tertahannya gigi di posisi lebih rendah memboroskan konsumsi BBM.

Karena dipaksakan, seringnya perpindahan gigi secara manual berefek pada longgarnya bearing yang berada pada main shaft. Kejadian ini ditandai dengan semakin lamanya perpindahan antara gigi yang ada.

Untuk amannya, cukup injak pedal gas lebih dalam atau kickdown saat menyalip, dan biarkan transmisi menurunkan sendiri posisi gigi sesuai kebutuhan. Hal ini mengurangi risiko rusaknya komponen transmisi.

Gunakan gigi rendah di jalan menurun
Jangan paksakan di D saat menuruni pegunungan seperti di Puncak. Jangan ragu untuk menurunkan posisi gigi satu step atau overdrive supaya mesin mendapatkan efek engine brake.

Jika turunannya lebih curam, Anda bisa menurunkannya satu posisi lagi. Atau bahkan di posisi gigi 1 kalau memang diharuskan. Upaya ini juga membantu kerja rem agar lebih ringan.

Segera kembalikan gigi ke posisi normal saat menemui jalan rata. Jika tidak, beban kopling akan semakin berat. Aplikasi katup pada transmisi matik konvensional dapat membuat per di balik aktuator piston bermasalah akibat tekanan berlebih.

Hal ini mengakibatkan perpindahan menjadi tidak nyaman atau mengentak. Jika sampai terjadi, terpaksa harus melakukan penggantian komponen. Perlakuan serupa dapat ditempuh pada jalan menanjak.

Jangan nafsu dengan mode Manual atau Sport
Karena memberi respons lebih cepat, Anda menjadi nafsu menggunakan mode ini. Padahal, jika dipakai terus pastinya akan memperboros konsumsi BBM. Dan jangan lupa, teknologi kopling yang digunakan tetaplah sama, yakni fluida yang terdapat jeda saat perpindahan gigi.

So, tetap perlakukan secara bijak saat mengemudi cepat. Perlakuan serupa juga wajib diterapkan pada transmisi CVT atau sabuk baja, dan kopling ganda.

No comments:

Post a Comment