Kelainan struktur jantung yang menyebabkan adanya lubang pada sekat jantung atau lazim disebut jantung bocor termasuk dalam penyakit jantung bawaan yang banyak diderita anak-anak. RS Jantung Harapan Kita mencatat, dari 1.000 kelahiran terdapat 9 bayi yang menderita penyakit jantung bawaan (PJB).
Proses pembentukan jantung janin terjadi pada masa awal pembuahan (konsepsi), bahkan sebelum si ibu sadar dirinya tengah hamil. Formasi jantung ini telah sempurna pada akhir masa trimester pertama kehamilan.
Jantung manusia mulai membentuk struktur kantong tunggal pada minggu keempat kehamilan. Pada minggu kedelapan, kantong ini secara bertahap membesar. Sekat jantung (septum) tumbuh untuk memisahkan serambi (atrium) dan bilik (ventrikel) jantung di sisi kanan dan sisi kiri. Empat katup jantung terbentuk untuk mengatur aliran darah dari rongga-rongga jantung menuju paru dan tubuh.
Saat bayi masih di kandungan, aliran oksigen dan karbondioksida berlangsung melalui plasenta sehingga kelainan jantung pada saat itu tidak akan membawa masalah bagi bayi. Setelah bayi lahir dan tali plasenta dipotong, akan terlihat bila ada masalah pada jantung anak. Tanda pertama kelainan jantung adalah suara bising (murmur). Dokter dapat mengetahuinya lewat stetoskop. Namun, untuk memastikan penyebab bising tersebut, diperlukan rontgen jantung, EKG dan pemeriksaan penunjang lainnya. Tanda lainnya antara lain berupa detak jantung tidak normal (takikardia), nafas pendek, kesulitan menyusui (karena nafas yang pendek) dan gangguan pertumbuhan dan kulit yang membiru (cyanotic).
Pada kasus jantung bocor, sirkulasi darah kotor mengalir ke sirkulasi darah bersih sehingga bayi menjadi biru. Bila terlalu banyak darah kotor beredar ke sirkulasi darah bersih dan memasuki organ-organ penting seperti otak, maka bisa terjadi sesak napas, disertai kejang, bahkan kematian.
Ada dua jenis PJB, yaitu PJB biru (sianotik) dan PJB tidak biru (asianotik). PJB biru bisa dikenali dengan mudah yakni ujung-ujung kuku, bibir dan lidah berwarna biru. Sedangkan PJB tidak biru gejalanya tidak langsung terlihat.
Beberapa tanda penyakit jantung bocor pada anak juga juga dapat dilihat dari beberapa hal berikut :
Sianosis (di mana bibir, kulit, dan kuku menjadi berwarna biru pucat).
- Napas cepat dan sulit makan/minum.
- Penambahan berat badan yang buruk.
- Infeksi paru berulang.
- Tidak dapat berolahraga dengan baik.
Kelainan jantung bawaan perlu dideteksi sejak ini. Ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan rutin selama kehamilan terutama untuk mengetahui normal tidaknya detak jantung bayi. Orangtua juga perlu curiga jika anak mengalami gejala seperti mudah sakit, gampang capek dan badannya kurus.Kelainan jantung bawaan seperti ini memang seringkali terabaikan oleh orang tua karena memang keterbatasan akses informasi dan pengetahuan mengenai berbagai macam kelainan jantung
Kebanyakan kasus PJB memang harus menjalani operasi. Namun ada juga kasus kebocoran jantung yang bisa sembuh hanya dengan obat-obatan.
Kebanyakan kelainan jantung bawaan akan memerlukan pembedahan atau prosedur intervesional guna memperbaiki masalah yang ada. Sering kali anak-anak dengan penyakit jantung bawaan juga akan memerlukan pengobatan guna memperbaiki fungsi jantung.
Anak-anak dan dewasa yang memiliki masalah penyakit jantung bawaan harus diterapi oleh seorang kardiologis yang ahli dalam penyakit jantung jantung bawaan. Beberapa jenis penyakit bisa jadi memerlukan pendekatan sebuah tim (yang terdiri dari beberapa dokter dengan spesialisasi berbeda) seiring dengan pertumbuhan anak menjadi dewasa.
Untuk tindakan operasi, jika takut melakukan operasi jantung terbuka (open heart surgery), orangtua bisa memilih tindakan katerisasi dengan cara memasukkan kateter melalui lipatan paha untuk mencapai jantung. Di jantung akan diletakkan alat seperti payung untuk menutup kebocoran.
Terima kasih sahabat telah membaca artikel mengenai Tanda Awal Penyakit Jantung Bocor Pada Anak dan semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment