KRISIS listrik di sebagian wilayah Sumatra, terutama Sumatra Barat (Sumbar) dan Riau, terus berlanjut. Hingga kini pasokan listrik ke wilayah itu defisit hingga 170 megawatt (MW). Sedangkan total kemampuan sumber daya listrik ke Sumbar dan Riau sekitar 100 Mw. Padahal kebutuhannya mencapai 270 MW. Selama ini kebutuhan listrik di Sumbar disuplai oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang sebesar 20 MW dari total kapasitas 314 MW. Adapun di Riau berasal dari PLTG Teluk Lembu sebesar 32 MW dan PLTG Riau Power sebesar 18 MW.
Anjloknya produksi listrik di kedua wilayah itu disebabkan kekeringan yang membuat PLTA tidak dapat beroperasi maksimal. Untuk mengatasi hal itu, PLN menyiapkan tiga Langkah untuk meminimalkan defisit listrik. "Kami menargetkan dapat menekan defisit dari 170 MW menjadi 60 MW," ujar Direktur Pembangkitan Jawa, Bali, dan Madura PLN Murtaqi Syamsudin, di Jakarta, kemarin. Langkahh pertama, PLN bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan pemerintah daerah (pemda) setempat membuat hujan buatan. Ini telah dilakukan dan sedang berjalan. "Kami harapkan dari hujan buatan ini paling tidak dapat menambah pasokan sekitar 30 MW. Memang tidak banyak," kata Murtaqi yang kini juga menjadi pelaksana tugas harian Direktur Luar Jawa Madura dan Bali PLN.
Langkah kedua, PLN akan mengupayakan agar PLTGU Teluk Lembu Riau yang selama ini belum beroperasi bisa segera aktif untuk menambah pasokan di sistem Sumatra 20 MW. PLTGU itu belum beroperasi karena terkendala pasokan gas. Untuk itu, PLN tengah melakukan negosiasi dengan Kalila Energi guna mendapatkan pasokan gas hingga 25 mmscfd. "Jadi satu turbin gas bisa dioperasikan," tuturnya. Langkah ketiga, PLN sedang berupaya mendapatkan transfer pasokan dari PLTU Labuan Angin 1 dan 2 di Sumatra Utara sebesar 60 MW dari kapasitas 200 MW yang dijadwalkan beroperasi pertengahan Agustus.
Sumber: Media Indonesia, 27 juli 2009
Berita Lainnya seputar pembangkitan di sumatera
Pembangkit Listrik Baru Dibangun di Sumatera Selatan
Konsorsium perusahaan negara dan swasta akan membangun dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap Banjarsari (2x100 megawatt) di Lahat dan Bangko Tengah (4x600 megawatt) di Muara enim. Kedua pembangkit tersebut untuk menambah pasokan listrik di Sumatera.
Direktur Utama PT Bukit Asam Sukrisno mengatakan, Pembangkit Mulut Tambang Banjarsari dibangun konsorsium PT Bukit Pembangkit Innovative dengan Bukit Asam (41 persne), PT Navigat Innovative Indonesia (39 persen) dan Pembangkit Jawa-Bali (20 persen). Total investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 239 juta . "Pengoperasian pembangkit butuh batu bara 1,15 juta ton per tahun," ujarnya pada saat menerima kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin (28/7).
Sedangkan Pembangkit Bangko dibangun konsorsium PT Bukit Asam, China Huandai Corp, PLN, PT Truba Manunggal Enginering Pekiraan. Total biaya diperkirakan sekitar US$ 3,70 miliar. Pengoperasian pembangkit membutuhkan batu bara 10-12 juta ton per tahun.
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta, hambatan dalam pembangunan kedua pembangkit tersebut segera dituntaskan. Menurut dia, pembangunan sarana transportasi batu bara sepanjang 307 kilometer segera direalisasikan.
Sumber: Tempo, 29 juli 2009
HaGe - http://dunia-listrik.blogspot.com
Ekonomi | Kebidanan | makalah | Literature | Otomotife | News | Midwife | Mobile | Phone Cell
Thursday, July 30, 2009
Listrik Prabayar Cegah Pembengkakan Biaya
DEPOK - Untuk mencegah pemakaian listrik berlebihan dan pembengkakan biaya, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kota Depok, Jawa Barat, mendorong masyarakat agar menggunakan LPB (Listrik Prabayar). Pelanggannya dapat mengetahui besaran pemakaian listriknya setiap hari dan mengurangi risiko kebocoran. "LPB juga dapat mengurangi kesalahan pencatatan meteran listrik karena sudah digitalisasi". Selain itu, menurut Humas PLN Kota Depok, Setiabudi, saat dihubungi Republika, Sabtu (25/7), untuk menggunakan LPB, pelanggan dikenakan biaya migrasi sebesar Rp 850 ribu. Biaya ini untuk mengganti meteran konvesional dengan yang digital.
Meteran digital akan berbunyi dan lampunya menyala apabila token (pulsa listrik) hampir habis. Token tersedia di loket-loket Payment Point Online Bank (PPOB) dengan besaran dari Rp 20 ribu hingga Rp 1 juta. "Pelanggan dapat mengecek pemakaian token dengan menggunakan kode, seperti cek pulsa di HP," ujar Setiabudi. Ia menjelaskan, sebenarnya program LPB diperkenalkan di Kota Depok sejak April 2009. "Setiap pelanggan yang ingin memasang instalasi listrik baru selalu kami tawarkan model LPB, atau petugas PLN yang di lapangan juga menyosialisasikan LPB ini," tuturnya.
Saat ini, telah terdapat 1.600 pelanggan LPB dari 5.000 perangkat meteran digital yang disediakan PLN Jawa Barat pada 2009. "Pelanggan PLN di Kota Depok mencapai 461 ribu, jadi ini baru sekitar 1,6 persen saja. Tapi, ke depan pelanggan LPB bertahap akan kita perbanyak," kata Setiabudi. Seluruh pelanggan yang masuk dalam UPJ (Unit Pelayanan Jaringan) Kota Depok meliputi Bojong, Cimanggis, Cibinong, dan Sawangan sudah dapat dilayani.
Sumber: Republika
HaGe - http://dunia-listrik.blogspot.com
Meteran digital akan berbunyi dan lampunya menyala apabila token (pulsa listrik) hampir habis. Token tersedia di loket-loket Payment Point Online Bank (PPOB) dengan besaran dari Rp 20 ribu hingga Rp 1 juta. "Pelanggan dapat mengecek pemakaian token dengan menggunakan kode, seperti cek pulsa di HP," ujar Setiabudi. Ia menjelaskan, sebenarnya program LPB diperkenalkan di Kota Depok sejak April 2009. "Setiap pelanggan yang ingin memasang instalasi listrik baru selalu kami tawarkan model LPB, atau petugas PLN yang di lapangan juga menyosialisasikan LPB ini," tuturnya.
Saat ini, telah terdapat 1.600 pelanggan LPB dari 5.000 perangkat meteran digital yang disediakan PLN Jawa Barat pada 2009. "Pelanggan PLN di Kota Depok mencapai 461 ribu, jadi ini baru sekitar 1,6 persen saja. Tapi, ke depan pelanggan LPB bertahap akan kita perbanyak," kata Setiabudi. Seluruh pelanggan yang masuk dalam UPJ (Unit Pelayanan Jaringan) Kota Depok meliputi Bojong, Cimanggis, Cibinong, dan Sawangan sudah dapat dilayani.
Sumber: Republika
HaGe - http://dunia-listrik.blogspot.com
Wednesday, July 29, 2009
Sistem Satuan dan Ukuran Standar Kelistrikan
Sistem Satuan
Pada awal perkembangan teknik pengukuran, dikenal dua sistem satuan yaitu sistem metrik (dipelopori Perancis sejak 1795) dan sistem CGS (centimeter-gram-second) yang dipelopori oleh Amerika Serikat dan Inggris (kedua Negara ini juga menggunakan sistem metrik untuk kepentingan internasional). Dan sejak tahun 1960 dikenalkan Sistem Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan internasional.
Ada enam besaran yang dinyatakan dalam sistem SI, yaitu:
tabel1. besaran dalam sistem SI.
Secara praktis besaran listrik yang sering digunakan adalah volt, amper, ohm, henry dsb. Kini sistem SI sudah membuat daftar besaran, satuan dan simbol dibidang kelistrikan dan kemagnetan yang berlaku internasional.
Tabel 2. Besaran dan simbol kelistrikan dalam sistem SI.
Ukuran Standar Kelistrikan
Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam peneraan alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran yang berhubungan dengan kelistrikan yang dibuat sebagai standart, yaitu standar amper, resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi, kemagnetan dan temperatur.
1. Standar ampere, menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang dialirkan pada dua konduktor didalam ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, diantara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 x 10-7 newton/m panjang.
2. Standar resistansi, menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1Ώ yang memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperature rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan temperatur atmospher.
3. Standar tegangan, ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruf H memiliki dua elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung electrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan. Tegangan electrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V.
4. Standar Kapasitansi, menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi (Farad).
5. Standar Induktansi, menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan diperoleh.
6. Standart temperature, menurut ketentuan SI, diukur dengan derajat Kelvin besaran derajat kelvin didasarkan pada tiga titik acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi air dan saat air mendidih. Air menjadi es sama dengan 0°Celsius = 273,16°Kelvin, air mendidih 100°C.
7. Standar luminasi cahaya, menurut ketentuan SI adalah Kandela yaitu yang diukur berdasarkan benda hitam seluas 1 m2 yang bersuhu hk lebur platina ( 1773 oC ) akan memancarkan cahaya dalam arah tegak lurus dengan kuat cahaya sebesar 6 x 105 kandela.
Semoga bermanfaat,
HaGe - http://dunia-listrik.blogspot.com
Pada awal perkembangan teknik pengukuran, dikenal dua sistem satuan yaitu sistem metrik (dipelopori Perancis sejak 1795) dan sistem CGS (centimeter-gram-second) yang dipelopori oleh Amerika Serikat dan Inggris (kedua Negara ini juga menggunakan sistem metrik untuk kepentingan internasional). Dan sejak tahun 1960 dikenalkan Sistem Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan internasional.
Ada enam besaran yang dinyatakan dalam sistem SI, yaitu:
tabel1. besaran dalam sistem SI.
Secara praktis besaran listrik yang sering digunakan adalah volt, amper, ohm, henry dsb. Kini sistem SI sudah membuat daftar besaran, satuan dan simbol dibidang kelistrikan dan kemagnetan yang berlaku internasional.
Tabel 2. Besaran dan simbol kelistrikan dalam sistem SI.
Ukuran Standar Kelistrikan
Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam peneraan alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran yang berhubungan dengan kelistrikan yang dibuat sebagai standart, yaitu standar amper, resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi, kemagnetan dan temperatur.
1. Standar ampere, menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang dialirkan pada dua konduktor didalam ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, diantara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 x 10-7 newton/m panjang.
2. Standar resistansi, menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1Ώ yang memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperature rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan temperatur atmospher.
3. Standar tegangan, ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruf H memiliki dua elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung electrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan. Tegangan electrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V.
4. Standar Kapasitansi, menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi (Farad).
5. Standar Induktansi, menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan diperoleh.
6. Standart temperature, menurut ketentuan SI, diukur dengan derajat Kelvin besaran derajat kelvin didasarkan pada tiga titik acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi air dan saat air mendidih. Air menjadi es sama dengan 0°Celsius = 273,16°Kelvin, air mendidih 100°C.
7. Standar luminasi cahaya, menurut ketentuan SI adalah Kandela yaitu yang diukur berdasarkan benda hitam seluas 1 m2 yang bersuhu hk lebur platina ( 1773 oC ) akan memancarkan cahaya dalam arah tegak lurus dengan kuat cahaya sebesar 6 x 105 kandela.
Semoga bermanfaat,
HaGe - http://dunia-listrik.blogspot.com
Monday, July 27, 2009
Relay Arus Lebih
Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya (I set).
Prinsip Kerja
Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh melewatinya disebut dengan setting.
Macam-macam karakteristik relay arus lebih :
a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)
b. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)
c. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)
Relay Waktu Seketika (Instantaneous relay)
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 – 20 ms). Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 1. Karakteristik Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay).
Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan relay arus lebih dengan karakteristik yang lain.
Relay arus lebih waktu tertentu (definite time relay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay, lihat gambar dibawah ini.
Gambar 2. Karakteristik Relay Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time Relay).
Relay arus lebih waktu terbalik
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :
• Standar invers
• Very inverse
• Extreemely inverse
Gambar 3. Karakteistik Relay Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse Relay).
Pengaman Pada Relay Arus Lebih
Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara lain:
•Pengamanan hubung singkat fasa. Relay mendeteksi arus fasa. Oleh karena itu, disebut pula “Relay fasa”. Karena pada relay tersebut dialiri oleh arus fasa, maka settingnya (Is) harus lebih besar dari arus beban maksimum. Ditetapkan Is = 1,2 x In (In = arus nominal peralatan terlemah).
•Pengamanan hubung tanah. Arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan lebih kecil dari arus beban, ini disebabkan karena salah satu atau dari kedua hal berikut:
Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup tinggi. Pentanahan netral sistemnya melalui impedansi/tahanan yang tinggi, atau bahkan tidak ditanahkan Dalam hal demikian, relay pengaman hubung singkat (relay fasa) tidak dapat mendeteksi gangguan tanah tersebut. Supaya relay sensitive terhadap gangguan tersebut dan tidak salah kerja oleh arus beban, maka relay dipasang tidak pada kawat fasa melainkan kawat netral pada sekunder trafo arusnya. Dengan demikian relay ini dialiri oleh arus netralnya, berdasarkan komponen simetrisnya arus netral adalah jumlah dari arus ketiga fasanya. Arus urutan nol dirangkaian primernya baru dapat mengalir jika terdapat jalan kembali melalui tanah (melalui kawat netral)
Gambar 4. Sambungan Relay GFR dan 2 OCR.
Untuk perhitungan dan kordinasi relay arus lebih dan hubung singkat, dapat dibaca artikel sebelumnya "disini"
semoga bermanfaat,
HaGe - http://dunia-listrik.blogspot.com
Prinsip Kerja
Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh melewatinya disebut dengan setting.
Macam-macam karakteristik relay arus lebih :
a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)
b. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)
c. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)
Relay Waktu Seketika (Instantaneous relay)
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 – 20 ms). Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 1. Karakteristik Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay).
Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan relay arus lebih dengan karakteristik yang lain.
Relay arus lebih waktu tertentu (definite time relay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay, lihat gambar dibawah ini.
Gambar 2. Karakteristik Relay Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time Relay).
Relay arus lebih waktu terbalik
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :
• Standar invers
• Very inverse
• Extreemely inverse
Gambar 3. Karakteistik Relay Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse Relay).
Pengaman Pada Relay Arus Lebih
Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara lain:
•Pengamanan hubung singkat fasa. Relay mendeteksi arus fasa. Oleh karena itu, disebut pula “Relay fasa”. Karena pada relay tersebut dialiri oleh arus fasa, maka settingnya (Is) harus lebih besar dari arus beban maksimum. Ditetapkan Is = 1,2 x In (In = arus nominal peralatan terlemah).
•Pengamanan hubung tanah. Arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan lebih kecil dari arus beban, ini disebabkan karena salah satu atau dari kedua hal berikut:
Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup tinggi. Pentanahan netral sistemnya melalui impedansi/tahanan yang tinggi, atau bahkan tidak ditanahkan Dalam hal demikian, relay pengaman hubung singkat (relay fasa) tidak dapat mendeteksi gangguan tanah tersebut. Supaya relay sensitive terhadap gangguan tersebut dan tidak salah kerja oleh arus beban, maka relay dipasang tidak pada kawat fasa melainkan kawat netral pada sekunder trafo arusnya. Dengan demikian relay ini dialiri oleh arus netralnya, berdasarkan komponen simetrisnya arus netral adalah jumlah dari arus ketiga fasanya. Arus urutan nol dirangkaian primernya baru dapat mengalir jika terdapat jalan kembali melalui tanah (melalui kawat netral)
Gambar 4. Sambungan Relay GFR dan 2 OCR.
Untuk perhitungan dan kordinasi relay arus lebih dan hubung singkat, dapat dibaca artikel sebelumnya "disini"
semoga bermanfaat,
HaGe - http://dunia-listrik.blogspot.com
Friday, July 17, 2009
Tutorial Analisa Sistem Daya
Berikut akan saya berikan link untuk mendapatkan tutorial seputar analisa sistem daya. Tutorial analisa sistem daya ini berisi tentang: system studies, wing and out-of-step consideration on transmission lines, dynamik solution, power system dynamics, load frequency control dan a transient stability constrained optimal power flow.
Daftar isi dan kapasitas file analisa sistem daya:
1. system studies - 1,22 MB
2. wing and out-of-step consideration on transmission lines - 661,3 kB
3. dynamik solution - 174,67kB
4. power system dynamics - 83,54 kB
5. load frequency control 1 - 399,34 kB
6. load frequency control 2 - 175,12 kB
7. a transient stability constrained optimal power flow - 54,33 kB
Silahkan mendownload tutorial diatas di: "Forum Dunia Listrik/Download/Handbook"
Artikel lain mengenai Analisa Sistem Daya, dapat anda baca dan download di "sini"
Semoga bermanfaat,
Daftar isi dan kapasitas file analisa sistem daya:
1. system studies - 1,22 MB
2. wing and out-of-step consideration on transmission lines - 661,3 kB
3. dynamik solution - 174,67kB
4. power system dynamics - 83,54 kB
5. load frequency control 1 - 399,34 kB
6. load frequency control 2 - 175,12 kB
7. a transient stability constrained optimal power flow - 54,33 kB
Silahkan mendownload tutorial diatas di: "Forum Dunia Listrik/Download/Handbook"
Artikel lain mengenai Analisa Sistem Daya, dapat anda baca dan download di "sini"
Semoga bermanfaat,
Tutorial Motor Listrik
Artikel kali ini akan memberikan anda link untuk mendownload tutorial seputar motor listrik, baik itu motor AC maupun motor DC.
Ada 3 file tutorial, yaitu:
1. Basic of AC Motor - 3,98 MB
2. Tutorial Motor Basics Lecture - 2,24 MB
3. motor Formulas - 19,50 kB
Daftar isi dari masing-masing artikel adalah sebagai berikut:
1. Basic of AC Motor
- Introduction
- AC Motors
- Force and Motionn
- AC Motor Construction
- Magnetism
- Electromagnetism
- Developing a Rotating Magnetic Field
- Rotor Rotation
- Motor Specifications
- NEMA Motor Characteristics
- Derating Factors
- AC Motors and AC Drives
- Matching Motors to the Load
- Motor Enclosures
- Mounting
- Siemens AC Induction Motors
- Review Answers
2. Tutorial Motor Basics Lecture
- Motors vs Engines
- Motors
- Magnetic Induction
- Operating Principle
- Motor Parts
- Enclosure
- Stator (Windings)
- Rotor
- Wound Rotor Motors
- Bearings
- Other Parts
- Motor Speed
- Synchronous Speed
- Rated Speed
- Motor Slip
- Torque
- Motor Power
- Calculating Horsepower
- Watt’s Law
- Electrical = Input
- Synchronous vs Induction Motors
- Single Phase Induction Motors
- Split Phase Motor
- Capacitor Run Motor (Permanent Split Capacitor or PSC)
- Synchronous Motor
- Universal Motor
3. Motor Formulas
- Estimated BHP from Amps and Volts
*) BHP = Break Horsepower
Silahkan untuk mendownload tutorial diatas di: "Forum Dunia Listrik/Download/Handbook"
Semoga bermanfaat,
Ada 3 file tutorial, yaitu:
1. Basic of AC Motor - 3,98 MB
2. Tutorial Motor Basics Lecture - 2,24 MB
3. motor Formulas - 19,50 kB
Daftar isi dari masing-masing artikel adalah sebagai berikut:
1. Basic of AC Motor
- Introduction
- AC Motors
- Force and Motionn
- AC Motor Construction
- Magnetism
- Electromagnetism
- Developing a Rotating Magnetic Field
- Rotor Rotation
- Motor Specifications
- NEMA Motor Characteristics
- Derating Factors
- AC Motors and AC Drives
- Matching Motors to the Load
- Motor Enclosures
- Mounting
- Siemens AC Induction Motors
- Review Answers
2. Tutorial Motor Basics Lecture
- Motors vs Engines
- Motors
- Magnetic Induction
- Operating Principle
- Motor Parts
- Enclosure
- Stator (Windings)
- Rotor
- Wound Rotor Motors
- Bearings
- Other Parts
- Motor Speed
- Synchronous Speed
- Rated Speed
- Motor Slip
- Torque
- Motor Power
- Calculating Horsepower
- Watt’s Law
- Electrical = Input
- Synchronous vs Induction Motors
- Single Phase Induction Motors
- Split Phase Motor
- Capacitor Run Motor (Permanent Split Capacitor or PSC)
- Synchronous Motor
- Universal Motor
3. Motor Formulas
- Estimated BHP from Amps and Volts
*) BHP = Break Horsepower
Silahkan untuk mendownload tutorial diatas di: "Forum Dunia Listrik/Download/Handbook"
Semoga bermanfaat,
energy-efficient electric motor selection handbook
This Energy-Efficient Electric Motor Selection Handbook shows you how to assess energy savings and cost effectiveness when making motor purchase decisions. The Handbook also discusses high-efficiency motor speed characteristics, performance under part-load conditions, and operation with an abnormal power supply.
The Handbook contains a discussion on the characteristics, economics, and benefits of standard versus high-efficiency motors in the 1 to 200 horsepower range. A motor performance database is supplied for use in identifying, evaluating, and purchasing energy-efficient motors and includes information on full and part load nominal efficiency and power factor as well as material on specific models and costs. Descriptions of how operating factors such as speed and design voltage effect performance are included. Typical operating conditions are also covered. Steps are outlined for launching a motor improvement program, which includes a worksheet to determine potential energy savings and the economic feasibility of an energy-efficient motor project.
Finally, the Handbook contains a motor test data sheet (Appendix A) and a list of Northwest motor manufacturers’ representatives (Appendix B).
Download this handbook for free in here “Forum dunia Listrik/download/Handbook” (format pdf, capacity: 1,47 MB)
Subscribe to:
Posts (Atom)