Yusny Saby (Guru Besar IAIN Ar Raniry dan Mantan Ketua BRA Aceh ) : Hentikan Intimidasi & Teror Politik, Itu Bukan Prilaku Yang Baik Dalam Islam !
* Yusny Saby menyatakan, kalau proses lahirnya seorang pemimpin melalui teror dan intimidasi, maka proses tersebut tidak baik. “Kalau ada yang ancam bakar rumah atau intimidasi lain, maka yang dipilih itu bukan pemimpin, melainkan penjahat. Karena itu, teror politik serta politik itu harus dilawan, Jangan Takut akan kebenaran ” katanya.
BANDA ACEH - Para calon pemimpin, baik untuk posisi eksekutif maupun legislatif, diminta untuk tidak melakukan intimidasi politik dalam meraih jabatan, sebab agama melarang hal itu. “Masyarakat sebaiknya tidak memilih calon pemimpin yang melakukan pemaksaan,” kata Prof Dr Yusny Saby MA saat mengisi pengajian bersama komunitas Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Banda Aceh, Kamis (24/5).
Yusny Saby yang merupakan Guru Besar IAIN Ar-Raniry, malam itu menyampaikan materi tentang demokrasi dan kepemimpinan. Ia memaparkan beberapa praktik demokrasi di Timur Tengah dan Amerika. Ia contohkan, kalau di luar negeri, pemimpin yang menang dihormati oleh yang kalah. Tetapi yang terjadi di Indonesia, termasuk di Aceh, justru sebaliknya. Lawan politik dari pemimpin yang menang adalah calon pemimpin yang kalah. “Akibat dari hal ini, maka sering timbul istilah kalau sudah dilantik, maka bersiaplah dilantak,” tukas mantan ketua Badan Reitegrasi Aceh (BRA) ini.
Yusny Saby juga menyebutkan, pemimpin wajib dipatuhi saat ia berada di atas jalur yang sesuai hukum. Tetapi jika pemimpin salah, maka wajib diingatkan, sebab sebagaimana dinukilkan dalam sebuah hadis, jihad paling besar itu adalah mengingatkan pemimpin yang zalim.
Yusny berharap media massa juga berperan memberi penyadaran kepada masyarakat agar bisa selektif memilih pemimpin di masa mendatang.
* Yusny Saby menyatakan, kalau proses lahirnya seorang pemimpin melalui teror dan intimidasi, maka proses tersebut tidak baik. “Kalau ada yang ancam bakar rumah atau intimidasi lain, maka yang dipilih itu bukan pemimpin, melainkan penjahat. Karena itu, teror politik serta politik itu harus dilawan, Jangan Takut akan kebenaran ” katanya.
BANDA ACEH - Para calon pemimpin, baik untuk posisi eksekutif maupun legislatif, diminta untuk tidak melakukan intimidasi politik dalam meraih jabatan, sebab agama melarang hal itu. “Masyarakat sebaiknya tidak memilih calon pemimpin yang melakukan pemaksaan,” kata Prof Dr Yusny Saby MA saat mengisi pengajian bersama komunitas Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Banda Aceh, Kamis (24/5).
Yusny Saby yang merupakan Guru Besar IAIN Ar-Raniry, malam itu menyampaikan materi tentang demokrasi dan kepemimpinan. Ia memaparkan beberapa praktik demokrasi di Timur Tengah dan Amerika. Ia contohkan, kalau di luar negeri, pemimpin yang menang dihormati oleh yang kalah. Tetapi yang terjadi di Indonesia, termasuk di Aceh, justru sebaliknya. Lawan politik dari pemimpin yang menang adalah calon pemimpin yang kalah. “Akibat dari hal ini, maka sering timbul istilah kalau sudah dilantik, maka bersiaplah dilantak,” tukas mantan ketua Badan Reitegrasi Aceh (BRA) ini.
Yusny Saby juga menyebutkan, pemimpin wajib dipatuhi saat ia berada di atas jalur yang sesuai hukum. Tetapi jika pemimpin salah, maka wajib diingatkan, sebab sebagaimana dinukilkan dalam sebuah hadis, jihad paling besar itu adalah mengingatkan pemimpin yang zalim.
Yusny berharap media massa juga berperan memberi penyadaran kepada masyarakat agar bisa selektif memilih pemimpin di masa mendatang.
No comments:
Post a Comment