Monday, March 4, 2013

Resusitasi Bantuan Hidup Dasar

Yang dimaksud dengan pengertian resusitasi adalah mengandung arti harfiah “Menghidupkan Kembali” yang tentunya hal ini dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung berlanjut menjadi kematian biologis. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi henti nafas dan henti jantung Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan gabungan penyelamatan yang berupa tindakan pernapasan (bantuan napas) dengan kompresi dada eksternal. RJP digunakan ketika seorang korban mengalami henti jantung dan henti napas. Dan ini pada awalnya akan dilakukan bantuan hidup dasar terlebih dahulu.

Bahwa yang dimaksud dengan bantuan hidup dasar adalah usaha yang dilakukan untuk menjaga jalan nafas (airway) tetap terbuka, menunjang pernafasan dan sirkulasi dan tanpa menggunakan alat-alat bantu. Usaha ini harus dimulai dengan mengenali secara tepat keadaan tanda henti jantung atau henti nafas dan segera memberikan bantuan sirkulasi dan ventilasi.

Bantuan Hidup Dasar

Tujuan dari pemberian Bantuan Hidup Dasar ini adalah memberikan bantuan dengan cepat mempertahankan pasok oksigen ke otak, jantung dan alat-alat vital lainnya sambil menunggu pengobatan lanjutan. Pengalaman menunjukkan bahwa resusitasi jantung paru akan berhasil terutama pada keadaan 'henti jantung' yang disaksikan (witnessed) dimana resusitasi segera dilakukan oleh orang yang berada di sekitar korban.


Ketika akan memberikan bantuan dasar akan ini maka hal ini memerlukan tanda dari henti jantung yang berupa :
  • Kesadaran hilang (dalam 15 detik setelah henti jantung).
  • Tak teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang dewasa atau brakialis pada bayi).
  • Henti nafas atau mengap-megap (gasping).
  • Terlihat seperti mati (death like appearance)
  • Warna kulit pucat sampai kelabu.
  • Pupil dilatasi (setelah 45 detik). {Sunatrio DR, Resusitasi Jantung Paru, Editor Muchtaruddin Mansyur, IDI, Jakarta, hal : 193.}
Langkah-langkah yang diberikan dalam usaha kita memberikan bantuan hidup dasar ini. Langkah-langkah pemberian bantuan hidup dasar dan kita mengenalnya dengan istilah yang mudah diingat yaitu A-B-C dan bentuk ABC dalam resusitasi jantung paru tersebut adalah dengan :
  1. Airway. Berhasil tidaknya dalam memberikan resusitasi jantung paru bahwa yang dimaksud dengan resusitasi jantung paru ini berawal dari cepatnya dalam pemberian bantuan pembukaan jalan nafas. Cara mmebuka jalan nafas korban henti jantung ini adalah dengan segera menekuk kepala korban ke belakang sejauh mungkin, posisi terlentang kadang-kadang sudah cukup menolong karena sumbatan anatomis akibat lidah jatuh ke belakang dapat dihilangkan. Kepala harus dipertahankan dalam posisi ini.
  2. Breathing (Pernafasan). Dalam memberikan bantuan pernafasan ini bisa dilakukan dengan cara melakukan pernafasan mulut ke mulut penolong menggunakan satu tangan di belakang leher korban sebagai ganjalan agar kepala tetap tertarik ke belakang, tangan yang lain menutup hidung korban (dengan ibu jari dan telunjuk) sambil turut menekan dahi korban ke belakang. Penolong menghirup nafas dalam kemudian meniupkan udara ke dalam mulut korban dengan kuat. Ekspirasi korban adalah secara pasif, sambil diperhatikan gerakan dada waktu mengecil. Siklus ini diulang satu kali tiap lima detik selama pernafasan masih belum adekuat.
  3. Circulation (Sirkulasi Buatan). Sering disebut juga dengan Kompresi Jantung Luar. Henti jantung (cardiac arrest) ialah hentinya jantung dan peredaran darah secara tiba-tiba, pada seseorang yang tadinya tidak apa-apa dan hal ini merupakan keadaan darurat yang paling gawat.
Yang perlu diketahui dalam hal bantuan hidup dasar ini adalah yang akan kita bantu. Seseorang yang memerlukan bantuan semacam ini adalah benar-benar orang yang dalam keadaan bahaya bila tidak segera mendapatkan pertolongan. Bila terjadi nafas primer, jantung terus dapat memompa darah selama beberapa menit dan sisa O2 yang berada dalam paru darah akan terus beredar ke otak dan organ vital lain.

Penanganan dini pada korban dengan henti nafas atau sumbatan jalan nafas dapat mencegah henti jantung. Bila terjadi henti jantung primer, O2 tidak beredar dan O2 yang tersisa dalam organ vital akan habis dalam beberapa detik. Henti jantung dapat disertai dengan fenomena listrik berikut : fibrilasi fentrikular, takhikardia fentrikular, asistol ventrikular atau disosiasi elektromekanis.

Tindakan resusitasi meliputi posisi pembukaan jalan nafas buatan dan kompresi dada luar dilakukan kalau memang betul dibutuhkan. Ini ditentukan penilaian yang tepat. Setiap langkah ABC RJP dimulai dengan penentuan tidak ada respon, tidak ada nafas dan tidak ada nadi. Pada korban yang tiba- tiba kolaps, kesadaran harus segera ditentukan dengan tindakan goncangan atau teriak yang terdiri dari menggoncangkan korban dengan lembut dan memanggil keras.

No comments:

Post a Comment